Jongkok ternyata bukan gerakan yang bisa dilakukan oleh semua orang. Saat ini ramai di media sosial bahasan jika banyak orang zaman sekarang tidak bisa jongkok.
Fenomena ini menarik perhatian banyak netizen karena narasi tersebut menyebut bahwa Gen Z rata-rata tidak bisa jongkok karena sudah jarang yang memakai toilet jongkok.
Banyak netizen yang meninggalkan komentar, berisi pesan protes bahwa bukan hanya Gen Z yang tidak mampu jongkok, melainkan generasi di atasnya pun mengaku demikian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas benarkah ada pengaruh bentuk kloset dengan kemampuan orang zaman sekarang untuk jongkok?
Sebelum itu, perlu diketahui bahwa jongkok sebutan lainnya adalah Asian's squad. Alasannya banyak orang kewarganegaraan asing atau bule tidak dapat melakukan gerakan ini. Sementara, banyak orang Asia menguasai gerakan ini.
Jika dilihat dari sejarah pemakaian kloset, dilansir History, masyarakat era Romawi Kuno sekitar 200 Sebelum Masehi, sudah memakai kloset berbentuk kursi yang tengahnya dibolongkan. Saat kloset-kloset modern berkembang, inovasi ini dengan cepat menyebar di kalangan masyarakat di Pulau Kreta di Selatan Italia. Mereka mengombinasikan tempat duduk berlubang dan saluran penyiram. Jadi, kotoran akan langsung terbuang jika seseorang menekan saluran penyiram.
Sementara itu, penggunaan kloset jongkok di China juga memiliki sejarah yang panjang, yakni 2.000 tahun yang lalu. Oleh karena itu, penggunaan kloset jongkok lebih masif di Asia dibanding Eropa.
Lalu, apabila dilihat secara ilmiah seorang terapis fisik di California Bryan Ausinheiler mengatakan kepada The Atlantic, kemampuan seseorang untuk jongkok dipengaruhi oleh panjang pendeknya anggota tubuh. Semakin pendek anggota tubuh, akan mempermudah mereka untuk menyeimbangkan tubuh.
Faktor lain yang mendasari seseorang dapat jongkok menurut hasil penelitian dari Jepang adalah kapasitas intrinsik untuk dorsofleksi pergelangan kaki, menggerakkan kaki yang lebih dekat ke lutut. Dari sekitar 60 derajat pada periode neonatal, kapasitas dorsofleksi pergelangan kaki pasif turun menjadi sekitar 20 derajat pada masa dewasa. Ini menunjukkan bahwa tanpa latihan, seseorang akan kehilangan kemampuan untuk melakukan 'Asian squat' seiring bertambahnya usia.
Berdasarkan pencarian detikcom, belum ditemukan hasil penelitian yang menyatakan ada kaitannya bentuk kloset, khususnya kloset jongkok dengan kemampuan berjongkok seseorang. Namun, pemakaian kloset jongkok memang punya pengaruh positif, yakni dari segi kesehatan dapat memperlancar pencernaan.
Itulah penjelasan mengenai kloset jongkok dan kemampuan berjongkok seseorang. Menurut detikers sendiri, ada nggak sih hubungannya antara keduanya?
(aqi/das)










































