Kelangkaan minyak goreng kemasan di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan (Sulsel) semakin menjadi-jadi karena sudah 3 bulan tak ada stok. Akibatnya masyarakat beralih ke minyak goreng curah meski harus berkerumun antre untuk mendapatkannya.
"Antrean minyak goreng curah berlangsung seharian kemarin (Rabu 9 Maret). Mereka diberikan kupon dan kita batasi hanya maksimal pengambilan 5 liter saja," kata seorang pedagang di Kompleks Ruko Pasar Sentral, Kecamatan Sinjai Utara, Rustan Nur, Kamis (10/3/2022).
Rustan mengaku kerap membeli minyak curah di Makassar dengan jatah 8 drum setiap pekan. Jatah tersebut sebenarnya turun sebab sebelumnya Rustan biasa membeli minyak curah hingga 20 drum per tiga hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang bikin minyak curah ini dibatasi karena minyak kemasan yang dari produsen juga sama sekali tidak ada. Selama tiga bulan ini, minyak kemasan tidak pernah masuk barangnya," tambahnya.
Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian dan Energi Sumber Daya Mineral Sinjai, Muh Saleh mengaku kelangkaan tersebut tidak hanya terjadi di Sinjai, tetapi juga di daerah lain. Meski begitu, pihaknya intens melakukan operasi pasar ke toko-toko yang menyediakan minyak goreng.
"Kemarin kami turun melakukan operasi pasar. Memang untuk beberapa bulan terakhir terjadi kelangkaan minyak goreng dan bukan hanya di Sinjai saja tetapi semua daerah mengalami hal yang sama," ucapnya.
Saleh mengatakan toko-toko ritel bahkan terkadang hanya mendapatkan stok 2 dos saja dalam satu minggu. Kendati demikian, Saleh mengatakan khusus untuk stok minyak curah di Sinjai masih cukup.
"Khusus untuk minyak curah sebenarnya di Kabupaten Sinjai masih cukup. Kami juga akan terus melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel termasuk juga Bulog untuk melakukan operasi pasar terkait minyak goreng," jelasnya.
(hmw/nvl)