Teror Ular King Kobra di SD Parepare, Sekolah Didesak Segera Liburkan Siswa

Teror Ular King Kobra di SD Parepare, Sekolah Didesak Segera Liburkan Siswa

Al Khoriah Etiek Nugraha - detikSulsel
Jumat, 13 Mei 2022 08:30 WIB
Siswa SD di Parepare Diteror Ular King Kobra, Ke Toilet Wajib Ditemani Guru
SIswa SDN 68 Parepare masih belajar normal di sekolah. Foto: (Muhclis Abduh/detikSulsel)
Parepare - Kemunculan dua ular king kobra menjadi teror bagi guru dan siswa SDN 68 Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel). Damkar Parepare hingga orang tua siswa mendesak agar sekolah diliburkan untuk proses evakuasi ular.

Ular berbisa itu pertama kali muncul di toilet belakang sekolah pada Rabu (11/5) dan dilihat oleh salah seorang siswa. Damkar saat itu berhasil mengamankan satu ular king kobra sepanjang 2 meter.

Namun, ular tersebut diketahui adalah anak king kobra. Masih ada satu ular king kobra yang diduga induknya, belum ditemukan. Diduga ular tersebut bersarang di bawah lantai bangunan toilet sekolah SDN 68 Parepare.

Kepala Bidang Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Damkar Parepare, Syafruddin Sjam mengatakan pihaknya tidak ingin mengambil risiko saat mengevakuasi ular king kobra. Untuk itu, pihaknya mendesak agar sekolah diliburkan sementara agar tidak mengancam para siswa.

"Kami tidak mau evakuasi jika sekolah tidak diliburkan. Bahaya nanti kalau tiba-tiba ular menyerang siswa saat kami proses evakuasi ular itu," ungkapnya kepada detikSulsel, Kamis (12/5/2022).

Syafruddin mengungkapkan, king kobra merupakan jenis ular yang berbahaya. Di sisi lain lokasi toilet yang menjadi tempat penemuan ular itu hanya berjarak satu meter dari ruang kelas. Sehingga memungkinkan ular itu masuk ke dalam ruang kelas dan mengancam keselamatan para siswa.

"Antara kelas dan toilet dekat sekali. Bahaya kita evakuasi dengan kondisi begitu. Utamanya anak-anak sekolah itu," tambahnya.

Ia menegaskan, jika saja jenis ular tersebut bukan king kobra, maka proses evakuasi bisa dilakukan tanpa meliburkan sekolah. Namun karena jenis ular king kobra, maka ia tidak mau ambil risiko.

"Ini jenis ular king kobra, sangat berbahaya sekali," kata Syafruddin
"Kami sudah lihat air liurnya. Ini jelas King Kobra. Makanya harus kondisi kosong sekolah baru kita evakuasi," tambahnya.

Bisa ular king kobra, lanjut Syafruddin, mengandung racun yang menyerang sistem saraf manusia. Salah satu yang bisa menyelamatkan nyawa jika terkena bisa ular adalah dengan anti-bisa atau penangkalnya. Namun, anti-bisa tersebut tidak tersedia di RS Parepare.

"Ini saya pernah tanya pihak RS di Parepare, tidak ada anti-bisa untuk King Kobra di sini. Kalau dipatuk maka jelas akan sulit ditangani," jelasnya.

Ortu Khawatir, Minta Siswa Libur-Ular Dievakuasi

Hal senada diungkapkan Ketua Komite SDN 68 Parepare Chandra Majid. Dia menyebut orang tua siswa meminta sekolah diliburkan agar evakuasi ular king kobra bisa segera dilakukan.

"Kalau bisa kami minta dari Dikbud sekolah diliburkan. Apalagi di sekolah itu semua gurunya perempuan. Pasti kesulitan jika ada kejadian ke siswa nanti," kata Chandra Majid kepada detikSulsel, Kamis (12/5).

Chandra mengungkapkan, di sekitar lokasi tersebut dahulu memang warga sering menemukan ular. Ini karena dahulu di sekitar sekolah bambu tumbuh rimbun. Namun setelah banyak pembangunan, bambu tersebut ditebang.

"Tapi informasinya baru memang ada jenis ular begitu (king kobra). Memang ada ular kadang-kadang didapat, tetapi ular biasa saja," jelasnya.

Kepsek Minta Izin Dikbud LIburkan Siswa-Evakuasi King Kobra

Pihak sekolah pun sudah ada rencana meliburkan siswa. Hanya saja, pihak sekolah masih menunggu izin dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) terlebih dahulu.

"Kami sudah disampaikan oleh Damkar untuk liburkan sekolah untuk evakuasi ular king kobra kemarin," kata Plt Kepsek SDN 68 Parepare, Nurhanah kepada detikSulsel, Kamis (12/5).

Sebenarnya, kata dia, sehari setelah kemunculan ular itu ia telah menunggu Kadis Dikbud untuk melakukan peninjauan ke sekolah. Hanya saja, masih terhalang aktivitas yang padat.

"Tadi ada sejumlah rapat dan kegiatan lain yang mendesak katanya. Makanya Pak Kadis batal datang. Tapi kemarin sudah ada Sekdis dan Kabid Dikdas yang datang melihat langsung," bebernya.

Sampai saat ini, belum ada izin yang diberikan oleh Dikbud untuk meliburkan siswa guna proses evakuasi ular. Dengan demikian pada Jumat (13/5) siswa dipastikan akan tepat masuk belajar seperti biasanya.

"Info dari Pak Kadis besok dia mau datang lagi. Kalau kami jelas mau siswa diliburkan sehingga kita bisa menyisir semua area sampai ular ditemukan," jelasnya.


(asm/nvl)

Hide Ads