Warga Desa Toli-Toli, Kecamatan Lalonggasumeeto, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) bernama Agusalim (35) tak begitu terpengaruh dengan kelangkaan dan harga minyak goreng yang cukup tinggi. Ini karena Agusalim memproduksi minyak goreng sendiri dalam beberapa hari terakhir karena ogah antre.
"Sudah mahal, langka lagi. Jadi mending kita buat sendiri saja," kata Agusalim, Selasa (15/3/2022).
Sekali membuat, Ilgan sapaan Agussalim membutuhkan waktu setengah hari hingga minyak goreng bisa digunakan. Bahkan, Ilgan mengaku membuat minyak sendiri bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Daripada antre minyak goreng lebih baik buat sendiri," ujarnya.
Agusalim mengungkapkan minyak goreng buatan sendiri tidak kalah dengan minyak goreng premium yang dijual di pasar hingga toko ritel. Kualitas minyak nya juga bisa diadu.
"Hasil minyak goreng buatan sendiri itu bagus dan alami sekali," ujarnya.
Orang tua terdahulu sudah mengajarkan untuk memproduksi minyak sendiri. Sehingga masyarakat tidak perlu panik dalam menyikapi kelangkaan ini.
"Dulu itu mau beli dimana minyak goreng kalau tidak dibuat sendiri," ujar dia.
Ilgan menuturkan awal membuat minyak goreng memang cukup sulit. Sudah lama tidak membuatnya menjadi tangan dan gerakan cukup kaku. Tapi, jika sudah terbiasa nanti akan terasa mudah.
"Awal-awal cukup lambat dan susah, tapi setelah beberapa kali buat sudah bisa cepat dan mudah," katanya.
Ilgan menjelaskan membuat minyak goreng untuk kebutuhan rumah tangga terbilang cukup singkat dan murah. Rata-rata jika ingin menghasilkan minyak goreng untuk 5 liter, dibutuhkan kelapa tidak kurang dari 20 biji.
Selain bahan pokok 20 biji kelapa, dibutuhkan beberapa peralatan pendukung seperti wajan, kayu bakar hingga parutan listrik. Kayu bakar digunakan untuk memasak minyak menggunakan tumpukan api.
"Bisa pakai kompor gas, tapi biayanya mahal, gas saja sudah mahal. Ini kan cari murah dan efisien, jadi pakai api dudukan batu," ujarnya.
Awalnya, kelapa di parut menggunakan parutan listrik. Lantas, serbuk kelapa parut dicampur air dan diperas hingga menghasilkan santan. Santan yang sudah tersaring lalu dimasak menggunakan api yang sedang hingga besar. Sambil diaduk, santan perlahan-lahan akan terpisah menjadi minyak.
"Nanti kotoran kelapa mengendap kebawah, minyak gorengnya mengambang ke atas. Kalau mau lebih banyak lagi, kotoran kelapa di peras dan minyak goreng nya akan keluar," tambah dia.
(tau/tau)