Rektor ITK Didemo-Didesak Mundur dari Jabatan Buntut Narasi Manusia Gurun

Kalimantan Timur

Rektor ITK Didemo-Didesak Mundur dari Jabatan Buntut Narasi Manusia Gurun

Muhammad Budi Kurniawan - detikSulsel
Senin, 09 Mei 2022 22:55 WIB
Mahasiswa ITK menggelar aksi demo tuntut Rektor Prof Budi Santosa minta maaf dan mundur dari jabatan
Foto: Mahasiswa ITK menggelar aksi demo tuntut Rektor Prof Budi Santosa minta maaf dan mundur dari jabatan. (Dok. Istimewa)
Balikpapan -

Sejumlah mahasiswa Institut Teknologi Kalimantan (ITK), Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim), menggelar demo menuntut Rektor ITK Prof Budi Santosa Purwokartiko meminta maaf dan mundur dari jabatannya. Aksi ini buntut dari pernyataan Prof Budi dalam statusnya di media sosial yang menyebut seseorang yang menggunakan hijab atau penutup kepala ala manusia gurun.

"Kami menuntut Prof Budi Santosa untuk meminta maaf dan klarifikasi secara resmi kepada mahasiswa dan rakyat Indonesia, serta Prof Budi Santosa membuat pernyataan resmi memundurkan diri dengan tegang waktu 7x24 jam," ucap Presiden KM (Keluarga Mahasiswa) ITK, Yustiadi Sampe Manggoali usai demo di Aula Utama Kampus ITK, Senin (9/5/2022).

Yustiadi menilai, pernyataan Prof Budi Santosa di media sosial menyebabkan kegaduhan di masyarakat. Cuitannya itu juga dianggap merusak nama baik kampus ITK.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di mana perspektif kami sebagai mahasiswa ITK merasa tidak nyaman, sangat dirugikan, dan membuat nama baik kampus kami tidak enak dilihat kalangan masyarakat," terangnya.

Pihaknya mendesak agar gelar rektor Prof Budi dicabut dengan tidak hormat sesuai perundang-undang. Aksi serupa akan digelar KM ITK jika tuntutan ini tidak dipenuhi.

ADVERTISEMENT

"Mengenai segala bentuk laporan kami hari ini kepada pihak yang berwewenang menyatakan Budi Santosa harus turun dari jabatan," ungkap Yustiadi.

Ketua Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan ITK, Ardiansyah Fauzi mengatakan, pihak kampus telah menerima aspirasi mahasiswanya. Dia menyebut saat ini Prof Budi tengah berada di Surabaya menjalani audensi di Institut 10 November Surabaya.

"Pada intinya ini kan aspirasi, bagaimana bentuknya pasti kita tampung yang jelas kita sudah sampaikan rektor (Prof Budi) tidak bisa menemui mahasiswa, dikarenakan hari ini menghadiri undangan dari dewan kehormatan guru besar Institut 10 November Surabaya," kata Ardiansyah.

Sekaitan dengan tuntutan mahasiswa untuk menurunkan jabatan Prof Budi Santosa sebagai Rektor, pihak kampus mengaku tak memiliki wewenang akan hal itu.

"Sebenarnya homebase-nya beliau di Surabaya, bukan di ITK, di sini beliau hanya dapat tugas tambahan menjadi rektor. Bukan kapasitas kami, yang jelas kita menunggu saja proses dari hasil dewan kehormatan guru besar," bebernya.

Ardiansyah melanjutkan, Prof Budi sebelumnya telah melakukan klarifikasi atas status kontroversinya kepada kampus. Dari klarifikasi itu, Rektor ITK tersebut mengatakan pernyataan merupakan tulisan pribadi dan tak melibatkan kampus ITK.

"Sudah klarifikasi menyampaikan bahwa apa yang ditulis pribadi dia, dan sudah dikuatkan pengumuman dari internal ITK bahwa yang disampaikan bersifat pribadi, tidak mewakili institusi ITK, itu kan Facebook beliau, bukan kami," ujar dia.

Meski ramai dibicarakan di media sosial, Ardiansyah menyebut, cuitan Rektor ITK sejak 2018 itu tak menimbulkan kerugian bagi pihak kampus.

"Saat ini tidak ada dampaknya, memang kegaduhan itu di medsos, tapi kinerja ITK tidak terganggu dan tidak mengalami kerugian," pungkasnya.




(sar/asm)

Hide Ads