Dinas Sosial Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) menjaring 20 gepeng dan anak jalanan (anjal) anak bawah umur dalam operasi yustisi jelang Ramadan. Dinsos kemudian menduga para anjal dan gepeng itu korban eksploitasi orang tua (ortu).
"Kami temukan gepeng dan anjal ini mereka dipekerjakan, nah yang dipekerjakan ini anak-anak bawah umur, total 20-an anak yang sudah kita amankan," kata Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos Kendari, Husni Mubaraq kepada detikcom, Sabtu (2/4/2022).
Husni mengungkapkan Dinsos Kendari tengah menjalin komunikasi dengan aparat kepolisian dan Satpol PP untuk segera menindaklanjuti dugaan eksploitasi tersebut. Menurut dia harus ada efek jera bagi mereka yang melakukan eksploitasi tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika terbukti oknum-oknum yang mempekerjakan anak-anak di bawah umur ini ada sanksi pidana nya bisa kena UU Eksploitasi," ujarnya.
Husni menuturkan dugaan ekspolitasi anak ini mengarah kepada orang tua. Para pelaku diduga secara sengaja memepekerjakan anak-anak mereka untuk melakukan aksi meminta-minta.
"Kalau kita sweeping di lampu merah, nah kita tangkap anak. Pas kita bawa orang tua nya langsung mengaku ini anakku, itu anakku," ujarnya.
Menurut Husni, modus yang dilakukan oleh para pengekspolitasi anak ini dengan menyuruh anak-anak untuk menjual barang dagangan ke pengendara yang berhenti di lampu merah. Tak hanya itu, banyak juga ditemukan membersihkan kaca mobil hingga mengamen.
"Anak-anak ini mereka disuruh jualan tisu, jual kerupuk, mengamen. Nah orang tuanya biasa dari jauh memperhatikan anak-anak mereka ini," ujarnya.
Husni mengungkapkan anjal dan gepeng ini semakin marak menjelang Ramadan. Mereka niat turun ke jalan raya untuk meminta-minta belas kasihan warga Kota Kendari dan sekitarnya yang melintas di lampu merah.
"Kebanyakan mereka ini berasal dari daerah pinggiran seperti Batu Gong dan Pondidaha Konawe, Moramo Konsel dan sisanya ada warga Kendari dan luar daerah," ujarnya.
Sementara itu, Kapala Bidang Penegakkan Perda Satpol PP Kota Kendari, Brusly S mengungkapkan orang tua memang terlibat dibalik dugaan adanya eksploitasi anjal dan gepeng yang masih di bawah umur dtersebut.
"Kami temukan ada anak-anak yang disuruh orang tuanya mencari uang di lampu merah," ujar Brusly kepada detikcom, terpisah.
Lebih jauh Brusly mengungkapkan setelah menyuruh anaknya meminta-minta di lampu merah, para orang tua lanjut mengerjakan aktivitas harian dengan memulung sampah. Saat hendak pulang, anak-anak tersebut lantas dijemput orang tuanya.
Selain itu, Satpol PP juga menemukan orang tua yang memantau dari kejauhan anak-anaknya mencari uang. Namun Satpol PP mengaku kesulitan mengamankan para anjal dan gepeng tersebut.
"Kalau kita turun mereka lari, agak lincah mereka, baik orang tua maupun anak-anak mereka. Kalau lihat mobil patroli mereka hilang semua," paparnya.
(tau/hmw)