Akses jembatan reyot di Desa Sarapeang dan kelurahan Rembon, Kecamatan Rembon Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel) kini ditutup warga dan aparat TNI. Penutupan akses itu dilakukan sampai ada iktikad baik dari pemerintah daerah untuk memperbaiki jembatan.
"Kami koordinasi dengan pemerintah desa setempat, setelah kami cek ke lokasi memang sudah tidak layak. Makanya kami ambil tindakan untuk palang akses, mulai besok tidak bisa lagi dilalui pelajar maupun masyarakat karena ini terlalu berbahaya," kata Danramil 09 Saluputti, Letnan II Inf Marthen TM kepada detikSulsel, Jumat (27/5/2022).
Kondisi jembatan tersebut memang tidak aman bagi warga yang melintas. Pasalnya, jembatan beralas kayu itu telah lapuk dan beberapa bagiannya terbongkar. Beberapa tali jembatan juga sudah hampir putus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal, tepat di bawah jembatan, terdapat aliran sungai yang cukup deras. Tinggi jembatan dengan aliran sungai diperkirakan 10 meter.
Kepala desa Sarapeang, Herianto Talondong mengungkapkan setelah akses jembatan ditutup, warga diharapkan mencari akses lain. Salah satunya dengan memutar melalui jalan lingkungan Kokkang atau jalan poros Toraja dengan Kabupaten Pinrang.
"Kalau lewat jembatan memang cuma setengah kilo (km) jaraknya tapi kalau keliling sekitar 2 sampai 3 km. Tapi mau bagaimana lagi," ungkapnya.
Herianto juga mengharapkan, dengan ditutupnya akses tersebut Pemda Tana Toraja segera melakukan perbaikan atau pembangunan jembatan. Pasalnya, akses tersebut sangat dibutuhkan masyarakat di desanya.
"Besar harapan kalau jembatan ditutup, Pemda bisa memperbaiki atau membangun jembatan. Karena selain pelajar, warga juga lalui ini ke pasar," harap Herianto.
Diberitakan sebelumnya, Warga Desa Sarapeang, Kecamatan Rembon berharap jembatan gantung reyot segera diperbaiki. Sebab, jembatan tersebut menjadi akses terdekat warga desa ke puskesmas yang berada di seberang sungai.
"Di desa kami (Sarapeang) tidak ada puskesmas atau pustu (puskesmas pembantu). Semua ada di seberang jembatan itu. Jadi kalau ada sakit kita lewati jembatan, sedangkan jembatannya tidak bisa dilalui motor," kata salah seorang warga Desa Sarapeang, Piter Sule kepada detikSulsel, Kamis (26/5).
Piter mengungkapkan, akses jalan terdekat menuju Puskesmas Kelurahan Rembon memang hanya dengan melewati jembatan tersebut. Jika ingin mencari jalan alternatif lain itu sangatlah jauh.
"Kalau kita tidak lewati jembatan, itu kita keliling lagi, jauh sekali. Jadi mau tidak mau kita lewati jembatan saja," ungkapnya.
(asm/nvl)