IAS Masuk Golkar, NH Sang Sahabat Menyambut-Taufan Pawe Tak Hadir

IAS Masuk Golkar, NH Sang Sahabat Menyambut-Taufan Pawe Tak Hadir

Fathul Khair - detikSulsel
Senin, 30 Mei 2022 09:00 WIB
Nurdin Halid kukuhkan Ilham Arief Sirajuddin (IAS) jadi kader Golkar. (Fathul/detikSulsel)
Foto: Nurdin Halid kukuhkan Ilham Arief Sirajuddin (IAS) jadi kader Golkar. (Fathul/detikSulsel)
Makassar -

Politisi senior Ilham Arief Sirajuddin (IAS) resmi hengkang dari Demokrat dan memilih bergabung dengan Partai Golkar. Sang sahabat yang juga Waketum DPP Partai Golkar Nurdin Halid (NH) menyambutnya dan mengukuhkannya menjadi kader Golkar, namun Ketua DPD Golkar Sulsel Taufan Pawe tak hadir di acara tersebut.

Dalam acara halalbihalal kader Golkar dan relawan Airlangga Hartarto, NH menyerahkan jas-nya, sebagai simbol bergabungnya IAS dengan partai beringin. Acara itu digelar di Hotel Four Points by Sheraton Makassar, Minggu (29/5/2022).

"Dengan jas ini saya pasangkan, itu adalah simbol (IAS) resmi gabung Partai Golkar," kata Nurdin Halid sebelum mengenakan jas Golkar ke IAS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diakui NH, dirinya dan jas kuning itu menyimpan banyak kenangan. Namun kata dia, akan lebih berkesan jika dipakai oleh sahabatnya, Ilham Arief Sirajuddin.

"Sekalipun punya sejarah dengan saya, tapi lebih bermakna ketika saya serahkan kepada adinda saya, IAS alias Aco. Dengan baju ini, simbol persahabatan NH-IAS sepanjang masa. Dengan baju ini, NH di hati IAS, IAS di hati NH," ujar NH dengan mata berkaca-kaca.

ADVERTISEMENT

Bergabungnya IAS dengan partai Golkar, disambut riuh kader yang hadir. Mereka datang dengan memakai kaos bertuliskan 'IAS is Back 2024'.

Ketua Golkar Sulsel Taufan Pawe Tidak Hadir Saat IAS Dikukuhkan

Pengukuhan IAS sebagai kader Golkar tampak tak dihadiri Ketua DPD I Partai Golkar, Taufan Pawe. Begitu juga dengan pengurus Golkar Sulsel yang lain.

Yang terlihat hanya Bendahara DPD Golkar Sulsel sekaligus Ketua DPRD Sulsel Andi Ina Kartika Sari.

Nurdin Halid sempat menyinggung ketidakhadiran TP saat pengukuhan IAS menjadi kader. Waketum DPP Golkat tersebut meminta maaf dan menyebut alasan tidak hadirnya TP sebagai hal teknis.

"Saya mohon maaf kalau panitia, ada kader Golkar yang berbudi pekerti, berhati baik, (tapi) tidak mendapat undangan, mohon maaf yang sebesar-besarnya. Itu hal teknis, bukan hal yang luar biasa," kata Nurdin usai acara.

NH menuturkan persoalan ketidakhadiran tidak perlu dibesar-besarkan. Dia juga mengaku biasa tidak diundang di acara-acara Golkar, sehingga ini dianggapnya sesuatu yang biasa.

"Saya juga biasa tidak diundang, sekalipun wakil ketua umum, tidak baper (bawa perasaan)," sebut dia.

Sementara, Taufan Pawe saat ditemui sehari sebelumnya di acara pelantikan pengurus Partai Demokrat Sulsel memang mengaku tidak akan hadir di acara itu. Alasannya, dia tidak menerima undangan.

"Saya tidak diundang. Tidak dilibatkan. Tidak ada (undangan)," kata Taufan Pawe usai menghadiri pelantikan pengurus DPD Demokrat Sulsel, Sabtu (28/5).

Namun bila dirinya tidak hadir, bukan berarti dia menolak IAS bergabung dengan Golkar. Malah Taufan Pawe bercerita, dirinya sempat bertemu dengan mantan Wali Kota Makassar itu agar mau pindah partai.

"Kalau dilihat rekam jejak digital, yang paling pertama menemui IAS siapa? Sebelum ada keputusan dari DPP Demokrat, saya sudah bersilaturahmi ke beliau. Apa makna silaturahmi itu, saya memang sudah membayangkan, bahwa tidak mungkin menang dua-duanya, antara Ni'matullah dengan IAS. Pasti ada yang gugur," tegas Taufan.

Bahkan Taufan mengaku, komunikasinya dengan IAS selama ini berjalan baik. Saat berinteraksi itulah, sudah pernah disinggung soal niat IAS gabung Golkar.

"Interaksi kami mengarah ke sana (gabung Golkar) memang. (Soal kapan bergabung) Itu nanti kita liat," tukasnya.

IAS Hengkang ke Golkar Usai Menang Musda Namun Tak Dipilih DPP Demokrat

IAS menjadi salah satu kandidat di Musda Demokrat Sulsel yang digelar pada Desember 2021 lalu. Saat musda, IAS mendapat dukungan 16 DPC sementara Ketua DPD Demokrat Sulsel Ni'matullah yang baru dilantik AHY hanya mendapat dukungan 8 DPC.

Keduanya dianggap memenuhi syarat untuk mengikuti tahapan berikutnya di DPP. Proses pemilihan di DPP dilakukan Tim 3. Tim ini dipimpin Ketua Umum DPP Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) didampingi Sekjend Teuku Riefky Harsya, dan Kepala BPOKK Herman Khaeron.

Namun sesuai keputusan Tim 3 yang dipimpin AHY, Ni'matullah ditunjuk kembali menjadi Ketua DPD Demokrat Sulsel. Akibatnya, IAS yang menang dukungan di Musda kecewa dan hengkang ke Partai Golkar.

"Insyallah jika tidak ada halangan pada 29 Mei 2022, saya memutuskan bergabung dengan Partai Golongan Karya (Golkar). Keputusan ini bukanlah keputusan tba-tiba tetapi melalui perenungan panjang," ungkap IAS dalam pernyataan yang diterima detikSulsel, Jumat (27/5).

IAS merasa keberadaannya di Partai Demokrat sudah tidak diinginkan lagi oleh elite DPP Demokrat. Sehingga membuatnya mantap untuk pindah ke partai Golkar,

"Saya tidak bisa membayangkan, jika harus tetap berada satu organisasi, dimana para petingginya di pusat, saya pahami sudah tidak menginginkan saya. Apalagi setelah keputusan penunjukan (Ni'matullah), tidak ada upaya rekonsiliasi yang terlihat di segala tingkatan," urai IAS.

Termasuk IAS merasa, keinginannya untuk mengabdi di partai tidak lagi diberi ruang.

"Saya membutuhkan organisasi dimana saya dan cita-cita saya mengabdi di kancah lebih besar, bisa lebih dihargai," ungkap IAS.




(tau/nvl)

Hide Ads