Retakan pada dinding memang tidak sedap dipandang mata. Apalagi bila retakan itu semakin lama semakin membesar dan mambuat waswas. Permasalahan ini bisa terjadi karena plester mengering atau dinding melebar dan menyusut akibat cuaca.
Selain itu, retakan juga bisa menandakan masalah struktural yang lebih besar seperti pohon dan semak yang tidak terkendali, saluran air retak, bocornya saluran air hujan hingga genteng yang hilang.
Dikutip dari Homes and Gardens, Selasa (5/9/2023), retakan ini memang menakutkan. Sehingga sebelum khawatir, lebih baik dicari apa penyebab retakan-retakan pada dinding itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini daftar penyebab retakan pada tembok rumah
1. Rumah Baru
Jangan salah, rumah baru pun berpotensi memiliki retakan pada tembok. Retakan rumah baru kemungkinan muncul saat bangunan menempel pada pondasinya. Retakan ini akan sangat halus dan tidak akan membesar seiring berjalannya waktu sehingga Kamu bisa cukup menambal dengan bubuk gipsum paste dan cat ulang. Setelah diisi, retakan tidak akan muncul kembali. Jika muncul, konsultasikan dengan kontraktor yang bersangkutan.
2. Rumah Tua
Rumah juga memiliki umur. Bila umur rumah sudah tua, biasanya muncul retakan-retakan. Retakan pada rumah tua menjadi tanda-tanda masalah kalau retakan tersebut dimulai dari permukaan tanah dan melebar ke atas. Hal ini mungkin disebabkan oleh pergerakan struktur tanah yang signifikan.
3. Penyusutan Plester
Penyusutan plester adalah salah satu penyebab paling umum terjadinya retakan pada dinding. Hal ini adalah akibat dari hilangnya kelembapan karena plester mengering dan mengeras. Memanjangnya retakan ini bisa Kamu minimalisir dengan mengurangi waktu pengeringannya seperti memperhatikan ruangan tetap terjaga dan dalam keadaan gelap serta bebas angin. Jika Kamu ingin perbaiki kembali, pastikan Kamu membasahi dinding sebelum diplester.
4. Timbul Kelembapan
Kelembapan tidak hanya akan membuat dinding retak tetapi juga menghasilkan noda gelap. Kelembapan ini timbul karena sering terjadi setelah hujan deras atau banjir. Jika kelembapan ini tidak segera ditangani, ada kemungkinan retakan akan melebar dan menghasilkan lebih banyak. Jika semen yang kamu gunakan merupakan semen instan, kemungkinan semen ini cenderung memiliki permeabilitas yang rendah dan rapuh, sehingga memungkinkan air hujan melewati retakan halus. Pengecatan ulang mungkin diperlukan dengan menggunakan pasta mortar atau sebuah campuran semen, pasir, air dan memiliki perlindungan yang dibutuhkan.
5. Plafon Retak
Masalah pada plafon sering kali disebabkan oleh hilangnya kerekatan plester, pergerakan struktural, kegagalan pembalokan, masalah lembab, atau kayu yang sudah lapuk. Jika Kamu memiliki retakan pada plafon karena penyusutan plester maka Kamu dapat menambal kembali dan mempertahankan struktur plafon.
6. Akar Pohon
Jika Kamu memiliki pohon yang tumbuh di dekat rumah Kamu, kemungkinan Kamu bisa mengalami keretakan pada rumah karena akar pohon yang melebar ke luar dan sering menjalar ke bawah rumah sehingga dapat menyebabkan penurunan permukaan tanah.
Menebang pohon yang mengganggu dekat rumah juga bukan solusi yang baik karena dapat menyebabkan lebih banyak kerugian. Pohon-pohon besar akan haus dan membuat tanah membengkak karena kelembapan yang tidak lagi dapat diserap oleh pohon, dan berisiko mendorong fondasi ke atas. Kamu bisa menggunakan solusi dengan cara mengurangi jumlah penyerapan air pada pohon dengan menggali parit yang dalam dan sempit antara pohon sehingga ini dapat menghalangi antara akar pohon dengan bangunan. Hal ini memberikan keuntungan dalam mempertahankan pepohonan sekaligus melindungi pondasinya.
7. Gempa Bumi
Pergerakan keras apa pun pada rumah dapat menyebabkan retakan, yang paling umum adalah gempa bumi. Jika Kamu melihat adanya retakan setelah gempa bumi, sebaiknya segera periksakan retakan tersebut untuk berjaga-jaga jika dapat berpotensi kerusakan struktural yang lebih parah dan menyebabkan runtuhan.
8. Permukaan Tanah Ambles
Tanah ambles mengacu pada tanah di bawah pondasi yang roboh dan berpotensi menyebabkan keruntuhan dan memiliki karakteristik retakan berbentuk huruf 'V'. Permukaan tanah yang ambles ini bisa terjadi karena kekeringan, akar pohon, dan embun beku yang lebat sehingga memicu lapisan tanah liat menyusut atau membengkak, dan saluran air yang bocor dapat mengubah tanah menjadi lunak dan lembab.
Selain itu, penggalian proyek yang terjadi dekat rumah Kamu juga bisa menimbulkan pengaruh yang mengganggu stabilitas dinding mulus. Untungnya, amblesan ini jarang terjadi disebabkan karena lubang runtuhan atau pekerjaan seperti tambang tua.
9. Pemukiman
Perubahan apapun pada berat rumah Kamu bisa menghasilkan pergerakan. Misalnya, ketika dinding dipindahkan atau jendela diganti akan membuat pergeseran pada posisi baru bata. Namun, retakan yang disebabkan permukaan ini bukanlah masalah yang serius karena sebagian besar bangunan berangsur-angsur mengendap seiring berjalannya waktu karena tanah secara perlahan dikompresi untuk menyesuaikan dengan beban baru yang dikenakan padanya
10. Pondasi Yang Berbeda
Jika Kamu memiliki dua pondasi yang berbeda dan saling berdampingan, seperti rumah tua dengan perluasan modern, retakan ini bisa terjadi di persimpangan antara dua struktur karena kecepatan pergerakan yang berbeda. pergerakan diferensial ini bukanlah hal yang baru, masalah serupa dapat muncul secara berkala ketika jendela ceruk bergaya Victoria dibangun dengan pondasi yang lebih dangkal dibandingkan dengan bangunan utama.
11. Tanaman Merambat
Jika Kamu mempunyai tanaman yang merambat di dinding luar properti Kamu, maka Kamu harus selalu berhati-hati terhadap retakan baru yang muncul di bagian luar atau dinding bagian dalam. Jika sudah mulai menimbulkan masalah, tanaman yang sudah tumbuh harus dipotong di dekat akar dan diracuni. Kemudian, setelah dedaunan mati, daun tersebut dapat dihilangkan dengan hati-hati.
(zlf/zlf)