Miris! Siswa MI di Buton Tengah Belajar di Gedung Sekolah Nyaris Ambruk

Sulawesi Tenggara

Miris! Siswa MI di Buton Tengah Belajar di Gedung Sekolah Nyaris Ambruk

Nadhir Attamimi - detikSulsel
Rabu, 25 Mei 2022 17:43 WIB
Siswa MI di Buton Tengah belajar di sekolah yang nyaris ambruk
Siswa MI di Buton Tengah belajar di sekolah yang nyaris ambruk (Istimewa)
Buton Tengah - Siswa Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Al-Amin di Buton Tengah, Sulawesi Tenggara (Sultra) belajar di kelas dengan kondisi membahayakan karena sekolahnya nyaris ambruk. Pasalnya, kayu-kayu penyangga hingga dinding yang terbuat dari kayu mulai lapuk.

"Bangunannya sudah rusak parah ada 5 kelas semua, terutama dinding papan dan rangka atasnya sudah lapuk," kata Kepala Sekolah MIS Al-Amin Buton Tengah Iskandar kepada detikcom, Rabu (25/5/2022).

MIS Al-Amin terletak di Desa Tolandona Matanaeo, Kecamatan Sangia Wambulu, Buton Tengah. Sekolah itu terdiri dari 2 bangunan. Bangunan pertama terdiri dari 5 ruangan kelas dan bangunan lainnya untuk kantor sekolah. Bangunan sekolah terbuat dari kayu yang dibangun pertama kali tahun 2008 lalu.

Bangunan sekolah yang punya 68 siswa dan 7 guru tersebut kini kondisinya sudah tak layak pakai. Dinding sekolah dari papan tersebut rata-rata sudah copot. Pihak sekolah pun berinisiatif menambal menggunakan tripleks. Namun tidak semua, beberapa kelas dindingnya masih terbuka lebar karena kayu sudah lapuk dan rusak.

Sedangkan tiang-tiang penyangga juga mulai lapuk dimakan usia. Para siswa yang terpaksa harus menggunakan bangunan namun kondisi sekolah yang memprihatinkan tersebut membahayakan mereka.

Kondisi Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Buton Tengah yang nyaris ambrukKondisi Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Buton Tengah yang nyaris ambruk Foto: Istimewa

Iskandar mengungkapkan dirinya mulai menjabat kepala sekolah sejak tahun 2018. Namun sekolah yang sudah di bangun sejak tahun 2008 oleh yayasan setempat, belum tersentuh renovasi besar atau mendapatkan bantuan dari pemerintah.

"Setiap datang waktu mengusulkan bantuan ke pemerintah, kami mengusulkan dengan buatkan proposal tapi belum rezeki untuk dapat bantuan," ujarnya.

Dia menuturkan memang ada dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diterima MIS Al-Amin. Namun menurut Iskandar, dana tersebut ditaksir tidak bisa merenovasi bangunan secara besar-besaran.

"Saya mau pakai dana BOS tidak cukup, kasian guru-guru juga mau digaji," ujarnya.

Sehingga, Iskandar mengungkapkan renovasi terhadap bangunan tersebut hanya bisa dilakukan sedikit demi sedikit. Baru-baru ini pihaknya mendapatkan bantuan dari pihak swasta dalam bentuk bahan bangunan.

"Kadang teman-teman guru bertanya, 'Pak, kenapa tidak diganti saja papannya semua'. Saya jawab, kalau saya ganti penyangganya, saya palu sedikit saja, otomatis roboh (sekolahnya)," ungkapnya.

Iskandar mengungkapkan pihak yayasan belum bisa banyak membantu secara finansial. Sehingga, pihaknya berharap ada bantuan pemerintah sehingga sekolah tersebut bisa tetap bertahan untuk anak-anak Desa Tolandona Matanaeo menimba ilmu.


(tau/nvl)

Hide Ads