.webp)
Guru Besar Filologi Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Nurhayati Rahman menyarankan Pemkab Bone untuk segera mengganti logo HUT ke-692 yang dinilai mirip dengan logo Hari Jadi ke-699 Kabupaten Gowa. Hal ini untuk menyudahi polemik kemiripan logo hari jadi kedua kabupaten.
"Kalau menurut saya, sekalian ganti mi saja itu dari pada berkepanjangan dibawa ke filosofi lontara," ujar Nurhayati kepada detikSulsel, Selasa (1/3/2022)
Nurhayati tidak ingin polemik kemiripan logo hari jadi Bone dan Gowa dikaitkan dengan huruf lontara, yang menjadi inspirasi pembuat logo. Dia juga menilai pembuat desain logo HUT Bone tidak faham filosofi lontara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang buat logo juga belum tentu paham soal filosofi lontar. Sebaiknya ganti saja. Banyak desain lain," tukasnya.
Menurutnya, pergantian logo ini dinilai penting untuk menghindari polemik berkepanjangan. Apalagi jika nantinya polemik ini meluas sampai dikaitkan dengan isu kesukuan.
"Mungkin jurinya kurang referensi soal logo Gowa. Angka 69-nya memang sama. Jangan sampai orang Bugis dianggap lagi pencuri, pengkhianat," ujarnya.
Berdasarkan pengamatannya, logo HUT ke-692 Kabupaten Bone memang sangat mirip dengan logo Hari Jadi ke-699 Kabupaten Gowa. Jika dilihat lebih jauh, logo tersebut bahkan hanya berbeda pada angka terakhirnya saja.
"Dia hanya beda di nomor terakhir, dan beda warna, serta kemiringan. Segi desainer konsep dasarnya sama," tutur Nurhayati.
Pemkab Gowa Sayangkan Logo HUT Bone ke-692 Mirip Logo HUT Gowa ke-699
 Logo hari jadi Bone dan logo hari jadi Gowa Foto: Istimewa |
Pemkab Gowa turut merespons kemiripan logo HUT Bone ke-692 dengan logo HUT Gowa ke-699. Kemiripan tersebut dinilai tidak kreatif sehinga sangat disayangkan.
"Kalau saya lihat memang iya cenderung ada kemiripan. Cuma di angka duanya ji. Kalau kami kan 699, terus yang mirip itu angka 6 dengan 9," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Gowa, Andi Tenri Tahri saat dimintai konfirmasi detikSulsel, Selasa (1/3/2022).
Tenri menyayangkan kemiripan logo tersebut karena Pemkab Gowa sudah lebih dahulu menggunakannya pada 2019 lalu. Namun tiba-tiba setelah 3 tahun berlalu, ada logo yang menyerupai HUT ke-699 Kabupaten Gowa.
"Kalau saya sih miris ji pemenang tidak kreatif," ucapnya.
Kendati begitu, Tenri mengaku tidak ingin membuat polemik kemiripan logo ini menjadi panjang. Namun dia tetap menyayangkan pembuat logo dan Pemkab Gowa yang kurang teliti.
"Jangan mi terlalu jauh mempermasalahkan, hanya menyayangkan. Kita (pemenang) mendapatkan sayembara, tapi bukan hasil pribadi yang orisinil," kata dia.
(asm/nvl)
