- Kekurangan dan Kelebihan
- Jenis Rumput Sintetis Berdasarkan Bahan Nylon Polyethylene Polypropylene
- Cara Merawat A. Bersihkan secara rutin: B. Bilas dengan air: C. Jauhkan dari panas berlebih: D. Hati-hati dengan benda tajam: E. Perhatikan drainase: F. Gunakan perlindungan tambahan: G. Hindari bahan kimia berbahaya:
Popularitas rumput sintetis sepertinya sedang naik terimbas maraknya pemberitaan soal rumput Jakarta International Stadium (JIS) yang disinyalir tak memenuhi standar organisasi sepak bola dunia FIFA.
Bicara rumput sintetis, barang ini juga sebenarnya sudah ramah di telinga masyarakat Indonesia. Maklum saja, lembaran hijau beraneka ragam bentuk dan ukuran ini sering dimanfaatkan untuk mempercantik rumah.
Spesifikasinya tentu tak serumit rumput stadion, seperti harus memenuhi standar FIFA. Cukup enak dilihat saja dan tentunya ramah di kantong biar nggak bikin dompet bolong. Soal bentuk, bisa pilih sesuai selera.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kekurangan dan Kelebihan
Sebelum membahas hal lain, detikProperti mau mengajak detikers sekalian untuk kenalan dulu nih dengan kekurangan dan kelebihan rumput sintetis yang biasa dipakai untuk mempercantik rumah kamu.
Rumput SintetisRumput Sintetis Foto: (Istimewa/tina.co.id)
Architect Advisor Tina.co.id, Ronaldo Boan Pardamean Silitonga bilang, ada beberapa keunggulan menggunakan rumput sintetis untuk taman.
a. Tampilan yang tetap indah sepanjang tahun.
b. Perawatan yang mudah.
c. Daya tahan yang tinggi.
d. Penghematan air.
e. Tanpa penggunaan pestisida dan pupuk kimia.
Meski banyak keuntungannya, Ronaldo bilang, penggunaan rumput sintetis juga ada kekurangannya lho. Hal ini perlu dipahami detikers biar bisa mempertimbangkan dengan matang sebelum menggunakan rumput sintetis di rumah.
Apa saja ya kekurangannya?
a. Biaya awal yang tinggi.
b. Tidak memberikan keindahan dan kealamian rumput alami.
c. Dampak negatif terhadap lingkungan.
d. Tidak dapat ditanami atau diberi tanaman lain.
Jenis Rumput Sintetis Berdasarkan Bahan
Beda jenis, beda juga penggunaannya. Dikutip dari homestratosphere.com, berdasarkan bahannya, ada beberapa jenis rumput sintetis lho.
Nylon
Bisa dibilang, ini adalah jenis rumput buatan terkuat yang tersedia di pasaran. Rumput sintetis berbahan nilon dapat menahan beban berat dan suhu tinggi tanpa menjadi kusut atau kehilangan bentuk aslinya.
Bahannya yang 'badak' banget bikin rumput sintetis ini tahan lama. detikers nggak perlu khawatir tampilannya rusak atau berubah karena sinar matahari yang panas atau nggak sengaja sobek kena benda tajam.
Sayangnya, rumput sintetis jenis ini harganya mahal banget. Bisa dibilang jadi yang paling mahal di antara bahan rumput sintetis yang lain.
Selain itu, bahan nylon juga membuat tumpukan rumput jenis ini kaku. Makanya biasanya aplikasi rumput sintetis berbahan nylon ini sering digabungkan dengan jenis rumput sintetis lain.
Karena tekstur serat yang kaku, bikin rumput ini sama sekali nggak terasa alami, meski terlihat bagus dan cenderung bertahan lama jika dipasang dengan benar.
Polyethylene
Rumput sintetis berbahan polietilen bisa dibilang sebagai rumput sintetis paling idola. Jenis rumput buatan ini nggak cuma terlihat luar biasa dengan warna hijau cerah dan banyak tekstur, tapi juga terasa lebih lembut dan alami dibandingkan nilon.
Rumput sintetis jenis ini sering digunakan untuk lansekap serta lapangan atletik seperti sepak bola, sepak bola, dan baseball.
Saat dipasangkan dengan jerami sekunder nilon, jenis rumput sintetis ini bakal jadi 'badak' banget. Kuat dan tahan terhadap banyak jenis penggunaan tanpa khawatir terlihat compang-camping karena usang.
Ini karena rumput polietilen tidak berpori, dan membuatnya tidak akan menahan bau seperti rumput buatan nilon.
Polypropylene
Ini bukan hanya pilihan yang paling murah untuk rumput sintetis, tetapi juga yang paling nggak awet. Meskipun mungkin terlihat bagus untuk pemilik rumah yang sedang berburu tawaran lansekap yang bagus, rumput sintetis berbahan Polypropylene tidak akan cocok untuk dipijak, apalagi untuk alas bermain dan olahraga.
Kalau detikers menginginkan rumput buatan yang tahan lama, kamu harus memilih jenis yang lain karena polipropilen cepat aus lantaran teksturnya yang kelewat halus.
Lebih parahnya, rumput sintetis jenis ini juga nggak tahan panas seperti nilon dan polietilen. Artinya, kalau dipasang di area outdoor yang terpapar langsung oleh panasnya matahari, rumput sintetis ini bakal langsung tampak tidak alami yang memiliki bintik-bintik datar dan area yang cacat akibat paparan panas.
Tapi bila hanya digunakan untuk kebutuhan hiasan di dalam ruangan yang jarang dipijak, rumput sintetis ini bisa dibilang sebagai pilihan yang pas.
Cara Merawat
Meski produk buatan ini tak mengalami pertumbuhan seperti rumput alami yang haru dipangkas secara berkala, namun tetap saja butuh perawatan agar tahan lama dan tidak cepat rusak.
Apalagi bila rumput sintetis diaplikasikan di area outdoor atau di luar ruangan.
Panas berlebih atau bahkan benda tajam bisa membuat rumput sintetis mudah lapuk dan robek hingga permukaannya rusak.
Lantas bagaimana cara perawatannya?
Architect Advisor Tina.co.id, Ronaldo Boan Pardamean Silitonga mengatakan, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan supaya rumput sintetis di rumah detikers bisa awet dan tetap kece.
A. Bersihkan secara rutin:
Ini penting untuk menjaga kebersihan dan keindahan rumput sintetis. Meski nggak perlu disiram biar tetap hijau, tapi tetap harus dirawat dengan cara dibersihkan agar debu dan kotoran nggak membuat rumput sintetis kusam dan nggak menarik.
"Sikat atau sapu rumput sintetis untuk menghilangkan kotoran dan menjaga penampilannya yang rapi," kata Ronaldo kepada detikcom.
B. Bilas dengan air:
Kalau ketemu noda yang bandel dan susah diusir, detikers bisa gunakan air untuk membantu membersihkan rumput sintetis kesayangan di rumah. Air bisa membantu 'menyapu' debu dan kotoran di area sela-sela yang sulit dijangkau oleh sapu atau alat pembersih lainnya.
"Jika ada noda atau kotoran membandel, bilas rumput sintetis dengan air bersih," sambung dia.
C. Jauhkan dari panas berlebih:
Ini penting nih. Mengingat bahannya yang didominasi oleh plastik dan karet, suhu panas ekstrem bisa membuat permukaan dan serat rumput sintetis bisa rusak dan meleleh.
"Hindari kontak langsung dengan benda panas seperti bara api, karena dapat merusak serat rumput sintetis," tegas Ronaldo.
D. Hati-hati dengan benda tajam:
Berbeda dengan rumput alami yang bisa memperbaiki diri bila mengalami kerusakan, rumput sintetis adalah benda mati yang bila sudah rusak atau sobek akan sulit diperbaiki. Sehingga diperlukan kehati-hatian agar rumput sintetis di rumah detikers nggak sobek dan rusak karena terkena benda tajam.
"Hindari benda tajam yang dapat merobek atau merusak rumput sintetis," beber dia.
E. Perhatikan drainase:
Jamur dan bakteri bisa timbul di area yang lembab dan kotor. Kondisi itu juga bisa menimbulkan bau tak sedap hingga penyakit yang tidak diinginkan. Makanya, penting untuk memastikan rumput sintetis tetap kering. Atau setidaknya, cepat kering bira terkena air.
Jadi, perlu diperhatikan soal drainase saat mengaplikasikan rumput sintetis di taman dan rumah.
"Pastikan sistem drainase yang baik untuk mencegah genangan air yang dapat merusak rumput sintetis," kata Ronaldo lagi.
F. Gunakan perlindungan tambahan:
Berbeda dengan rumput alami yang ditanam di atas tanah, rumput sintetis umumnya diapilkasikan di atas permukaan yang rata dan keras sehingga tekanan terhadap permukaannya cukup besar. Butuh pelindung tambahan seperti bantalan atau permukaan pelindung sebagai alas di area yang sering dilalui untuk mengurangi tekanan pada rumput sintetis.
G. Hindari bahan kimia berbahaya:
Ini penting nih. Beberapa jenis serangga memang kerap ditemukan bersembunyi di rumput sintetis. Tapi jangan sembarangan disemprot menggunakan cairan anti serangga ya. Cairan pestisida yang keras bisa bikin serat rumput sintetis mudah lapuk dan getas.
"Jauhi penggunaan pestisida atau bahan kimia keras yang dapat merusak serat rumput sintetis," tutup dia.
(dna/zlf)