Eskalasi ketegangan yang terjadi antara Rusia vs Ukraina bisa berimbas pada aktivitas perdagangan internasional Sulawesi Selatan (Sulsel). Invasi Rusia bisa menghambat ekspor komoditas Indonesia yang nilainya miliaran rupiah.
Komoditas ekspor Sulsel ke Rusia di antaranya pala dan cengkeh. Selain itu, Sulsel juga mulai mengekspor produk briket arang tempurung kelapa. Bila eskalasi ketegangan kedua negara ini terus meningkat dikhawatirkan bisa mengganggu pasar ekspor Sulsel.
Rusia memang bukan mitra dagang utama Sulsel namun dampak konflik geopolitik Rusia-Ukraina ini bisa mengganggu arus perdagangan. Padahal Rusia bagian dari diversifikasi pasar ekspor Sulsel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ekspor Pala-Cengkeh ke Rusia Bisa Terhambat
Untuk diketahui, Sulsel sudah mengirim komoditas ekspor ke Rusia sebanyak 15 ton senilai USD 123.386,36 atau setara dengan Rp 1,7 miliar awal tahun ini. Pengiriman ini dilakukan di Terminal Peti Kemas Pelabuhan Laut Soekarno-Hatta, Makassar, Senin (10/1/2022) lalu.
"Pala dan cengkeh yang diekspor ini merupakan hasil dari petani Luwu. Alhamdulillah, Sulawesi Selatan diberkahi dengan barang apa pun," ungkap Kadis Perdagangan Sulsel Ashari Fakhsirie Radjamiilo dalam keterangan persnya (12/2).
Dia menuturkan, Pemprov saat ini memang gencar mendorong UMKM binaan agar bisa naik kelas dengan mengekspor barang ke sejumlah negara tujuan ekspor. Dia menuturkan komoditas pertanian Sulsel banyak diminati pasar global termasuk ekspor ke Rusia yang sudah berjalan.
"Kita masih banyak potensi komoditas ekspor. Semua ada di sini, mau cengkeh, pala, coklat, kopi dan lain-lain bisa kita ekspor semuanya," jelasnya.
Untuk kegiatan ekspor komoditas pala dan cengkeh ini dilakukan CV Surya Mandiri Sejahtera selaku eksportir. Perusahaan yang juga UKM binaan dinas perdagangan yang komoditasnya dihasilkan petani asal Kabupaten Luwu.
Selain itu Sulsel juga telah mengekspor produk briket arang tempurung kepala ke Rusia. Ekspornya melalui UMKM bernama CV. Coconut Internasional Indonesia dari Makassar. Bahkan produk ekspor ini pernah dipamerkan ke Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin di kantor Gubernur Sulsel, Senin (31/2).
"Produk briket arang tempurung kelapa ini kami sudah ekspor hampir semua negara di Timur Tengah serta Eropa, seperti Jerman, Inggris, Turki, dan Rusia," jelas Dirut CV Coconut Internasional Indonesia Asriani, Senin (3/2) lalu.
Tidak hanya dengan Rusia, Ukraina juga tercatat menjadi mitra dagang Sulsel. Sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), periode November 2021 porsi impor dari Ukraina mencapai 15,67% dari total impor ke Sulsel.
"Akan bagi Indonesia yang negara konsumen. Itu akan berpengaruh sekali," ucap Pengamat Hubungan Internasional (HI) Universitas Hasanuddin (Unhas), Agussalim Burhanuddin kepada detikSulsel, Kamis (24/2).
Bisa Picu Perang Nuklir
Bila ketegangan Rusia-Ukraina berkepanjangan, situasinya dinilai akan makin membahayakan. Apalagi jika Organisasi Pertahanan Militer Atlantik Utara (NATO) ikut terpancing masuk maka bisa jadi memicu perang nuklir.
"Jika konflik senjata nuklir terjadi berarti kita juga di Indonesia terkena imbasnya. Karena kalau konfliknya terjadi, kiamat dunia," ucap
Pengamat Hubungan Internasional (HI) Universitas Hasanuddin (Unhas) Agussalim Burhanuddin kepada detikSulsel, Kamis (24/2/2022).
Hubungan Rusia dan Ukraina memang sudah cukup lama memanas. Bahkan pada 2014 lalu sudah diawali dengan aneksasi Krimea. Bahkan Rusia saat itu membantu pemberontakan di wilayah timur Ukraina, yang merupakan daerah pemberontakan atas pemerintah Ukraina.
"Saya sangat yakin bahwa sebenarnya Rusia sudah mengirimkan tentaranya untuk membantu pemberontakan tersebut. Namun kemudian baru kemarin secara besar-besaran militer Rusia mulai memasuki wilayah timur Ukraina," ungkapnya.
(sar/hmw)