Pemkab Maros Sulawesi Selatan (Sulsel) akan memberikan sanksi bagi ASN yang belum vaksinasi booster. Pemkab Maros mengancam akan menahan pencairan duit tambahan penghasilan pegawai Maret-April dan tunjangan hari raya (THR).
"Iya. Rencananya begitu (TPP dan THR ditunda)," ungkap Wakil Bupati Maros, Suhartina Bohari kepada detikSulsel, Sabtu (9/4/2022).
Suhartina menyebut kebijakan ini merupakan arahan Bupati Chaidir Syam. ASN diminta menjadi contoh untuk percepatan cakupan vaksinasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, capaian vaksinasi booster ASN Maros masih rendah. Dari data yang dihimpun baru 21% dari 7.000 ASN Maros sudah vaksinasi booster.
"Kalau imbauan Bupati kepada semua ASN untuk segera vaksin tidak dilaksanakan maka dengan terpaksa akan diberlakukan," bebernya.
Sebelumnya, Suhartina juga menyebut Pemkab harus mempercepat cakupan vaksinasi sesuai program pemerintah pusat. ASN mesti berperan mendukung program pemerintah.
"Oleh karena itu diwajibkan seluruh ASN sebelum menerima TPP bulan Maret dan April serta THR melakukan vaksin booster," beber Suhartina, Kamis (7/4).
Dari data Satgas COVID-19 Sulsel yang diterima Sabtu (9/4/2022), vaksinasi booster di Maros untuk SDM kesehatan baru mencapai 68,59%. Kemudian petugas publik di Maros yang menjalani vaksin booster baru 10,85%, lansia 0,83%, dan masyarakat umum/rentan baru 3,66%.
Seperti diketahui, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulawesi Selatan (Sulsel) mengungkap animo warga untuk disuntik vaksin booster di Sulsel memang masih rendah. Padahal vaksin booster menjadi syarat untuk mudik sesuai yang ditetapkan pemerintah.
"Ketersediaan vaksin cukup termasuk booster. Itu ada (stoknya). Namun antusiasme warga untuk booster masih rendah," ungkap Plt Kepala Dinkes Sulsel dr Arman Bausat kepada detikSulsel, Jumat (25/3/2022).
Padahal layanan vaksin booster sebenarnya sudah bisa dilakukan sampai pada tingkat puskesmas. Namun animo warga masih sangat rendah untuk melakukan suntikan booster sehingga opsi untuk membuka gerai-gerai khusus booster pemudik belum memungkinkan.
"Kalau hanya 3 atau 5 orang saja yang datang, kan lebih banyak ruginya kita buka gerai khusus booster untuk pemudik. Kasihan SDM kita di lapangan. Kecuali ada spot yang permintaannya banyak baru kita layani," tuturnya.
(tau/hmw)