Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Makassar mengakui stok minyak goreng kurang menjelang Ramadan. Warga diminta sabar menunggu rencana pelaksanaan pasar murah, sambil mengurangi penggunaan minyak dengan memasak dengan cara merebus.
"Kenyataannya memang stok minyak goreng, kurang. Tapi minyak goreng terdistribusi terus dari pabrik, dari produsen," beber Kepala Disdag Makassar, Arlin Arista kepada detikSulsel, Minggu (27/3/2022).
"Cuma permintaan dari distributor itu tidak sepenuhnya dipenuhi produsen karena memang produksinya terbatas. Mereka minta 10.000 liter, yang datang 3.000 liter," lanjut dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya saja penyalurannya dilakukan bertahap. Makanya ketersediaannya di pasaran tidak selalu terpenuhi tiap hari, sampai stoknya terdistribusi kembali.
"Kalau jaminan ketersediaan, pemerintah menjamin, dan mencukupi, hanya saja masyarakat harus bersabar," papar Arlin.
Sembari menunggu lambatnya distribusi minyak itu, maka Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar menggagas festival rebus. Ajakan untuk mengurangi penggunaan minyak goreng, karena stoknya masih minim dan sulit didapatkan di pasaran.
"Maka pemkot mengambil langkah yaitu mengajak masyarakat mengurangi konsumsi minya goreng, bukan mengatasi kelangkaan. Tapi mengurangi konsumsi minyak goreng," ujar dia.
Arlin mengaku, setidaknya ada dua strategi yang disiapkan mengatasi kelangkaan minyak goreng, termasuk bahan pokok lainnya. Caranya lewat operasi pasar, dan pelaksanaan pasar murah.
"Operasi pasar menyediakan stok dan barang komoditas yang harganya berfluktuasi maupun stoknya kurang di pasar-pasar," ucap Arlin.
Sementara pasar murah akan digelar saat Ramadan. Pihaknya sementara mempersiapkan pelaksanaanya sementara ditender.
"Sementara masuk proses penyediaan barang dan jasa. Karena salah satu kendala kita itu di tender ini adalah harga minyak goreng sangat naik. Ini bisa saja penyedia ada yang tidak sesuai kualifikasi. Tapi mudah-mudahan ada, lah," harapnya.
Pelaksanaan pasar murah pun akan menyasar warga dengan kemampuan ekonomi lemah. Pihaknya akan memberi kupon untuk memastikan penyediaan komoditas pangan murah tepat sasaran.
"Pasar murah itu menggunakan kupon, kupon itu diberikan kepada mereka yang penghasilan ekonomi rendah. Hal-hal seperti itu langkah rutin di bulan Ramadan nanti," ucap Arlin.
Pemkot Makassar melalui Satgas Ketahanan Pangan pun terus rutin melakukan pengawasan di lapangan. Tugasnya memastikan stok dan harga pangan jelang Ramadan, hingga melakukan intervensi jika harga naik dan stok mulai langka.
Pasar Murah Berbasis Kelurahan
Sementara anggota DPRD Kota Makassar Yeni Rahman menyarankan agar Pemkot menggelar pasar murah berbasis kelurahan. Dengan begitu, penyediaan komoditas pangan murah lewat kegiatan itu hanya khusus disediakan bagi warga di kelurahan tertentu.
"Sebenarnya yang mau dipastikan ini adalah daya beli masyarakat terhadap minyak goreng bisa didapatkan. Saran saya bagusnya membuat pasar murah di titik kelurahan," saran dia.
Hal ini menanggapi pelaksanaan festival rebus yang menurutnya tidak menyelesaikan masalah secara substantif. Menurutnya Pemkot sebaiknya fokus mengatasi kelangkaan minyak goreng dan menekan harganya yang makin mahal jelang Ramadan.
"Kalau tidak bisa menekan kepada harga kepada pengusaha, ya subsidi dari pemerintah kota dengan pasar murah. Tapi melaksanakan pasar murah berbasis kelurahan dan dipantau betul," jelas Yeni.
(sar/asm)