Dokter Lois Owien meninggal dunia setelah mengidap kanker serviks. dr Lois sempat berjuang melawan penyakitnya enam bulan hingga dinyatakan meninggal di Kota Tarakan, Kalimantan Utara (kaltara).
"Karena kanker serviks," ujar anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Tarakan dr Ari Yusnita kepada detikcom, Selasa (7/6).
Kanker serviks yang diderita dr Lois terhitung sejak Desember 2021. Saat itu dang dokter tiba-tiba mengalami pendarahan.
"Sakit dari bulan 12 (sejak Desember 2021), iya awalnya tau-tau ada pendarahan," kata Yusnita.
Selama ini dokter Lois kerap pulang pergi ke Jakarta. Sang dokter berjuang keras untuk menyembuhkan penyakit yang ia derita.
"Katanya sudah berobat ke Jakarta, bolak-balik Tarakan," sebut Ketua IDI Tarakan dr Sigit Prastyanto dalam wawancara terpisah sebelumnya, Senin (6/6).
Sigit mengatakan dr Lois seharusnya hendak dibawa berobat lagi ke Jakarta pada Selasa (7/6). Tapi Lois tiba-tiba mengalami drop hingga meninggal dunia di rumahnya di Kota Tarakan, sekitar pukul 12.00 Wita, Senin (6/6).
"Sebenarnya mau berobat juga ke Jakarta, besok berangkat. Besok berobat, tau-tau drop tidak sempat dibawa ke rumah sakit," kata Sigit.
IDI Turut Berduka
Sebagai ketua IDI Tarakan, Sigit mengatakan pihaknya ikut berduka cita soal meninggalnya dokter Lois. Walau bagaimanapun dr Lois pernah menjadi bagian keluarga besar IDI Tarakan.
"IDI berbelasungkawa, (dr Lois) pernah menjadi anggota walaupun sudah keluar," ujar Sigit.
dr Lois resmi terdaftar sebagai anggota IDI Tarakan pada 2009 silam kemudian sudah tak aktif lagi sejak 2012. Lois kemudian benar-benar keluar dari IDI sejak surat tanda registrasi (STR) miliknya resmi tak berlaku pada 2017.
"Memang terdaftar sebagai anggota IDI Tarakan itu terakhir 2017, setelah itu keluar sudah ke Jakarta infonya," tutur Sigit.
Kendati demikian Sigit memastikan hubungan IDI Tarakan dan Lois tetap terjaga. Silaturahmi itu tetap terjalin.
"Silaturahmi tetap kita itu siapapun orangnya, walaupun sudah keluar. Karena menjadi anggota IDI kan tidak wajib lah gitu, kalau silaturahmi antardokter dengan keluarganya sudah sering," kata Sigit.