Desakan Warga Rampi Agar Gubernur Sulsel Minta Maaf Soal 'Keluar dari RI'

Desakan Warga Rampi Agar Gubernur Sulsel Minta Maaf Soal 'Keluar dari RI'

Tim detikSulsel - detikSulsel
Senin, 16 Mei 2022 07:30 WIB
Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman.
Foto: Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman. (dok. istimewa)
Makassar -

Warga Kecamatan Rampi, Kabupaten Luwu Utara (Lutra), Sulawesi Selatan (Sulsel) kini mendesak Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman (ASS) untuk meminta maaf. Penyataannya yang menyindir warga Rampi untuk keluar dari Republik Indonesia (RI) dinilai melukai perasaan warga.

Pernyataan Gubernur Sulsel itu disampaikan saat membawakan sambutan pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Luwu Timur (Lutim) ke-19, Kamis (12/5). Dalam sambutannya, Gubernur Sulsel menyindir warga yang protes terkait jalan rusak.

Desakan tersebut datang dari berbagai unsur masyarakat di Rampi. Selain dilayangkan dari tokoh masyarakat, desakan juga dikeluarkan dari Ketua Pengurus Besar Ikatan Pelajar Mahasiswa Rampi (PB IPMR).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu juga yang kami tunggu, kalau ASS minta maaf, maka persoalan ini kami anggap clear," ujar salah seorang tokoh masyarakat Rampi, Freddy kepada detikSulsel, Sabtu (14/5/2022).

Gubernur Sulsel pun diharapkan mempunyai itikad baik sebab dianggap tidak etis menyampaikan sindiran kepada warga. Bahkan sindiran itu dikatakan akan dibawa ke jalur hukum jika Gubernur Sulsel tidak meminta maaf.

ADVERTISEMENT

"Kami lagi koordinasi untuk itu (tempuh jalur hukum) dengan seluruh warga dan keluarga," ucap dia.

Freddy mengemukakan, saat ini tengah melakukan konsultasi ke sejumlah pakar hukum yang ada di Luwu Raya. Mereka akan mempelajari dulu pernyataan Gubernur Sulsel tersebut.

"Pidato tersebut sementara kami pelajari untuk melihat aspek pidananya. Kami juga sementara diskusi dengan Anak Rampi yang pengacara serta konsultasi dengan beberapa kawan yang punya background hukum, kita tunggu saja," terangnya.

PB IPMR Ikut Desak Gubernur Sulsel Minta Maaf

Desakan untuk Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman meminta maaf juga datang dari Pengurus Besar Ikatan Pelajar Mahasiswa Rampi (PB IPMR). Pemohonan maaf kepada warga Rampi diminta dilakukan Gubernur Sulsel melalui media.

"Saya selaku Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pelajar Mahasiswa Rampi, mendesak Gubernur Sulsel untuk membuat klarifikasi dan permohonan maaf secara terbuka melalui media kepada warga Rampi terkait dengan pernyataannya yang menyinggung warga Rampi yang mengatakan 'kenapa Rampi tidak sekalian keluar Indonesia?'," ujar Ketua PB IPMR, Ramon.

Dia menilai, ungkapan tersebut tidak pantas dijadikan sebuah bahan candaan di hadapan publik. Apalagi hal itu disampaikan Gubernur Sulsel dalam forum resmi.

"Kampung kami bukan bahan candaan. Jika niat bapak Gubernur ingin bercanda saya rasa ini keliru. Apalagi ini forum resmi," sesalnya.

Sindirian Gubernur Sulsel itu disebutnya sangat melukai warga Rampi. Sekalipun alasannya hanya sekadar candaan semata.

"Secara tidak langsung Gubernur Sulsel sudah menyinggung kami sebagai warga Rampi yang juga adalah bagian dari Sulsel," tegas Ramon.

"Rampi juga adalah bagian dari NKRI jadi bapak Gubernur jangan seenaknya mengeluarkan bahasa yang terkesan bersifat rasis," tandasnya.

Pakar Sarankan Gubernur Sulsel Minta Maaf

Pakar Komunikasi Politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Dr Hasrullah menilai memang sebaiknya Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman meminta maaf kepada warga Rampi. Hal ini setidaknya dapat memulihkan perasaan warga yang kecewa.

"Saya kira kalau pak Gubernur meminta maaf ya sudah selesai persoalan," ujar Hasrullah saat dihubungi detikSulsel, Sabtu (14/5).

Di sisi lain, Hasrullah juga mengatakan, kepiawaian dan kepandaian berbicara di depan publik menjadi syarat yang harus dikuasai. Terutama bagi seorang pemimpin sekelas Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman yang kata-katanya keluar ibarat peluru tajam.

"Kepiawaian dan kepandaian berbicara di depan publik memang menjadi syarat yang harus bisa dikuasai oleh seorang pemimpin. Saya tidak bilang ini belum dimiliki pak gubernur, tapi perlu meningkatkan kapasitasnya agar tidak terjadi seperti itu lagi," jelasnya.

Sebagai seorang pemimpin, Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman juga disarankan mengontrol diri saat berbicara di depan umum. Salah satu contohnya seperti saat sambutan di HUT ke-19 Lutim dan menyindir warga Rampi yang mengancam pindah ke Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng) karena kondisi jalan untuk keluar dari Indonesia.

"Jadi ini dalam istilah komunikasi adalah slip of the tongue, itu pembicaraan yang kira-kira dia tidak sengaja. Makanya, seorang tokoh, apalagi gubernur memang berbicara di depan publik itu harus mengukur kata-kata yang akan keluar," paparnya.

"Apakah ini memang pantas. Sebaiknya diucapkan atau tidak. Sebaiknya memang ada self control di situ," tambah Hasrullah.

Hasrullah pun yakin Gubernur Sulsel tidak berpikiran akan sampai terjadi masalah. Tetapi menurutnya, ini merupakan konsekuensi seorang tokoh yang berbicara di depan publik. Apalagi dalam forum resmi, yakni HUT Kabupaten Lutim.

"Jadi ini konsekuensi. Pembicara tokoh apapun memang harus hati-hati saat berbicara di depan publik," ujarnya.

Pernyataan Gubernur Sulsel Sindir Warga Rampi

Seperti diketahui, Gubernur Andi Sudirman Sulaiman awalnya menanggapi ancaman warga Kecamatan Rampi, Kabupaten Lutra yang mau pindah ke Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng). Gubernur Sulsel lantas menyindir balik warga yang mengancam tersebut.

"Katanya ada yang mau keluar dari Sulawesi Selatan ini, kenapa tidak sekalian keluar dari Indonesia," kata Andi Sudirman, saat menghadiri HUT ke-19 Luwu Timur, Kamis (12/5).

Andi Sudirman kemudian menjelaskan, pembangunan di setiap daerah perlu melihat skala prioritas. Pembangunan akan didahulukan di lokasi-lokasi strategis dan penting untuk segera dibangun.

"Cari yang strategis yang mana harus dibangun dan penting untuk dibangun. Karena kalau mau dibangun semua tidak mungkin, (jalan dari Rampi ke Masamba Lutra) 80 kilo kali 6 (lebar jalan), Rp 480 miliar," sebut Andi Sudirman.

Dia mengatakan Pemprov Sulsel bukan tidak ingin membangunkan jalan yang layak untuk masyarakat. Pembangunan tetap dilakukan, namun secara bertahap.

"Kita bukan tidak membangun, tidak. Kenapa, panjangnya kita tentu bertahap. Kemampuan keuangan wilayah kita itu tidak sekuat yang kita pikirkan," ujarnya.

Selain itu, Gubernur Sulsel mengaku sudah mengecek akses warga sejauh 80 kilometer dari Rampi ke pusat kota Lutra di Masamba. Pihaknya juga sudah memberi anggaran ke TNI untuk membuka akses jalan dahulu.

"Kalau kali-kalinya ke Rampi itu 80 kilometer saya cek. Kita kasih anggaran ke teman-teman TNI untuk buka akses saja," bebernya.

Gubernur Sulsel Minta Komentarnya Jangan Dipelintir

Sementara itu, Gubernur Andi Sudirman Sulaiman sudah buka suara terkait pernyataannya saat membawakan sambutan di HUT ke-19 Lutim. Hal ini buntut pernyataannya yang sempat meminta warga Rampi keluar dari RI.

"Wah itu jangan dipelintir lah, jangan dipelintir. Intinya tidak ada ke sana bahasannya. Kita mau bekerja bersama Pemda Lutra untuk membangun," kata Andi Sudirman Sulaiman, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (13/5).

Dia mengatakan, Pemprov Sulsel dan Pemkab Lutra justru sudah lama bekerja sama untuk membangun infrastruktur di daerah-daerah terpencil. Lebih khususnya lagi untuk pembangunan infrastruktur jalan.

"Kita tetap pada posisi, tidak ada opsi kecuali kita harus bangun (infrastruktur wilayah terpencil) dan itu komitmen kita dari awal yang tidak pernah bergeser sedikit pun," jelasnya.

Gubernur Sulsel mengakui infrastruktur di Rampi merupakan kewenangan Pemda Lutra. Kendati begitu, Pemprov Sulsel disebutnya tetap akan memberikan bantuan untuk pembangunan di daerah tersebut.

"Kami sudah meminta Pemda Lutra untuk segera melakukan perencanaan DED di perubahan dan kemudian kita bisa melakukan bantuan keuangan di tahun berikutnya," katanya.

Gubernur Sulsel selanjutnya mengatakan perencanaan dengan baik sangat diperlukan untuk membangun infrastruktur jalan di Rampi. Sebab, kondisi medannya cukup berat. Maka dari itu, dia menyebut perlu ada perencanaan yang matang.

"Tentu paling terbaik adalah bagaimana merencanakan. Ada desain untuk pematangan, perintisan jalan dan kemudian masuk pengerasan dan masuk tahapan berikutnya. Harus bertahap karena kalau tidak kita bisa gagal dalam sistem (membangun)," tukasnya.

Diskominfo Sebut Gubernur Sulsel Hanya Bercanda

Pernyataan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman terkait warga Rampi juga sempat diluruskan Diskominfo Sulsel. Pernyataan yang menyindir warga Rampi dengan meminta keluar dari Indonesia disebut hanya candaan.

"Kalau melihat dari nada dan ekspresi Pak Gubernur itu kan sebenarnya sekadar bercanda," tutur Kepala Diskominfo-SP Sulsel Amson Padolo yang dikonfirmasi detikSulsel, Jumat (13/5).

Omongan Gubernur Sulsel tersebut beredar luas lewat penggalan video. Pernyataannya itu disampaikan saat menghadiri sidang paripurna HUT ke-19 Luwu Timur, Kamis (12/5).

"Itu kan video yang beredar, video yang terpotong, kalau kita lihat secara utuh konteksnya Pak Gubernur itu dijawab dengan nada bercanda," katanya.

Amson pun berdalih pernyataan Gubernur Sulsel Andi Sudirman hanya untuk mencairkan suasana sidang paripurna. Apalagi pernyataan Andi Sudirman tidak hanya sampai di situ saja, melainkan tetap membahas solusi yang bisa ditawarkan.

Amson menuturkan, pernyataan Gubernur Sulsel berlanjut dengan kesiapan mengakomodasi harapan warga Rampi. Pemprov Sulsel siap membantu lewat bantuan keuangan meskipun kewenangan infrastruktur jalan di Rampi merupakan kewenangan pemda.

"Pak Gubernur langsung menyambung bahwa beliau tetap akan fokus untuk memberikan perhatian terhadap masalah warga (Rampi). Sehingga beliau meminta Ibu Bupati Luwu Utara mengukur jalan dan kebutuhan anggaran pembangunannya agar bisa diberikan bantuan keuangan," terangnya.




(asm/hmw)

Hide Ads