DBD di Kendari Tembus 96 Kasus-1 Meninggal, Naik 3 Kali Lipat Sejak Februari

Sulawesi Tenggara

DBD di Kendari Tembus 96 Kasus-1 Meninggal, Naik 3 Kali Lipat Sejak Februari

Nadhir Attamimi - detikSulsel
Selasa, 19 Apr 2022 04:46 WIB
Mosquito sucking blood on a human hand
Foto: thinkstock
Kendari -

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) tembus 96 kasus hingga April 2022 dan seorang di antaranya dinyatakan meninggal dunia. Catatan 96 kasus tersebut mengalami kenaikan 3 kali lipat dibanding 32 kasus pada Februari lalu.

"Sampai April ini (Senin, 18/4) ada 96 kasus dengan 1 kasus kematian," kata Kadinkes Kendari dr Rahminingrum kepada detikcom, Senin (18/4/2022).

Rahmi mengaku belum bisa memastikan apakah jumlah tersebut lebih besar ketimbang tahun lalu karena perhitungan tahun lalu mencapai 400 kasus. Sementara untuk korban DBD meninggal merupakan orang dewasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kasus meninggal dunia itu orang dewasa dari BTN II Kelurahan Anggoeya," ujarnya.

Rahmi menuturkan saat ini Puskesmas yang tersebar di Kota Kendari merupakan ujung tombak pemerintah Kota untuk penanganan penyebaran penyakit akibat gigitan nyamuk aedes aegypti itu. Warga diminta terus menjaga kebersihan lingkungannya.

ADVERTISEMENT

"Dinkes melalui Puskesmas tidak henti-hentinya menyebarkan informasi dan edukasi kepada seluruh masyarakat bahwa di musim penghujan ini untuk selalu membersihkan lingkungannya," papar dia.

Menurut Rahmi, walaupun di sekitar kota terdapat warga yang terjangkit DBD, namun di tempat itu juga tidak ditemukannya jentik nyamuk, maka penyebaran penyakit tersebut tidak akan terjadi.

"Kalaupun ada penyakit DBD di sekitar kita, tapi tidak ada jentik nyamuk maka tidak akan ada penyebaran," ujarnya.

Oleh sebab itu, Rahmi mengajak masyarakat terus meningkatkan kesadaran akan kebersihan lingkungan. Terlebih saat ini sedang musim pancaroba ini.

"Untuk mengurangi penyakit yang berpotensi terjadinya penyakit masing-masing warga bisa menjaga lingungannya, pola hidup sehat, mejaga pola makan," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, DBD sudah ditemukan 38 kasus per 23 Februari 2022. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari memprediksi puncak penularan DBD akan terjadi pada Maret hingga Mei.

"Ini (38 kasus) belum meningkat. Tapi puncak-puncaknya itu dari bulan Maret ke Mei," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Kendari Samsul Bahri, Rabu (23/2).




(hmw/nvl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads