Maraknya praktik calo membuat Pelabuhan Bajoe, Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) menjadi sorotan sejumlah pihak. Di antaranya Pelabuhan Bajoe juga disorot karena mempunyai banyak pungutan biaya namun tidak disertai pelayanan yang baik.
"Beberapa kali kita keluarkan biaya. Mulai dari tiket, mobil kopelri untuk angkutan barang Rp 10 ribu per penumpang. Jadi, e-tiket ini sebenarnya untuk apa," kata AN kepada detikSulsel, Sabtu (28/5/2022).
AN kemudian menceritakan pengalamannya saat ingin menyeberang ke Kolaka bersama keluarganya saat momen mudik lebaran yang lalu. Dia mengaku ada banyak kejanggalan karena setelah membeli tiket, dia juga diminta membayar untuk barang bawaan, termasuk membayar lagi untuk sewa tikar di kapal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya kira kopelri (mobil angkutan di pelabuhan) milik kapal, berarti kalau sudah beli tiket sisa diantar ke kapal. Tapi ini tidak, dikenakan biaya kalau barang saja Rp 10 ribu per potong, kalau penumpangnya naik digratiskan barangnya. Kalau tidak naik kopelri jalan kaki lebih 200 meter ke kapal," tambahnya.
"Pihak pelabuhan harusnya kasih fasilitas kepada penumpang. Terlalu jauh jalan kaki. Saya gendong anakku, istriku hamil, dan ada orang tua, lebih banyak barang," sambungnya.
AN menambahkan pungutan biaya juga berlanjut saat berada di kapal yang mana koran dijual untuk alas atau tikar disewakan. Kemudian jika penumpang ingin mendapatkan tempat yang ada kursinya maka dikenakan biaya per kursi Rp 30 ribu, kalau pakai kasur Rp 150 ribu, kalau ambil kamar Rp 350 ribu.
"E-tiket untuk apakah, apa hanya fasilitas di dek kapal saja didapat, karena semuanya di kapal harus bayar. Mending tidak usah beli e-tiket, cocok kayak yang dilakukan buruh (calo) dia uruskan ki semua. Lebih simpel itu," bebernya
AN juga menyoroti Pelabuhan Bajoe yang juga belum ramah terhadap kaum disabilitas. Tidak ada akses untuk disabilitas.
"Masa kalau orang disabilitas jalan kaki dari pintu zona c ke kapal yang jaraknya lebih 200 meter," ucapnya.
AN kemudian membandingkan bahwa pelayanan di Pelabuhan Kolaka, Sulawasi Tenggara (Sultra) jauh lebih bagus. Penumpang dijemput sampai di kapal.
"Kalau dari Kolaka bagus, menjemput orang sampai di kapal. Kalau sudah beli tiket sisa lamgsung naik ke kapal, tidak terlalu rempong urusan," kata AN.
"Tidak sama di Bajoe. Ini masukan untuk Pelabuhan Bajoe sebaiknya kalau sudah beli tiket, sampai di kapal tidak ada lagi biaya-biaya tambahan," jelasnya.
(hmw/nvl)