Update Corona Makassar 23 Februari: Tambah 1.016 Jadi 7.430 Kasus

Update Corona Makassar 23 Februari: Tambah 1.016 Jadi 7.430 Kasus

Syachrul Arsyad - detikSulsel
Rabu, 23 Feb 2022 21:30 WIB
Poster
Foto: Kasus harian Corona di Kota Makassar masih fluktuatif. (Ilustrasi/Edi Wahyono)
Makassar -

Corona Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) kembali melonjak usai bertambah 1.016 kasus positif hari ini. Kasus konfirmasi aktif COVID-19 pun mengalami kenaikan menjadi 7.430 kasus.

Kenaikan kasus harian Corona itu bertambah signifikan dibanding sehari sebelumnya hanya tercatat 320 kasus. Hal itu berdasarkan data dari Satgas COVID-19 yang diterima Rabu (23/2/2022).

Di tengah kenaikan kasus positif, angka kesembuhan di Makassar tercatat bertambah 321 orang. Di mana sehari sebelumnya mencapai 563 pasien sembuh. Sementara angka kematian bertambah 4 kasus meninggal hari ini, atau mengalami kenaikan dari hari sebelumnya hanya 1 kasus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan begitu akumulasi kasus positif Corona di Kota Makassar mencapai total 58.526 kasus. Di mana 50.064 di antaranya terkonfirmasi telah sembuh, lalu 1.032 dinyatakan meninggal dunia.

Humas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Makassar dr Wachyudi Muchsin menilai, penegakan protokol kesehatan (prokes) harus jadi standar utama pencegahan Corona. Namun selama ini prokes cenderung diabaikan.

ADVERTISEMENT

"Perlu kedisiplinan untuk protokol kesehatan plus vaksin. Ini kita cepat jumawa alias puas diri. Buktinya sudah boleh gelar event kumpul massa jumlah banyak, tidak ada jarak, dan lain-lain," tegasnya kepada detikSulsel, Rabu (23/2).

Pria yang disapa Dokter Yudi ini melanjutkan, selama ini ada kesan bahwa tiga bulan terakhir kasus COVID-19 melandai, warga akan terbebas Corona. Situasi ini bakal membuat masyarakat jadi tidak waspada.

"Butuh evaluasi sampai setahun jika memang kasus menurun setahun baru kita bilang aman. Sebenarnya tidak apa-apa merasa terbebas, namun prokes tetap kita lakukan," ujar dia.

Menurutnya, masyarakat dalam euforia menyambut new normal (tatanan baru) namun prokes diabaikan. Padahal, apapun aktivitas dan bentuk kegiatan di tengah pandemi saat ini, prokes harus makin ditegakkan.

"Ini seolah-olah nanti tinggi lagi kasus COVID baru kembali prokes ditegakkan. Kalau hemat kita, sama seperti kita naik motor, apapun cuacanya pakai helm, dong," ucap Dokter Yudi.

IDI: Evaluasi Penegakan Prokes PTM

Ketua IDI Kota Makassar, dr Siswanto Wahab menekankan, agar pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) mesti dievaluasi. Khususnya pada penerapan protokol kesehatan (prokes) di sekolah.

"Seluruh warga sekolah termasuk guru dan staf sebagai bagian dari masyarakat yang memiliki risiko yang sama untuk tertular dan menularkan Covid-19," tegas Siswanto dalam keterangan persnya, Rabu (23/2).

Dia menambahkan, pelaksanaan PTM di tengah pandemi tidak boleh abai akan tiga poin penting demi masa depan anak. Di antaranya, hak anak hidup, hak anak sehat, dan hak anak mendapatkan pendidikan.

Humas IDI Kota Makassar, dr Wachyudi Muchsin menambahkan, kasus Corona tengah meningkat efek dari varian Omicron. Pembelajaran jarak jauh alias daring dianggap lebih aman untuk dilaksanakan.

"Sekaligus evaluasi apakah prokes PTM saat ini sudah efektif diterapkan. Mulai dari pendidikan disiplin hidup bersih sehat, penerapan protokol kesehatan dari rumah hingga ke sekolah. Termasuk mempersiapkan kebutuhan penunjang kesehatan anak seperti masker, bekal makanan dan air minum, pembersih tangan, hingga rencana transportasi," urai dia.

Kendati demikian, orang tua juga harus memperhatikan kebutuhan anak termasuk mendorong vaksin di seluruh tingkatan umur. Sosialisasi dan edukasi yang masif terkait gejala Corona hingga pentingnya vaksin perlu digiatkan.

"Selama pandemi COVID-19 anak masih sangat memerlukan pendampingan orang tua saat sekolah, mengingat risiko sakit parah apabila tertular. Maka sebaiknya anak belajar dari rumah melihat saat ini kasus meningkat lagi COVID-19 dengan varian baru Omicron," pungkas Yudi.




(sar/nvl)

Hide Ads