Apa Itu Bubble Properti? Pengertian, Penyebab, dan Contohnya

Apa Itu Bubble Properti? Pengertian, Penyebab, dan Contohnya

Almadinah Putri Brilian - detikProperti
Minggu, 07 Jan 2024 09:07 WIB
KPR
Foto: Tim Infografis: Luthfy Syahban
Jakarta -

Pernah mendengar istilah bubble properti atau housing bubble? Barangkali detikers pernah mendengar istilah tersebut.

Ya, istilah tersebut memang kerap digunakan di sektor properti. Bubble properti ini merujuk pada naiknya harga rumah yang dipicu oleh berbagai hal.

Untuk mengetahui lebih lanjut, simak informasi berikut ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Bubble Properti

Dikutip dari Investopedia, Sabtu (6/1/2024), bubble properti atau housing bubble merupakan kenaikan harga rumah yang dipicu oleh permintaan, spekulasi, dan pengeluaran berlebihan yang nantinya bisa kolaps sehingga harga kembali menjadi turun.

Biasanya, bubble properti dimulai dengan peningkatan permintaan di tengah terbatasnya pasokan rumah. Untuk memenuhi permintaan, diperlukan waktu yang cukup lama. Pada saat itu, spekulan akan mengucurkan uang ke pasar properti. Permintaan pun akan menurun atau stagnan di beberapa titik seiring dengan meningkatnya pasokan. Hal ini bisa mengakibatkan penurunan harga yang tajam, kemudian 'gelembung' itu pecah.

ADVERTISEMENT

Bubble properti ini biasanya hanya peristiwa sementara, namun juga bisa berlangsung selama bertahun-tahun. Hal ini biasanya didorong oleh beberapa hal, misalnya permintaan yang dimanipulasi, spekulasi, tingkat investasi yang sangat tinggi, kelebihan likuiditas, deregulasi pasar pembiayaan real estat, atau lainnya.

Faktor-faktor tersebut bisa membuat harga rumah tidak berkelanjutan, dan hal ini menyebabkan peningkatan permintaan versus pasokan.

Bubble properti tidak hanya menyebabkan kehancuran di sektor properti saja, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan terhadap masyarakat dari semua kelas, lingkungan sekitar, dan perekonomian secara keseluruhan. Hal itu bisa memaksa orang untuk mencari cara untuk melunasi KPR melalui berbagai program, atau bisa juga membuat mereka mengambil dana pensiun untuk melunasi rumah. Bubble properti ini menjadi salah satu alasan utama orang-orang kehilangan tabungannya.

Penyebab Bubble Properti

Pasar perumahan umumnya tidak terlalu rentang terhadap bubble seperti di pasar keuangan lainnya karena memiliki jumlah transaksi yang besar dan biaya yang terkait dengan kepemilikan rumah. Namun, peningkatan pesat dalam pasokan kredit yang mengarah pada kombinasi suku bunga yang sangat rendah dan pelonggaran standar penjaminan kredit dapat menarik peminjam ke pasar perumahan. Hal ini bisa memicu permintaan.

Adanya kenaikan suku bunga dan pengetatan standar kredit dapat mengurangi permintaan, sehingga menyebabkan pecahnya bubble properti.

Contoh Bubble Properti

Sebagai contoh, di Amerika Serikat sempat mengalami bubble properti yang harga rumahnya jadi menurun tajam. Awalnya, terjadi bubble di sektor teknologi pada awal tahun 2000-an. Harga saham teknologi yang sangat tinggi membuat investor beralih berinvestasi dengan membeli rumah.

Adanya dorongan pemerintah terhadap kepemilikan rumah secara luas membuat bank menurunkan suku bunga dan persyaratan pinjaman. Hal ini memicu kegilaan pembelian rumah yang mendorong harga rata-rata penjualan rumah naik 55% pada tahun 2000-2007.

Hal tersebut mendorong spekulan yang mulai menjual rumah untuk mendapatkan keuntungan puluhan ribu dolar hanya dalam 2 minggu saja. Sebagai informasi, spekulan merupakan seseorang yang membeli properti karena ingin mendapatkan keuntungan dalam waktu singkat. Setelah membeli properti, ia akan segera menjual propertinya dengan harga meningkat, sehingga mendapatkan keuntungan dalam waktu singkat.

Pasar saham mulai pulih pada waktu yang sama dan suku bunga mulai meningkat pada 2006. KPR dengan suku bunga yang dapat disesuaikan disetel ulang ke tingkat yang lebih tinggi pada tahun 2007 seiring dengan munculnya tanda-tanda perlambatan ekonomi.

Premi risiko terlalu tinggi bagi investor karena harga rumah berada pada level tinggi dan mereka kemudian berhenti membeli rumah. Harga rumah mulai anjlok ketika pembeli rumah menyadari bahwa nilai rumah bisa turun. Hal ini memicu aksi jual besar-besaran pada sekuritas berbasis hipotek. Harga rumah turun 19% dari 2007 hingga 2009.

Itulah pengertian, penyebab, dan contoh bubble properti. Semoga bermanfaat!




(abr/abr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads