Ketua DPD Demokrat Sulsel Ni'matullah (Ulla) blak-blakan menceritakan momen dirinya berbicara 4 mata dengan Ilham Arief Sirajuddin (IAS). Ulla saat itu mengaku meminta IAS agar berpikir matang sebelum maju bertarung di Musda Demokrat Sulsel.
"Saya sampaikan 'Pak IAS saya ini adek ta. Kita (Anda) ketua DPD (Demokrat Sulsel) 6 tahun yang lalu. Baik umur maupun senioritas di partai, saya ini adek ta. Kalau saya kalah, orang akan menganggap biasa. Sekarang kita pikir bagaimana kalau saya kalah ki," cerita Ulla kepada detikSulsel saat ditemui di ruang kerjanya di Gedung DPRD Sulsel, Jumat (3/6/2022).
Ulla mengungkapkan pertemuan tersebut dilakukan 4 bulan sebelum keduanya bersaing di Musda. Mereka bertemu di Cafe Pelangi, Lantai 2, Jalan Botolempangan, Makassar. Politikus Demokrat Sulsel Selle KS Dalle yang mengatur pertemuan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ulla saat itu sudah memberikan saran agar IAS fokus saja untuk maju sebagai calon gubernur (Cagub) Sulsel 2024. Ulla mengaku siap mendukung IAS di Pilgub nanti.
"Atau begini, persiapkan diri ta calon gubernur (Sulsel), karena saya ini belum punya rencana itu (maju Pilgub Sulsel), biar saya yang urus partai," bebernya.
"Waduh tidak bisa Ulla. Lebih kuat posisiku kalau saya ketua partai baru maju gubernur," sambung Ulla meniru pernyataan IAS saat itu.
Untuk mundur sebagai kandidat ketua Demokrat, Ulla mengaku tidak mungkin dia lakukan. Hal tersebut dinilainya akan merusak reputasinya bila tiba-tiba batal maju di Musda. Apalagi dia saat itu menjabat sebagai petahana.
"Kalau saya berhenti di tengah jalan, satu ji pikirannya orang. 'Berapa itu dibayarkan ki Ulla sama pak IAS'. Itukan menghancurkan kredibilitas dan reputasi saya," katanya.
Akhirnya, pertemuan 4 mata itu tidak menghasilkan kesepakatan. Keduanya memutuskan untuk tetap maju pada Musda Demokrat yang digelar Desember 2021 lalu.
"Begini saja Pak IAS. Bikin Musda ini kondusif, serahkan saja ke DPP. Kita catat ya, siapa pun yang dipilih DPP termasuk bukan saya, saya tidak akan ribut. Saya sampaikan memang di depan," kata Ulla saat itu kepada IAS.
Ulla Fokus Jaga Dukungan 5 DPC
Keduanya kemudian resmi bertarung di Musda Demokrat. Berdasarkan ketentuan AD/ART dan pedoman organisasi, keduanya wajib memenuhi syarat dukungan minimal 20 % untuk bisa maju bersaing di Musda.
"Saya saat itu fokus menjaga minimal 5 dukungan DPC. Itu saja. Makassar, Bone, Enrekang, Selayar dan Luwu Timur. Saya tidak cawe-cawe mencari dukungan banyak," bebernya.
Saat verifikasi dukungan DPC, IAS mendapat dukungan 16 DPC. Sedangkan Ulla 8 DPC ditambah 1 suara DPD. Sementara 1 suara DPP Demokrat abstain. Ulla menyebut dengan dukungan 5 DPC saja sudah cukup untuk memenuhi syarat minimal 20 % untuk maju.
"Makanya saat ribut-ribut saya tidak mendapatkan dukungan terbanyak dan LPJ saya ditolak, itu kan tidak diatur di AD/ART dan PO. Saya mending fokus mempersiapkan diri untuk fit and proper test. Yang diatur itu hanya syarat minimal maju itu dapat dukungan 20 %," jelasnya.
Tim 3 DPP yang melakukan uji kelayakan dan kepatutan itu dipimpin Ketum DPP Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono didampingi Sekjend Teuku Riefky Harsya, dan Kepala BP OKK Herman Khaeron.
"(Fit and proper test) Itu yang saya fokus, saya tidak fokus mobilisasi (dukungan DPC). Saya kumpulkan tim menyusun visi misi dan program kerja ke depan. Saya punya visi misi dan program kerja itu 26 halaman," ungkap Ulla.
Diakui Ulla, tahapan ini sangat penting. Sebab DPP bakal mengetahui kondisi partai di daerah saat ini, dan rencana kerja dalam memimpin partai Demokrat di Sulsel ke depan.
Ulla menduga, salah satu alasan DPP Demokrat lebih memilih dirinya sebab visi misi yang dia sampaikan realistis. Kemudian juga sesuai dengan kebutuhan partai di Sulsel.
"Apapun yang tim 3 (Ketum, Sekjend, BPOKK) putuskan, bagi saya itu yang terbaik. Saya janji kalau tim 3 tidak memilih saya, saya akan ikhlas dan tidak bikin ribut. Karena saya terlalu mencintai partai ini," kata Ulla saat mengakhiri pemaparan visi misinya saat fit and proper test di hadapan tim 3 DPP.
DPP Demokrat Sempat Minta Ulla-IAS Kompromi
Tingginya tensi persaingan di Musda Demokrat Sulsel kemudian jadi atensi DPP. Sebelum resmi menetapkan Ulla sebagai Ketua terpilih, DPP sempat memanggil Ulla-IAS untuk dalam suatu pertemuan khusus.
DPP Demokrat diwakili Sekjend Teuku Riefky Harsya, Kepala BPOKK Herman Khaeron. Dua kandidat yang bertarung di Musda, Ulla dan IAS hadir memenuhi panggilan.
Dalam pertemuan itu, Ulla dan IAS sempat diminta kompromi. Keduanya diberikan waktu beberapa menit untuk bicara 4 mata.
"Jadi saya disuruh bicara berdua sama Pak IAS. Selesai bicara, Sekjend bilang, 'jadi betul yah tidak ada masalah dengan Pak IAS. Kalau begitu saya telepon Ketum (AHY)'," urai Ulla.
Sekjend Teuku Riefky Harsya dan Kepala BPOKK Herman Khaeron usai menelpon AHY kemudian menyampaikan tim 3 DPP sudah putuskan untuk memilih kembali Ulla menjabat Ketua DPD Demokrat Sulsel. Salah satu alasannya karena Ulla berani di barisan terdepan dalam menentang Kongres Luar Biasa (KLB) partai Demokrat kubu Moeldoko.
"Sesungguhnya ada perannya Pak Ulla kemarin, ketika partai eksistensi dan wibawanya itu terperosok jauh karena KLB. Pak Ulla ini memimpin 34 DPD melawan Moeldoko. Peran seperti itu, jasa seperti itu tidak mungkin kami lupakan. Terutama Pak AHY," ungkap Ulla meniru pernyataan Sekjend saat itu.
IAS Diberi Pilihan Jadi Pengurus DPP atau Maju Pilgub Sulsel
Saat pertemuan khusus tersebut, DPP Demokrat yang sudah memastikan memilih kembali Ulla kemudian menawarkan opsi kepada IAS. Mau menjabat di DPP atau tetap akan fokus bekerja di Sulsel.
"Saat itu pak IAS ditawari masuk DPP karena memang ada rencana perubahan kabinet. Hanya 5 posisi yang tentu tidak boleh pak IAS ganti yaitu Ketum, Sekjend, Bendum, Kepala BPOKK, dan Kepala Bappilu. Di luar itu silakan," ungkap Ulla menirukan usulan Sekjend Teuku Riefky kepada IAS.
Selain itu, DPP Demokrat juga menawarkan opsi bila IAS ingin tetap ingin di Sulsel, DPP menjanjikan IAS jabatan terhormat di DPD Sulsel. Juga siap mendukung impian IAS untuk maju di Pilgub Sulsel.
"Ditawarkan begitu ke Pak IAS. Namun saat itu pak IAS menyebut belum bisa memutuskan sebelum menyampaikan ke keluarganya. Jadi memang Demokrat sudah menawarkan banyak ruang untuk Pak IAS," beber Ulla.