Usai hari raya lebaran, banyak masyarakat Indonesia yang ingin menyisihkan uang tunjangan hari raya (THR) mereka untuk memenuhi barang kebutuhan hidup, mulai dari pakaian, kendaraan, hingga membeli rumah pribadi.
Tidak sedikit juga dari mereka yang masih ragu untuk menggunakan uang tersebut dengan alasan karena harga yang dipatok masih terlalu mahal sehingga mereka harus berpikir dua kali sebelum membelinya.
Pada saat itulah beberapa penyedia jasa dan barang mulai mengeluarkan jurus jitu mereka, yaitu dengan cara memberikan diskon spesial. Diskon ini bekerja sebagai cara untuk menarik minat masyarakat untuk membeli produk tertentu, dari yang awalnya tidak terpikirkan untuk membeli produk tertentu, jadi merasa ingin membelinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi apakah cara seperti ini juga efektif menarik minat pemburu properti?
Menjawab pertanyaan tersebut Fibriyani Elastria, selaku Chief Marketing Officer (CMO) Pinhome menjelaskan, diskon pada bisnis properti itu memang berbeda dengan diskon barang kebutuhan sehari-hari seperti fashion, dan makanan.
Bila diskon pada barang kebutuhan sehari-hari bisa mengubah pilihan seseorang dari yang awalnya tidak ingin membeli jadi ingin membelinya, sedangkan diskon pada bisnis properti harus memenuhi kriteria tertentu untuk bisa menarik perhatian calon pembeli.
"Memang properti itu menariknya adalah orang itu harus sudah punya intent (niat) dulu, baru diskon itu akan mempunyai impact untuk dia untuk bisa memilih akhirnya. Diskon semata-mata tidak akan membuat orang dari yang tadinya gak mikir mau beli rumah jadi mau beli rumah. Beda dengan kebutuhan sehari-hari, kaya fashion, consumer goods," terang Fibriyani saat berbincang dengan detikcom belum lama ini.
Menurut Fibriyani, diskon tersebut akan akan menjadi efektif bila para calon pembeli tersebut memang sudah mempunyai niat untuk membeli rumah dari awal. Selain itu, agar diskon ini semakin efektif lagi, para pengembang juga harus memastikan bahwa para calon pembeli juga sudah dalam kondisi finansial yang cukup atau memiliki uang lebih.
"Kalau effectivenessnya, menurut saya akan tetap efektif. Dengan catatan memang orang tersebut sudah punya intent mau beli rumah. (Diskon) ini bisa jadi membuat pilihannya akan difinalisasi atau dipercepat. Karena harganya juga paling enggak ratusan sampai dengan miliaran, jadi kalau memang sekedar diskon saja, kecuali anak sultan. Harusnya gak sebegitunya," jawabnya.
Kapan Waktu Yang Tepat Bagi Pengembang Properti Untuk Memberikan Diskon?
Fibriyani menjelaskan bahwa diskon pada bisnis properti sebenarnya selalu dilakukan dari waktu ke waktu. Tetapi memang ada waktunya dimana teknik promosi diskon tersebut akan menjadi semakin agresif.
"Sebetulnya setiap saat ada saja yang ditawarkan, tinggal bentuknya saja seperti apa dan seberapa agresif promosinya. Memang biasanya ada momen-momen dimana agresivitas lebih tinggi, " jawab Fibriyani.
"Kalau ditanya waktunya, biasanya pas momen-momen orang menerima THR terutama buat yang emang pengin beli rumah pertama, dimana memang mempunyai THR itu sangat meaningful. Atau di awal tahun baru, karena kan ada yang suka bikin 'resolusi tahun baru: bisa memiliki tahun rumah ini' biasanya," lanjutnya.
(dna/dna)