Sebuah kelas jauh di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel) terbengkalai. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Pinrang berjanji bakal menindaklanjuti kelas yang sudah lima tahun tak berfungsi itu.
"Ada surat masuk dari Kades di sana (Desa Kaseralau). Saya sampaikan ke Dikbud untuk melakukan kajian. Apa yang menjadi masalah di sana dan bagaimana solusinya," tutur Plt Kadis Dikbud Kabupaten Pinrang, Budaya kepada detikSulsel, Senin (14/2022).
Kelas jauh tersebut terletak di Dusun Salu Baka, Desa Kaseralau, Kecamatan Batu Lappa. Budaya menekankan, pihaknya akan turun mengkaji kelayakan kelas tersebut sebelum diaktifkan kembali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentu ini tugas kita semua. Ada kondisi nanti itu bisa diaktifkan kembali saya kira," tutur dia.
Budaya yang juga merupakan Sekda Pinrang ini berjanji semua siswa akan diakomodir tanpa terkecuali agar bisa lanjut sekolah dengan fasilitas yang layak. Hanya saja dia berdalih pihaknya butuh mendata jumlah SD kelas jauh di Pinrang tersebut.
"Cuma bertahap kita butuh kajian misalnya berapa siswa di sana (Kelas Jauh Salu Baka) dan guru yang akan mengajar di sana," urai Budaya.
Pihak UPT SDN 154 Pinrang yang menjadi sekolah induk kelas jauh di dusun Salu Baka pun angkat bicara mengenai siswa yang berasal dari kelas jauh di dusun Salu Baka.
Kepsek UPT SDN 154 Pinrang, Sanawati menyampaikan sejauh ini siswa yang berasal dari Dusun Salu Baka sekitar 10 orang siswa. Namun ia mengembalikan ke warga dan Pemda Pinrang jika memang kelas jauh mau diaktifkan.
"Siswa dari Dusun Salu Baka memang sedikit. Ya itu, sekitar 10 orang siswa," ungkap dia.
Tokoh masyarakat Dusun Salu Baka, Herman mengeluhkan kondisi SD kelas jauh di wilayahnya itu. Kondisinya sudah lima tahun terbengkalai, butuh perhatian pemerintah.
"Sekitar lima tahun tidak aktif itu sekolah. Kami kalau bisa minta sekolah itu diaktifkan lagi agar anak-anak tidak jauh keluar kampung untuk sekolah," tutur Herman.
Kondisi SD jarak jauh di Dusun Salu Baka ini memang memprihatinkan. Gedung SD yang dulu pernah menjadi tempat belajar anak SD itu malah telah menjadi gedung kosong.
Jika diperhatikan di bagian luar, cat terkelupas sedikit demi sedikit. Bahkan di bagian tembok sudah ada yang mulai retak.
Kondisi di dalam gedung juga memprihatinkan. Atap plafon sudah hilang semua. Sebagian atap seng sudah tak ada lagi, bahkan tak ada bangku dan kursi lagi.
(sar/hmw)