Buaya meneror warga di tengah banjir besar yang merendam sejumlah wilayah di Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Kalimantan Timur (Kaltim). Apalagi ada wilayah terdampak banjir yang dianggap jadi habitat buaya, dan tidak jauh dari permukiman warga.
Seekor buaya berukuran 1,5 meter muncul di permukiman warga di Jalan Munthe, Kecamatan Sangatta Utara, Kutim. Buaya itu dilaporkan warga setempat muncul Senin sore (21/3).
Buaya tersebut diduga berenang dari sungai sekitar pemukiman warga di tengah banjir yang melanda Kutim. Warga diminta berhati-hati lantaran petugas belum bisa melakukan proses evakuasi terhadap buaya itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anggota semua masih melakukan penanganan banjir, mungkin selanjutnya kita akan berkoordinasi ke pihak BKSDA Kaltim," ujar anggota Damkar Kutim Saudin kepada detikcom, Selasa (22/3).
Sampai BKSDA Kaltim melakukan evakuasi terhadap buaya di pemukiman warga utamanya anak-anak diminta tidak keluar bermain di kawasan banjir.
"Kami juga belum berani evakuasi, hanya bisa memberi imbauan kepada warga sekitar," tegas Saudin.
Awas Diterkam saat Memancing
Tidak hanya di lokasi banjir, terkaman buaya mesti diantisipasi di lokasi pemancingan. Bisa-bisa mengancam nyawa warga, jika tak waspada.
Sebelumnya dilaporkan warga yang sedang memancing dikagetkan dengan kemunculan buaya berukuran 4 meter di wilayah perkebunan jalur sungai di Kecamatan Teluk Pandan, Kutim pada Minggu malam (20/3) pukul 21.00 Wita.
"Memang lokasinya jauh dari permukiman warga, namun sebagai antisipasi kita lakukan evakuasi agar warga merasa aman saat kondisi banjir di wilayah Kutim seperti saat ini," ujar Koordinator Penyelamatan Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Kota Bontang Rudi Kuncoro, Minggu (20/3).
Buaya yang muncul di lokasi itu sebelumnya dievakuasi menggunakan jaring. Disdamkar Makassar kemudian menyerahkan buaya itu ke BKSDA Kaltim untuk dilepaskan jauh dari permukiman warga.
BKSDA Kaltim Peringatkan Warga
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim memperingatkan warga akan kemunculan buaya. Apalagi di lokasi banjir, ada yang disebut habitat buaya.
"Saya berharap warga harus hati-hati saat banjir ini, soalnya Sangatta sangat dekat dengan habitat buaya," ucap Fungsional PEH BKSDA Kaltim, Witono saat dihubungi, Minggu (20/3).
Ratusan ekor buaya diperkirakan hidup yang muncul disebut berasal dari Sungai Sangatta. Lokasi yang berdekatan muara laut.
"Dan habitat buaya kalau ratusan, bisa jadi karena buaya induk dengan panjang 2,5 meter bisa bertelur dari 60 sampai 80 butir untuk sekali bertelur," terang dia.
Makanya meski ada buaya sudah dievakuasi dari wilayah Sangatta, buaya lain masih muncul. Mengingat tempat tersebut sudah dikenali buaya sebagai wilayah teritorialnya.
BKSDA Kaltim pun telah memasang papan bicara sebagai peringatan kepada warga untuk waspada. Plang yang dipasang di sejumlah titik rawan kemunculan buaya.
Ancaman di Tengah Banjir Belum Usai
Ancaman akan kemunculan buaya belum usai lantaran banjir belum juga surut. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melaporkan, banjir besar di Kutim terjadi sejak Sabtu (19/3) melanda dua kecamatan, yakni Kecamatan Sangatta Utara dan Sangatta Selatan.
Dari dua kecamatan itu tercatat setidaknya 2.477 unit rumah terendam banjir. Selain itu turut berdampak pada 3.937 Kepala Keluarga (KK) atau sebanyak 16.896 jiwa.
"Ada 1200 warga yang mengungsi di masjid Agung Sangatta, dan kebanyakan merupakan orang tua dan anak-anak, dan sebagian lagi warga masih bertahan di rumah atau jalan-jalan," ujar Kepala BPBD Kutim Syafruddin.
Bencana banjir ini disebut yang terparah dalam 20 tahun terakhir di Kabupaten Kutim, Kaltim. Banjir yang merendam ketinggian airnya masih cukup tinggi.
"Kedalaman masih se-dada orang dewasa, namun untuk di jalan protokol ketinggian air hanya di bawah lutut," papar dia.
Kebutuhan dasar warga terdampak banjir pun terus diakomodir. Utamanya kebutuhan akan bahan makanan cepat saji, pakaian bagi anak-anak dan obat-obatan.
(sar/nvl)