"Kalau saya tidak usah diliburkan untuk evakuasi itu ular," ungkap Kadis Dikbud Parepare Arifuddin Idris kepada detikSulsel, Jumat (13/5/2022).
Arifuddin menyampaikan, pada dasarnya proses evakuasi ular tidak membutuhkan waktu yang lama. Menurutnya siswa cukup dijauhkan saja dari lokasi sekolah saat evakuasi ular tersebut.
"Tidak sampai mengamuk ji yang begituan. Yang penting maksud saya cukup siswa keluar kelas dulu beberapa jam saja dan dilakukan evakuasi," tegasnya.
Arifuddin juga menilai yang penting dilakukan pada dasarnya melakukan pembersihan di areal sekolah. Sejumlah bangku yang ditumpuk di bagian belakang sekolah membuat kumuh dan bisa menjadi sarang hewan liar.
"Saya sudah minta Pak Sekdis Dikbud untuk pembersihan di areal sekolah. Itu sebenarnya yang penting juga," tegasnya.
Pihaknya mengaku sudah menjadwalkan untuk melakukan kunjungan ke sekolah. Namun tiba-tiba ada tugas yang ia harus hadiri di Jakarta.
"Saya sedang ada tugas di Jakarta ini. Kita tunggu juga informasi dari Damkar teknis dan waktu yang dibutuhkan untuk evakuasi," urainya.
Diberitakan sebelumnya, Plt Kepala Sekolah SDN 68 Parepare Nurhanah berencana meliburkan siswa untuk mengevakuasi ular king kobra yang membuat satu sekolah geger. Pihak sekolah sementara sudah melaporkannya ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Parepare.
"Kami sudah disampaikan oleh Damkar untuk liburkan sekolah untuk evakuasi ular king kobra kemarin," kata Nurhanah kepada detikSulsel, Kamis (12/5).
Ia menegaskan, sebenarnya sehari setelah kemunculan ular itu ia telah menunggu Kadis Dikbud untuk melakukan peninjauan ke sekolah. Hanya saja, masih terhalang aktivitas yang padat.
Sejauh ini, belum ada izin yang diberikan oleh Dikbud untuk meliburkan siswa guna proses evakuasi ular. Dengan demikian pada Jumat (13/5) siswa dipastikan akan tepat masuk belajar seperti biasanya.
"Info dari Pak Kadis besok dia mau datang lagi. Kalau kami jelas mau siswa diliburkan sehingga kita bisa menyisir semua area sampai ular ditemukan," tegasnya.
Damkar Minta Sekolah Diliburkan
Kepala Bidang Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Damkar Parepare, Syafruddin Sjam sebelumnya menegaskan tidak ingin mengambil risiko saat mengevakuasi ular king kobra. Untuk itu, pihaknya mendesak agar sekolah diliburkan sementara agar tidak mengancam para siswa.
"Kami tidak mau evakuasi jika sekolah tidak diliburkan. Bahaya nanti kalau tiba-tiba ular menyerang siswa saat kami proses evakuasi ular itu," ungkapnya kepada detikSulsel, Kamis (12/5).
Menurut dia, king kobra merupakan jenis ular yang berbahaya. Di sisi lain lokasi toilet yang menjadi tempat penemuan ular itu hanya berjarak satu meter dari ruang kelas. Sehingga memungkinkan ular itu masuk ke dalam ruang kelas dan mengancam keselamatan para siswa.
"Antara kelas dan toilet dekat sekali. Bahaya kita evakuasi dengan kondisi begitu. Utamanya anak-anak sekolah itu," tambahnya.
Jika saja jenis ular tersebut bukan king kobra, kata dia, maka proses evakuasi bisa dilakukan tanpa meliburkan sekolah. Namun karena jenis ular king kobra, maka ia tidak mau ambil risiko.
"Kami sudah lihat air liurnya. Ini jelas King Kobra. Makanya harus kondisi kosong sekolah baru kita evakuasi," tambahnya.
(hmw/sar)