Korban penembakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Puncak Jaya, Papua, Anwar Sauki Daeng Paewa (24) belum bisa dipulangkan ke kampung halamannya di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) lantaran membutuhkan biaya hingga Rp 100 juta. Gubernur Andi Sudirman Sulaiman yang mendengar kabar ini berjanji segera memulangkan korban.
"Kita pulangkan. Termasuk santunan kepada korban meninggal," ungkap Gubernur Andi kepada detikSulsel, Kamis (14/4/2022).
Seperti diketahui, dua warga Sulsel menjadi korban penembakan KKKB di Papua. Selain Anwar Sauki Daeng Paewa yang berasal dari Gowa, juga ada korban tewas bernama Saleno Lolo (25) yang jenazahnya sudah tiba di kampung halamannya di Kabupaten Toraja Utara (Torut).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tim Pemprov lagi bekerja ya (untuk kedua korban)," tukas Andi Sudirman.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Sulsel Asriady Sulaiman yang dikonfirmasi terpisah menuturkan pihaknya memang sedang memantau kondisi dua korban kebengisan KKB tersebut.
"Kalau yang Toraja sudah tiba jenazahnya. Memang warga Toraja cukup banyak merantau di Papua. Kalau di Gowa ini infonya masih dirawat di sana," bebernya saat dihubungi terpisah.
Menurut Asriady, pemulangan warga Gowa tersebut menurutnya butuh kebijakan khusus Gubernur. Pasalnya, biaya yang diperlukan untuk memulangkan korban Rp 100 juta yang mana santunan yang selama ini diberikan Pemprov tak pernah sebesar itu.
"Itu harus Gubernur langsung kalau sebesar itu. Beliau (pak Gubernur) masih di Jakarta," tuturnya.
Untuk diketahui, Anwar Sauki Daeng Paewa saat ini masih koma di rumah sakit. Pihak keluarga kini kesulitan memenuhi biaya pengobatan dan rencana pemulangan korban.
"Ini kendala masalah dananya. Belum ada juga (bantuan) dari pemerintah, masih donasi sekeluarga," ujar sepupu korban, Nur Alamsyah saat ditemui detikSulsel, Kamis (14/4).
Nur mengatakan, Anwar saat ini setidaknya memerlukan uang hingga Rp 100 juta. Biaya tersebut merupakan biaya operasi Anwar yang sudah dilakukan pada hari ini.
"Informasinya sudah dioperasi ini hari. Untuk operasinya ini sekitar Rp40 juta lebih. Rp100 jutaan lebih. Semua mi itu. Ongkos rumah sakit, pulang," kata Nur.
Menurut Nur, keluarga masih bersusah payah menggalang dana untuk menebus biaya rumah sakit senilai Rp 40 juta tersebut. Rekan kolega korban telah menggalang dana untuk menebus biaya tersebut namun belum tercukupi.
"Ini sekarang patungan dengan keluarga. Kalau di sana, patungan teman ojeknya. Masih dikumpul ini (uang dari keluarga)," tutur Nur.
Saat ini pihak keluarga korban masih mengumpulkan dana sembari berharap uluran para dermawan. Termasuk bantuan pemerintah yang diharapkan turut membantu korban keganasan kelompok teroris ini.
"Harapannya ya pemerintah. ini kan korban KKB. Didengar juga di berita, Kapoldanya bilang korban penembakan KKB. Gimana ya, supaya bisa dibantu untuk pulang ke sini," harapnya.
(tau/hmw)