Viral di media sosial jenazah warga Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel), Sahrul ditahan oleh RSUD Bone karena keluarga tidak mampu membayar biaya perawatan almarhum. Pihak RSUD Bone baru mengizinkan jenazah Sahrul dibawa pulang setelah kasus ini viral di media sosial.
Sahrul yang merupakan warga Desa Arasoe, Kecamatan Cina, Bone menjalani perawatan sejak tanggal 3 Februari lalu akibat penyakit paru-paru. Almarhum meninggal pada Senin (14/2/2022) sekira pukul 18.00 Wita. Jenazahnya kemudian tertahan beberapa jam karena pihak keluarga tak mampu melunasi biaya perawatan selama 11 hari.
Setelah viral di whatsapp grup (WAG) dan media sosial lainnya barulah pihak rumah sakit melunak. Itu pun setelah mendapat intervensi dari anggota DPRD Bone.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah parah mi penyakitnya, saya rencana mau bawa pulang tetapi oksigen tidak ada, kalau tinggal dana juga tidak ada," kata Kerabat Sahrul, Rekri saat dikonfirmasi Kamis (17/2/2022).
Rekri mengungkapkan, pasien memang juga meminta untuk pulang. Namun saat keluarga masih mengusahakan oksigen seketika Sahrul menghebuskan nafas terakhirnya.
"Tetapi sebelum meninggal dia minta dibacakan dua kalimat syahadat, istigfar, sama saudaranya. Dan saya telfon Andi Lilo (Anggota DPRD Bone), untuk minta keringanan biaya di rumah sakit," bebernya.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Bone, Andi Muh Salam (Andi Lilo) saat dikonfirmasi menyebut pihak keluarga saat itu hanya mengantongi uang Rp 3 juta. Biaya pembayaran yang dibutuhkan untuk memulangkan jenazah almarhum jauh dari kata cukup.
"Mereka diminta membayar biaya Rp 8 juta sebagai jaminan, seperti yang diminta pihak Rumah Sakit," katanya.
Dikonfirmasi terpisah, Humas RSUD Tenriawaru Bone, Ramli membantah pihak rumah sakit menahan jenazah. Perawat menyampaikan ke pihak keluarga agar ke ruang billing untuk diberitahukan jumlah biaya yang harus dibayar, namun pihak keluarga meminta untuk dibiarkan tetap tinggal karena ada yang ditunggu.
"Info tersebut tidak benar. Soal biaya seharusnya yang dibayar sebanyak Rp12 juta lebih, hal itu disebabkan pemakaian oksigen yang cukup banyak, sekitar 54 ribu liter, mulai dari IGD sampai ke ruang perawatan, ditambah biaya obatnya," ungkapnya.
"Petugas kami menyampaikan, apabila uangnya kurang, simpan saja jaminan Rp 8 juta, tapi mereka mengaku cuma punya Rp 3 juta sehingga petugas bilang, biar itu saja dulu nanti sisanya dibayar kemudian. Jadi kami mau luruskan kembali info yang berkembang, pihak RSUD sama sekali tidak menahan jenazah," tegas Ramli.
(nvl/nvl)