Kamar mandi adalah ruangan paling sering terkena air, rawan licin, dan lembap. Pemilihan keramik yang tepat dapat menghindari kecelakaan seperti terpeleset atau kaki terluka karena ada pecahan keramik. Pemilihannya yang tidak bisa asal, begini panduan membeli keramik untuk kamar mandi.
Dalam pameran ke-10 Keramika Indonesia bersama Mega Build Indonesia edisi ke-21, PT Kia Serpih Mas atau KIA Ceramics memperkenalkan beberapa produk untuk kamar mandi, salah satunya keramik.
Graphic Designer PT Kia Serpih Mas, Besa Wade Ruwapensa mengatakan untuk kamar mandi terdapat 2 jenis keramik yang disarankan yakni satin atau baby skin dan anti-slip atau anti licin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kamar mandi disarankan untuk wet areanya memakai anti slip. Terus untuk area kering kalau menurut saya lebih disarankan memakai satin. Jangan pakai yang glossy karena di sana biasanya ada wastafel, takut ada cipratan air berpotensi basah licin," kata Besa kepada detikProperti, ditulis Sabtu (11/5/2024).
![]() |
Namun, jika ukuran kamar mandi terlalu kecil sehingga hanya terdiri dari area basah saja atau wet area, bisa hanya menggunakan keramik anti-slip. Untuk ukuran dan modelnya bisa dibebaskan keinginan pembeli.
Untuk tahun ini, Besa mengatakan KIA Ceramics banyak mengeluarkan produk berwarna netral, earth tone, dan beige. Keramiknya pun tidak hanya yang polos, melainkan ada pula yang bercorak hingga bertekstur.
Tidak terbatas pada lantai, KIA Ceramics juga memiliki produk keramik untuk dinding kamar mandi. Meskipun sama-sama keramik, ternyata spesifikasi Keramik lantai dan dinding berbeda.
"Disarankan menggunakan keramik sesuai peruntukkannya. Contohnya banyak yang memakai keramik dinding ke lantai. Padahal itu kurang cocok karena breaking strength-nya lebih rendah yang dinding. Kalau dia ditempel otomatis ada kemungkinan kalau perekatnya tidak kuat akan jatoh, nanti menimpa orang. Nah makanya keramik dinding pasti lebih ringan dari keramik lantai," jelasnya.
![]() |
Untuk membedakan keramik lantai dan dinding, bisa dilihat melalui kemasan produk. Untuk keramik lantai biasanya ditulis floor tile dan untuk keramik dinding dinamakan wall tile.
Lebih lanjut, Besa menjelaskan semakin besar ukuran keramik maka ketebalannya akan bertambah. Begitu juga dengan harganya juga akan semakin mahal.
"Kalau untuk pasar Indonesia biasanya memakai ukuran 30x30 cm (persegi), 25x25 cm untuk kamar mandi. Kalau bentuknya square biasanya untuk keramik lantai," sebutnya.
Biasanya ketinggian dinding yang perlu dipasang keramik apabila hanya sebagian yang ditutup keramik sekitar 150-175 cm dari bawah. Penentuannya disesuaikan dengan tinggi penghuni rumah.
Kemudian untuk menentukan jumlah keramik yang perlu dibeli baik untuk dinding dan lantai bisa diketahui dari luas ruangan. Besa menyebutkan harga keramik ditentukan per meter persegi. Dalam satu dus keramik itu terdiri dari keramik 1 meter persegi (square meter).
Selain itu, keramik tidak bisa dibeli satuan sehingga saat membeli keramik kamar mandi harus dilebihkan 1 dus untuk berjaga-jaga.
"Anggaplah perumahan-perumahan sekarang itu kamar mandinya 1,5 meter x 1,5 meter biasanya. Berarti tinggal dikalikan. Nanti kita dapat luasnya berarti 22,5 meter persegi. Berarti harus beli 3 dus untuk keramik ukuran 50 x 50 cm dengan 12 pcs keramik isinya. Biasanya satu dus itu 1 square meter. Satu dus (ukuran 50 x 50 cm) isinya 4 pcs karena 1 keramik setengah meter," ujarnya.
(aqi/abr)