"Pertama, saya membutuhkan organisasi dimana saya dan cita-cita saya mengabdi di kancah lebih besar, bisa lebih dihargai," ujar IAS dalam keterangannya kepada detikSulsel, Jumat (27/5/2022).
IAS menilai aneh keputusan DPP Demokrat yang memutuskan memilih Ni'matullah sebagai Ketua DPD Demokrat Sulsel padahal hanya mendapat dukungan 8 DPC saat Musda Demokrat Sulsel pada Desember 2021 lalu. Padahal IAS mendapat dukungan mayoritas karena ada dukungan 16 DPC namun tak diberi kepercayaan oleh DPP.
"Sesungguhnya saya seperti pejuang, yang dipaksa menelan ludah sendiri. Ibarat bertarung membawa sekeranjang air," katanya.
Aco sapaan akrab IAS melanjutkan, alasan lainnya yang membuatnya hengkang dari Demokrat ialah, dia merasa keberadaannya di Partai Demokrat sudah tidak diinginkan lagi oleh elite DPP Demokrat.
"Saya tidak bisa membayangkan, jika harus tetap berada satu organisasi, di mana para petingginya di Pusat, saya pahami sudah tidak menginginkan saya. Apalagi setelah keputusan penunjukan (Ni'matullah), tidak ada upaya rekonsiliasi yang terlihat di segala tingkatan," beber IAS.
Selain itu, keputusan DPP yang memilih Ni'matullah sebagai Ketua DPD Demokrat Sulsel juga menjadi salah satu faktor yang membuat IAS untuk bulat memutuskan meninggalkan Demokrat dan pindah ke Golkar.
"Saya memahami aturan tentang ketua terpilih, yang pada akhirnya ditentukan tim 3 (Ketum, Sekjen, BP OKK). Tapi perlu penjelasan rasional, yang sampai saat ini tidak pernah kita dapatkan dengan sempurna," katanya.
"Jika saya digagalkan DPP karena pernah tersandung kasus hukum, bukankah kondisi serupa juga dialami oleh ketua terpilih pada Musda Sulawesi Selatan. Ini menandakan, Dewan Pimpinan Pusat (Demokrat) memiliki standar ganda," jelasnya.
Secara resmi, IAS akan bergabung dengan Golkar pada Minggu (29/5/2022) besok. IAS akan dikukuhkan di acara khusus Golkar. Hengkangnya AHY ke Golkar dibenarkan DPD I Golkar Sulsel.
"Iya, (IAS) resmi gabung Golkar," ungkap Jubir Golkar Sulsel Zulham Arief, Jumat (27/5).
Keputusan IAS tinggalkan Demokrat diketahui membuat DPP Demokrat terkejut. Ini lantaran IAS disebut dipersiapkan Demokrat bertarung di pilkada 2024 sebagai cagub Sulsel.
"Kami agak sedikit terkejut dengan perpindahan Pak Ilham Arief Sirajuddin (IAS) atau Pak Aco ke Partai Golkar, karena menurut kami Pak IAS adalah salah satu kader utama yang ada di Sulawesi Selatan," ujar Ketua Bappilu DPP Partai Demokrat Andi Arief kepada detikSulsel, Jumat (27/5).
Andi Arief mengungkapkan, keputusan DPP sebenarnya cukup adil, dimana IAS dipersiapkan untuk Cagub Sulsel 2024 dan Ni'matullah diberi kesempatan memimpin kembali DPD Demokrat Sulsel.
"Saya kira sudah cukup adil, dimana diputuskan bahwa untuk ketua DPD adalah saudara Ni'matullah yang juga merupakan ketua sebelumnya, sedangkan Pak Ilham Arief Sirajuddin sendiri merupakan kader yang sebetulnya kami siapkan untuk salah satu calon gubernur di Sulawesi Selatan," tukasnya.
(tau/ata)