Temuan dari laut Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel), kembali membuat gempar, setelah ada benda mirip rudal 'Made In USA' yang ditemukan nelayan bernama Arifin Lewa. Benda itu menambah deretan penemuan menggemparkan di laut Selayar.
Benda mirip rudal itu ditemukan saat Arifin sedang mencari umpan untuk memancing pada Rabu (9/2). Kemudian tanpa sengaja ia melihat ada benda asing yang terdampar tidak jauh dari Dermaga Benteng Jampea, lokasinya mencari umpan. Namun hanya disimpan di sekitar lokasi ia menemukannya.
Arifin baru sadar saat kembali melihat benda asing itu dan berencana membersihkannya karena mengandung besi antikarat pada Jumat (11/2) dan melihat ada gambar peringatan dan bendara USA. Arifin mengaku was-was saat melihatnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hampir sepekan berlalu pada Kamis (17/2) Arifin kemudian menceritakan benda asing yang ia temukan kepada warga setempat. Sontak benda mirip rudal itu menggemparkan warga, sampai TNI AL ikut turun tangan menjemputnya pada Jumat (18/2) kemarin.
Berikut 6 temuan menggemparkan di laut Selayar dalam catatan detikSulsel;
1. Ikan Oarfish
Desember 2019 lalu, warga Selayar sempat gempar gegara nelayan menangkap ikan oarfish sepanjang empat meter lebih. Kemunculan ikan ini ramai diperbincangkan sebab dipercaya sebagai penanda gempa dan tsunami.
Pemuda 29 tahun bernama Haerul, warga Turungan Beru, Kecamatan Herlang, Bulukumba, yang menemukannya. Haerul bersama tujuh rekannya memang sedang mencari ikan di sekitar pelabuhan Pamatata, Selayar.
Saat menemukan ikan oarfish tersebut, Haerul mengira hanyalah sebuah tali yang menyangkut di kapalnya. Setelah mengamatinya, ternyata itu adalah seekor ikan dengan ukuran besar yang tampak lemas.
"Tiba-tiba muncul ke permukaan, saya pikir tali saja, karena ikan begitu kalau pas di laut, dia cuma warna bening saja. Kecuali kalau sudah mati dia berubah warna, jadi silver dia, campur hitam, kayak bintik bintik," tuturnya.
Setelah berhasil mengangkat ikan itu naik ke atas kapal, ia membawanya ke Pelabuhan Bira, Bonto Bahari, keesokan harinya. Warga di pelabuhan akhirnya geger lantaran percaya ikan tersebut sebagai penanda datangnya gempa dan tsunami.
"kalau warga di kampung kayak parno-mi, seolah-olah dibilang oh (akan gempa-tsunami). Percaya sekali dengan mitos-mitos yang begitu, orang di kampung begitu-mi (cenderung percaya)," katanya.
2. Seaglider
Desember 2020 lalu penemuan seaglider oleh seorang nelayan dari Desa Majapahit, Selayar, juga bikin gempar. Benda yang awalnya diduga drone itu sempat dikira sebagai alat mata-mata.
Benda yang ditemukan nelayan itu terbuat dari aluminium dengan dua sayap dan propeller serta antena belakang. Selain itu juga terdapat instrumen mirip kamera di badan seaglider.
Sayap seaglider itu berukuran 50 cm, panjang bodi 225 cm, kemudian propeller 18 cm di bawah, dan panjang antena belakang 93 cm.
Setelah diinvestigasi, TNI AL mengumumkan seaglider yang ditemukan di laut Selayar itu menunjukkan benda tersebut dioperasikan untuk penelitian. TNI AL mengatakan pihaknya sudah mengetahui seputar seaglider tersebut dari segi teknisnya.
"Teknisnya saja ketahuan, untuk apa-untuk apanya ketahuan. Untuk penelitian. Hanya teknis aja semisal ini untuk apa, fungsinya apa, ada di situ," jelas Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispen AL) Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono kepada detikcom, Selasa (9/2/2021).
TNI AL pun kemudian memastikan seaglider itu bukan mata-mata. Benda yang ditemukan nelayan ini dioperasikan untuk menghimpun data oseanografi, bisa digunakan untuk keperluan industri pengeboran, industri perikanan, ataupun kepentingan militer dan pertahanan.
3. Harta Karun Abad ke-17
Masyarakat juga sempat digemparkan dengan kabar adanya harta karun melimpah di lautan Selayar pada Maret 2021 lalu. Harta karun itu diduga merupakan peninggalan abad ke-17.
Dari 20 titik yang diduga menjadi lokasi harta karun, salah satunya berada di perairan Kepulauan Selayar. Arkeolog menungkapkan laut Selayar pada zaman dahulu menjadi salah satu jalur strategis.
"Sejak dahulu sebagai tempat yang strategis dalam jalur pelayaran di Nusantara. Pelayaran di masa lalu identik dengan aktivitas perdagangan dan pendistribusian komoditi dari satu daerah ke daerah lainnya," kata Arkeolog Universitas Hasanuddin (Unhas) Yadi Mulyadi pada Kamis (4/3).
Keberadaan situs ini pertama kali diketahui pada Desember 2004. Kala itu salah seorang anggota Direktorat Polisi Perairan Polda Sulawesi Selatan melaporkan terkait dengan temuan barang berupa keramik tua di Perairan Selayar.
Kemudian pada 2009 beredar informasi mengenai pencurian keramik dari barang muatan kapal tenggelam di Selayar. Tempat pencurian keramik kuno itu diketahui berada di wilayah Tile-tile.
"Keramik yang diangkat dari situs ini sebagian berhasil diselamatkan kemudian dikonservasi dan kini menjadi koleksi museum di Selayar," sebutnya.
4. Tulang Ikan Raksasa
Belum lama ini penemuan menggemparkan terjadi di laut Selayar usai nelayan bernama Hasan menemukan tulang ikan raksasa pada Minggu (6/2). Bahkan salah satu tulang diduga merupakan gigi ikan yang tingginya seperti manusia.
Tulang dari laut itu terdampar di bibir pantai Pulau Kalaotoa, Dusun Kawau, Desa Garaupa. Hasan yang menemukan tulang itu lalu melaporkannya ke aparatur kecamatan setempat.
"Jadi ada warga yang menyisir pantai dekat pelabuhan. Jadi ada pelabuhan, sekitar 200 meter ke timur. Dilihat dari jauh, menarik perhatian, sehingga dia dekati. Setelah didekati, dilihat, banyak tulang ikan raksasa," kata Camat Pasilambena, Patta Bau.
Sebelum tulang ikan raksasa itu ditemukan, warga sempat melihat ikan sebesar kapal Pelni KMP Sabuk Nusantara 85 di lautan sekitar. Warga itu kemudian ketakutan dengan penemuan ini.
Sejumlah dugaan pun muncul dengan adanya penemuan tulang ikan raksasa itu. Salah satu yang muncul adalah diduga ikan itu mati terdampar akibat gempa bumi magnitudo (M) 7,4 di Larantuka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Gempa itu juga terasa sampai Selayar.
Ahli perikanan Universitas Hasanuddin (Unhas) Dr Irmawati Haris menduga ini adalah tulang ikan hiu atau paus. Namun, perlu riset mendalam dengan analisis DNA barcoding untuk memastikannya.
5. Ikan Kerapu Raksasa
Penengkapan ikan kerapu raksasa di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel) menjadi deretan penemuan yang menggemparkan. Ikan itu diperkirakan berbobot 200-300 kilogram.
"Itu ikan adekku pertama dapat. Dia langsung tembak itu ikan pakai panah. Terus dia langsung patah panahnya. Terus dia panggil saya, saya langsung lompat sama teman," tutur Sabrianto nelayan yang menangkap ikan itu kepada detiksulsel, Kamis (17/2).
Uniknya, ikan tersebut ditangkap hanya dengan menggunakan busur panah saat ikan sedang bertelur di kedalaman 3 meter dari permukaan air laut. Ikan itu berada di 1 kilometer dari bibir pantai Desa Menara Indah Kecamatan Bontomatene, Selayar.
"Jarak mungkin satu kilo dari pinggir pantai di Pelabuhan Pamatata. Diangkut langsung ke tempat penjualan ikan. Langsung saya pergi jual," ungkapnya.
Sabrianto butuh 3 kali tembakan busur panah untuk melumpuhkan ikan kerapu raksasa. Ikan kerapu raksasa lantas diangkut ke daratan dengan cara ditarik menggunakan perahu fiber berukuran 9 meter.
Sabrianto memperkirakan berat ikan kerapu raksasa tangkapannya berbobot hampir 300 kilogram. Saking beratnya, timbangan ikan sekalipun sulit memastikan bobot ikan kerapu raksasa tangkapan Sabrianto.
6. Benda Mirip Rudal 'Made In USA'
Terbaru, ada penemuan benda mirip rudal 'Made In USA' ditemukan nelayan di Pantai Dadang Bila, Kecamatan Pasimasunggu, Selayar, saat sedang mencari umpan untuk memancing. Benda itu diduga masih dalam kondisi aktif.
Arifin Lewa nelayan yang menemukan benda asing itu sontak kaget ketika mengetahui benda itu masih dalam kondisi aktif. Tak lama setelah itu ia melaporkannya kepada warga setempat.
"Tapi yang jelas saya bilang bukan Made In Indonesia, dia Amerika. Langsung Pak Babinsa tanpa basa-basi beliau langsung (ajak) ke sana hari Kamis," jelasnya.
Benda mirip rudal itu kini diselidiki TNI AL. Mereka menjemputnya di Pelabuhan Jampea, menggunakan KRI Fatahillah - 361. Benda tersebut sengaja diambil untuk proses identifikasi lebih lanjut.
"Penyerahan disaksikan oleh Danramil 1415 Jampea, Kapolsek Jampea dan Camat Jampea bertempat di Long room KRI Fatahillah - 361. Selanjutnya akan dibawa ke Pangkalan TNI AL terdekat untuk keperluan identifikasi lebih lanjut," ujar Danposmat TNI AL Selayar Letda Laut (E) Siswandoyo dalam keterangannya, Jumat (18/2).
Komandan Lantamal VI (Danlantamal VI) Laksamana Pertama TNI Dr. Benny Sukandari, menduga benda mirip rudal 'Made In USA' itu merupakan alat Side Scan Sonar (SSS).
(tau/nvl)