Wanita rentenir Daeng Embong di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan (Sulsel) melarang jenazah dimakamkan karena punya utang Rp 2 juta diusir pihak keluarga. Daeng Embong diusir setelah utang Rp 2 juta dilunasi pihak keluarga jenazah.
"Disuruh saja pulang. Ada video terakhirnya di sini (saat Daeng Embong diusir)," kata Kepala Dusun Bontoloe, Takalar M Nasrun Daeng Gassing (28) kepada detikSulsel, Rabu (27/4/2022).
Nasrun mengatakan, pihak keluarga awalnya mengira Daeng Embon datang melayat karena dia masih sepupu satu kali dengan jenazah. Namun Daeng Embong ternyata hanya datang menagih utang Rp 2 juta yang belum dilunasi almarhum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak keluarga yang emosi pada akhirnya melunasi utang tersebut karena Daeng Embong melarang jenazah dimakamkan. Setelah utang dilunasi, Daeng Embong langsung diusir.
"Untuk apa lagi? Orang sudah panas (marah). Mau melayat atau menagih utang? Utang kan sudah dibayar," kata Nasun.
Aksi Daeng Embong melarang pemakaman jenazah karena utang Rp 2 juta belum dilunasi almarhum viral di media sosial. Dalam video viral juga terlihat wanita rentenir Daeng Embong di rumah almarhum Rusli Daeng Sutte (40) di Desa Bontoloe, Kecamatan Galesong, Takalar.
Pihak keluarga sangat menyayangkan karena uang pinjaman Rp 2 juta itu harusnya bisa dibicarakan baik-baik. Namun aksi Daeng Embong yang bersikeras di tengah suasana duka dinilai sudah membuat malu keluarga.
Pada akhirnya keluarga almarhum harus legowo dan memberikan uang pinjaman Rp 2 juta yang ditagih oleh Daeng Embong tersebut. Mereka pasrah karena Daeng Embong kekeh dibayar sebelum jenazah dimakamkan.
Nasrun mengatakan, Daeng Embong kekeh menolak pemakaman meski pihak keluarga sudah bersedia menalangi utang almarhum dengan alasan takut dibohongi.
"(keluarga siap talangi) Tapi dia (Daeng Embong) tetap ngotot (nagih hutang). Dia takut dibohongi," kata dia.
Nasrun mengatakan, cara Daeng Embong menagih utang membuat salah satu keponakan almarhum tersulut emosi. Nasrun mengatakan dirinya juga sampai emosi.
"Ya iya juga (emosi) namanya juga orang berduka masa kita sudah susah, dikasih tambah susah lagi. Terus (Daeng Embong) jauh-jauh dari Jeneponto ke sini (Takalar)," kata Nasrun.
"Saya bilang, biar saya juga sakit hati. Sepupu saya dikasih begini, ditahan jenazahnya dimandikan hanya karena utang. Padahal ujung-ujungnya (utang) hanya Rp 500 ribu (beserta bunga Rp 1,5 juta)," imbuh Nasrun.
(hmw/asm)