Banjir yang sebelumnya melanda Kabupaten Kutai Timur (Kutim), kini meluas berdampak di Kota Samarinda. Sebanyak 1.722 rumah terendam di ibu kota Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) tersebut gegara dilanda hujan deras seharian.
"Untuk Samarinda banjir terjadi sejak (Selasa) kemarin hingga Rabu malam ini. Untuk Kutim banjir sudah terjadi 5 hari sejak Sabtu (19/3)," jelas Kasi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltim, Sugeng Priyanto, saat dihubungi detikcom, Rabu (23/3/2022).
Dari data BPBD Kaltim melaporkan, banjir di Kota Samarinda terdampak ke 3.208 kepala keluarga atau 13.447 warga yang ada di 3 Kecamatan. Selain itu banjir juga membuat 1.722 rumah warga terendam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Data sementara ada 1.722 rumah warga di Samarinda yang terendam, data banjir saat ini terjadi di Kecamatan Samarinda Utara, Sungai Pinang, dan Samarinda Ulu," terang dia.
Menurut Sugeng, banjir yang terjadi di 2 kabupaten/kota di Kaltim tersebut, lantaran intensitas curah hujan yang tinggi. Apalagi kondisi air pasang membuat genangan air belum surut.
"Pemicu pertama memang intensitas dari La Nina kemarin. Kedua kondisi air pasang, sehingga penurunan banjir lambat," ujar Sugeng.
Sementara Kepala BPBD Samarinda Suwarso, menerangkan banjir di ibu kota Kaltim ini sempat surut. Namun tidak bertahan lama lantaran air pasang dari Sungai Mahakam membuat banjir kembali meninggi.
"Iya banjir terjadi sejak kemarin (22/3). Meski tadi pagi sudah turun sekitar 20 cm. Rupanya sekitar jam 10 pagi ada air pasang naik, dan sisa air karena curah hujan kemarin yang cukup lama dan saat ini naik lagi," ucap Suwarso, Rabu (23/3).
Suwarso menjelaskan, banjir di Samarinda terparah berada di Kecamatan Sungai Pinang. Ketinggian air di wilayah tersebut mencapai 50 cm.
"Kemarin banjir mencapai 75 cm, dan sekarang sekitar 60 cm. Dari pantauan kami, banjir masih terjadi, karena air pasang akan bertahan hingga 23.00 Wita," pungkas.
Sebelumnya diberitakan, BPBD melaporkan banjir besar di Kutim terjadi sejak Sabtu (19/3) melanda dua kecamatan, yakni Kecamatan Sangatta Utara dan Sangatta Selatan.
Dari dua kecamatan itu tercatat setidaknya 2.477 unit rumah terendam banjir. Selain itu turut berdampak pada 3.937 Kepala Keluarga (KK) atau sebanyak 16.896 jiwa.
"Ada 1200 warga yang mengungsi di masjid Agung Sangatta, dan kebanyakan merupakan orang tua dan anak-anak, dan sebagian lagi warga masih bertahan di rumah atau jalan-jalan," ujar Kepala BPBD Kutim Syafruddin, Senin (21/3).
(sar/nvl)