Jembatan penghubung antarkelurahan di Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara (Sulut) ambruk dan membuat 10 rumah warga di sekitar jembatan hanyut ke laut. Ambruknya jembatan dipicu abrasi air laut.
Peristiwa itu terjadi di Kompleks Kambiouw, wilayah Kelurahan Bitung, Kecamatan Amurang pada Rabu (15/6/2022) sekitar pukul 14.30 Wita. Warga yang berada di sekitar lokasi hanya pasrah melihat rumah-rumah itu hanyut ke laut.
Berikut ini 5 hal tentang abrasi pantai yang membuat jembatan ambruk dan 10 rumah hanyut seperti dirangkum detikcom:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Dipicu Abrasi Air Laut
Kapolres Minahasa Selatan AKBP C Bambang Harleyanto mengatakan ambruknya jembatan dipicu karena abrasi air laut. Abrasi air laut sepanjang 75 meter sehingga mengakibatkan bangunan di sekitar ikut terdampak.
"Terkait runtuhnya jembatan Bolivart akibat abrasi air laut sepanjang 75 meter mengakibatkan ada beberapa rumah dengan penginapan dan beberapa kafe yang turut menjadi korban terkait adanya abrasi air laut," ujarnya, saat ditemui di lokasi, Rabu (15/6).
Usai kejadian itu, Bambang mengatakan Forkopimda Minahasa Selatan telah merapatkan dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan. Termasuk membentuk tim gabungan untuk penanganan awal terhadap bencana ini.
"Kami sudah bentuk tim gabungan dan tim saat ini sedang bekerja dan kami sedang melaksanakan pendataan dan sedang menyiapkan untuk proses evakuasi warga di sekitar daerah bencana," bebernya.
2. Warga Ramai-ramai Saksikan Peristiwa Abrasi
Pantauan detikcom di lokasi abrasi air laut di Kompleks Kambiouw, wilayah Kelurahan Bitung, Kecamatan Amurang, Minahasa Selatan, Rabu (15/6), terlihat banyak warga yang berbondong-bondong menyaksikan peristiwa abrasi.
Tampak garis polisi sudah dipasang di sepanjang lokasi abrasi agar warga menjaga jarak aman. kemudian ada pula beberapa petugas yang berjaga di dekat garis polisi untuk memastikan warga tak coba-coba mendekati lokasi abrasi.
Selain itu, di lautan terlihat rumah warga yang mengapung akibat hanyut. Dilihat detikcom, sedikitnya ada 7 rumah yang mengapung. Sejauh ini belum ada laporan korban jiwa di lokasi.
Selanjutnya adapula perahu-perahu yang mendekati rumah hanyut dan mengapung. Sejumlah warga yang rumahnya hanyut tampak mencari barang-barang yang bisa diselamatkan.
3. Dua Kafe dan Tiga Penginapan Ikut Hanyut
Kapolres Minahasa Selatan AKBP C Bambang Harleyanto mengungkapkan, di antara bangunan yang hanyut ada 2 kafe dan 3 penginapan. Tempat usaha itu ikut terbawa air laut usai jembatan ambruk.
"Keseluruhan ada 10 rumah, untuk tempat penginapan ada 3 dan kafe ada 2 unit," ujar Kapolres Minahasa Selatan AKBP C Bambang Harleyanto kepada wartawan di lokasi, Rabu (15/6/2022).
Bambang mengatakan tim gabungan yang dibentuk Forkopimda Minahasa Selatan juga sedang melakukan pendataan korban jiwa. Tapi sejauh ini laporan korban jiwa nihil.
"Untuk sampai saat ini belum ada laporan (korban jiwa) dan kami masih melakukan pendataan," kata Bambang.
4. Warga Kehilangan Tempat Tinggal
Abrasi air laut sepanjang 75 meter di Kelurahan Bitung ini membuat warga kehilangan tempat tinggal akibat rumah-rumah mereka hanyut di laut.
"Jadi untuk sementara warga terdampak kami sedang upayakan dengan pemerintah daerah menyiapkan lokasi penampungan sementara, untuk sementara di balai desa," kata Kapolres Minahasa Selatan AKBP C Bambang Harleyanto.
Untuk itu, tim gabungan membuat posko bencana di lokasi. Hal ini untuk mempermudah koordinasi penanganan peristiwa abrasi tersebut.
"Kalau untuk pos saya bekerja sama BPBD maupun Basarnas kita laksanakan pembangunan pos tanggap darurat atau penanganan bencana. rencana kami akan bangun 2 pos," ujarnya.
5. Bayi 7 Bulan Nyaris Jadi Korban
Abrasi air laut menyisakan cerita tak biasa bagi Nonce Rumuat. Wanita itu berjuang menyelamatkan bayinya saat kondisi genting.
"Bayi saya 7 bulan," ujar Nonce kepada detikcom di lokasi abrasi di Kelurahan Bitung, Minahasa Selatan, Rabu (15/6).
Nonce saat kejadian itu sedang berusaha menidurkan bayinya. Namun situasi tiba-tiba berubah menjadi kepanikan akibat abrasi yang terjadi
"Sekitar jam 2 siang saya mau tidurkan anak. Saat itu saya mendengar ada bunyi suara jembatan yang jatuh ke laut," katanya.
"Ketika peristiwa itu saya langsung angkat (bayi saya) dan berlari ke luar. Waktu saya lihat sudah panik, takut lihat jembatan sudah ambruk, jalan sudah rusak. Panik," sambung Nonce.
Rumah Nonce pada akhirnya tidak ikut hanyut akibat abrasi. Namun rumahnya tinggal berjarak setengah meter dari pinggiran tanah yang terkikis akibat abrasi.
(asm/hmw)