Cerita unik dialami emak-emak yang antre berjam-jam minyak goreng di Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel). Lantaran gagal fokus, motornya tertukar karena merek dan warnanya serupa.
"Kejadiannya tadi sebelum salat Jumat tertukar motorku. Itu tanteku yang pakai pergi antre minyak di salah satu toko," ungkap salah satu warga Kelurahan Macege, Rivai kepada detikSulsel, Jumat (11/3/2022).
Rivai menuturkan awalnya, motor miliknya tersebut dipinjam tantenya, Rana dan Samsidar ke toko. Tiba di toko, motor diparkir bersampingan dengan motor Yamaha Mio Soul yang merek dan warnanya hampir serupa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Motornya sama persis. Nomor platnya saja membedakan. Tanteku pas mau pulang bingung karena kunci motor tidak pas. Jadi dia hubungi ma untuk pergi liat ki. Pas sampai ternyata motornya tertukar," bebernya.
Rivai menuturkan motornya memang cocok dengan sembarang kunci. Ada salah satu bapak-bapak yang keliru salah ambil motor. Sepertinya antre minyak goreng juga.
"Mungkin buru-buru, si bapak tidak sadar pakai motor saya. Sudah dikembalikan karena tadi si bapak balik ke toko," tuturnya.
Antrean minyak goreng masih terjadi di Kelurahan Macege, Kecamatan Tanete Riattang Barat, Jumat (11/3). sejak pukul 08.00 Wita. Antreannya memanjang hingga ke bahu jalan dan mengakibatkan kemacetan di sepanjang Jalan Salak, Kelurahan Macege.
"Sudah dapat minyak goreng murah seharga Rp13.500. Tapi dibatasi hanya beli dua kantong yang isinya masing-masing satu liter," kata warga Kelurahan Palakka, Kasma, Jumat (11/3).
Kasma menuturkan kemarin saat mengikuti antrean tidak dapat kebagian jatah minyak goreng. Namun dia mendapatkan informasi akan ada lagi minyak goreng di jual makanya datang lagi di Kelurahan Macege.
"Pas sampai di sini tadi sudah banyak yang antre. Beruntung tadi cepat dapat minyak gorengnya, sehingga tidak terlalu lama antre," tambahnya.
Salah seorang karyawan toko, Anci menyebutkan bahwa, pihaknya hanya melayani pembelian 2 liter per orang yang sesuai peraturan agar bisa mengcover sebagian besar warga khususnya para ibu rumah tangga.
"Hari ini kami menyediakan 900 karton untuk dijual dengan harga Rp 13.500 per liternya dan warga hanya bisa membeli maksimal 2 liter, sedangkan untuk warga pedagang kecil seperti warung kelontong dan penjual gorengan bisa membeli 1 karton dengan harga Rp 162.000, asal memperlihatkan surat keterangan usaha dari kelurahan ataupun desa," bebernya.
(tau/nvl)