Ditolak NU Gegara Dituding Radikal, Ustaz Firanda Batal Ceramah di Wajo

Ditolak NU Gegara Dituding Radikal, Ustaz Firanda Batal Ceramah di Wajo

Agung Pramono - detikSulsel
Sabtu, 26 Mar 2022 10:01 WIB
Ustaz Firanda dibatalkan ceramah di Wajo sesuai hasil rapat antara Bupati Wajo Amran Mahmud bersama Forkopimda, Pimpinan MUI, pengurus pusat As’adiyah dan sejumlah pimpinan ormas Islam di Rujab Bupati Wajo Jumat (25/3) malam. (Dok. Istimewa)
Foto: Ustaz Firanda dibatalkan ceramah di Wajo sesuai hasil rapat antara Bupati Wajo Amran Mahmud bersama Forkopimda, Pimpinan MUI, pengurus pusat As'adiyah dan sejumlah pimpinan ormas Islam di Rujab Bupati Wajo Jumat (25/3) malam. (Dok. Istimewa)
Wajo -

Ustaz Firanda Andirja Abidin dipastikan batal ceramah di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel). Pembatalan dilakukan setelah warga Nahdlatul Ulama (NU) di Wajo gencar melakukan penolakan karena menganggap Ustaz Firanda sebagai penceramah radikal.

"Ustaz Firanda dibatalkan," ujar Ketua PCNU Wajo Andi Muhammad Hasbi kepada detikSulsel Sabtu (26/3/2022).

Posisi Ustaz Firanda akan digantikan Anregurutta Prof Syamsul Bahri A Galigo. Prof Syamsul merupakan Ketua Umum Pengurus Besar Darud Da'wah Wal Irsyad (PB DDI).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Digantikan oleh Anregurutta Prof Dr Andi Syamsul Bahri Andi Galigo, yang juga merupakan Ketua Umum PB DDI. Dia juga merupakan ulama kelahiran Siwa, Kabupaten Wajo," kata Hasbi.

Keputusan pembatalan Ustaz Firanda berdasarkan hasil rapat antara Bupati Wajo Amran Mahmud bersama Forkopimda, Pimpinan MUI, pengurus pusat As'adiyah dan sejumlah pimpinan ormas Islam yang berlangsung di Rumah Jabatan Bupati Wajo Jumat (25/3) malam.

ADVERTISEMENT

Hasbi mengatakan, Prof Syamsul juga merupakan mantan Direktur Pengkajian Aswaja Negara Brunei Darussalam. Keilmuan keagamaannya tidak diragukan. Sebab baik pendidikan S1 maupun S2nya, masing-masing ditempuh di Universitas Al-Azhar Mesir dan Cairo University.

"Dia juga memiliki banyak karya dan hasil penelitian yang diterbitkan menjadi buku. Terutama yang terkait akidah ahli sunnah wal jamaah, maupun tentang kajian dakwah, serta pemikiran Islam," tambahnya.

Sementara Bupati Wajo Amran Mahmud menyampaikan terima kasih atas berbagai masukan sehingga bisa menghasilkan kesepakatan bersama.

"Apa yang telah kita sepakati malam ini tentu menjadi keputusan bersama. Sehingga Kami berharap dukungan dari para pimpinan ormas untuk turut membantu menyukseskan pelaksanaan peringatan Hari Jadi Wajo (HJW) Ke-623 ini," ucapnya.

Seperti diketahui, penolakan kedatangan Ustaz Firanda ke Wajo digencarkan oleh Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Wajo. Mereka sejak awal menolak kedatangan Ustaz Firanda dengan dasar anggapan Ustaz Firanda sebagai penceramah radikal.

Penolakan dilakukan dengan seruan di media sosial. Penolakan juga dilanjutkan dengan aksi unjuk rasa dari Aliansi Santri Nusantara Wajo.

Peserta aksi yang tergabung dalam aliansi adalah GP Ansor, PMII Cabang Wajo, Mahasiswa Institut Agama Islam (IAI) As'adiyah Sengkang, dan beberapa warga Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Wajo lainnya.




(hmw/tau)

Hide Ads