Fondasi merupakan struktur bangunan paling dasar yang akan menopang bangunan di atasnya. Pembuatan fondasi tidak bisa sembarangan dan harus disesuaikan dengan bobot bangunan yang akan dibangun.
Apabila dibangun asal-asalan, kata Kontraktor dari Rebwild Construction Wildan, siap-siap pembangunan tersebut menjadi 'proyek koboi', yakni proyek yang tidak memiliki perencanaan yang matang. Masalah yang timbul dari 'proyek koboi' ini cukup banyak, mulai dari proyek mangkrak, menghabiskan modal dan waktu yang banyak, hingga bangunan ambruk.
Untuk menghindari hal tersebut, setiap pembangunan harus melibatkan ahli struktur. Sebab, kejadian bangunan ambruk umumnya diakibatkan pembangunan yang tidak memiliki perencanaan dan tidak melibatkan arsitek dan ahli teknik sipil. Ahli bukan hanya menggambar bangunan, melainkan membuat perencanaan dan memastikan keamanan bangunan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan adanya perencanaan pembangunan, tenaga ahli bisa menentukan detail-detail mengenai bahan, desain, hingga jumlah material yang harus disiapkan. Detail-detail ini guna memastikan semua hal yang dikerjakan sudah sesuai dengan standar keamanan.
"Spesifikasi materialnya sesuai dan workernya juga nggak culas. (Proyek tanpa perencanaan) bahasa kerennya proyek koboi, lanjut aja nggak ada perencanaan," kata Wildan saat dihubungi detikcom, pada Selasa (30/9/2025).
Selain itu, perlu juga dilakukan pengecekan pada tanah. Struktur tanah, kata Wildan, bisa berpengaruh pada kekokohan bangunan. Untuk mengecek hal tersebut tentu harus melibatkan ahli yang memang memahami dan berpengalaman dalam hal tersebut.
Selama pembangunan berjalan sebaiknya semua orang yang berada di sekitar konstruksi harus memakai alat pelindung, minimal pelindung kepala. Sebab, tidak ada yang bisa menebak kapan musibah terjadi.
"Harusnya nggak boleh (masuk ke area konstruksi tanpa memakai pelindung diri) karena dari segi safety pun nggak masuk. Harus selalu pakai alat pelindung diri," ucapnya.
Sementara itu, seperti yang diketahui, baru-baru ini bangunan musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo ambruk dan menimpa sekitar 140 santri yang tengah melaksanakan salat Asar berjamaah. Menurut Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Edy Prakoso penyebab musala ponpes ambruk diduga karena fondasi bangunan yang tidak kuat.
"Diduga fondasi tidak kuat sehingga bangunan dari lantai empat runtuh hingga lantai dasar," kata Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Edy Prakoso dilansir Antara, pada Selasa (30/9/2025).
Pengasuh Pondok Pesantren Al Khoziny KH Abdus Salam Mujib mengatakan bangunan yang runtuh tersebut memang dalam masa pembangunan selama 9-10 bulan belakangan ini. Pada hari kejadian, dilakukan pengecoran pada lantai 4. Selang beberapa jam dari pengerjaan tersebut, tragedi bangunan ambruk terjadi.
"Mungkin sudah selesai atau bagaimana enggak tahu. Soalnya ngecor mulai dari pagi. Saya kira ngecornya mungkin hanya 4 jam, 5 jam selesai. Mungkin jam 12 sudah selesai," imbuhnya.
Penyelamatan santri yang masih terjebak di bawah reruntuhan masih dilakukan hingga saat ini. Dilansir detikJatim, masih 7 santri yang terjebak. Proses evakuasi terkendala pada risiko bangunan tersebut bisa kembali ambruk.
"Kami masih fokus melanjutkan untuk penyelamatan atau evakuasi yang masih hidup dan terdeteksi ada tujuh lagi. Ada satu sektor yang di belakang satu orang, kemudian di tengah satu orang, di samping kanan lima orang," ungkap Sekretaris Daerah Provinsi Jatim Adhy Karyono, Selasa (30/9/2025).
Dengan tips di atas, semoga ke depannya detikers bisa lebih hati-hati dan terencana ketika membangun bangunan apa pun. Jangan lupa selalu utamakan keselamatan.
(aqi/das)