Pertimbangan beli rumah bukan cuma soal lokasi strategis dan harga miring. Ada risiko lingkungan tersembunyi yang bisa jadi pengganggu kenyamanan jika luput dari pemeriksaan awal.
Banyak calon pembeli rumah terlalu fokus pada bangunan dan legalitas Kondisi lingkungan sekitar rumah kurang diperhatikan, padahal dapat mempengaruhi kesehatan, kenyamanan, hingga nilai investasi jangka panjang. Risiko lingkungan sering kali tidak terlihat secara kasat mata.
Karena itu, pemeriksaan lingkungan seharusnya menjadi bagian penting sebelum memutuskan untuk membeli atau menandatangani kontrak rumah. Dilansir dari situs RSB Environmental, Jumat (19/12/2025), berikut ini kondisi lingkungan sekitar rumah yang perlu diperiksa agar tidak menimbulkan kerugian besar setelah transaksi selesai.
1. Kondisi Tanah
Kondisi tanah menjadi hal yang paling sering terlewat untuk diperiksa. Sebelum deal membeli atau mengontrak rumah, pastikan tanah tidak terkontaminasi.
Kontaminasi tanah terjadi ketika zat berbahaya seperti bahan kimia industri, pestisida, logam berat, atau minyak meresap ke dalam tanah akibat aktivitas terdahulu atau pembuangan limbah yang tidak tepat. Kondisi ini dapat membahayakan kesehatan penghuni, menimbulkan biaya perbaikan yang mahal, serta berpotensi mencemari air tanah jika tidak terdeteksi sejak awal.
2. Kualitas Air
Air menjadi penunjang kehidupan utama karena digunakan sehari-hari. Pastikan kualitas airnya terjamin baik itu dari sumur ataupun toren.
Pencemaran air dapat berasal dari limbah industri, limpasan pertanian, hingga sistem septik yang sudah usang. Air tanah atau air sumur yang tercemar, berisiko membahayakan kesehatan dan menurunkan nilai rumah, sehingga pengujian kualitas air menjadi langkah penting sebelum membeli rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
3. Kualitas Udara di Dalam dan Sekitar Rumah
Kualitas udara yang buruk sering dipicu oleh jamur, radon, asbes, atau senyawa kimia berbahaya di dalam bangunan, terutama pada rumah lama. Selain itu, kedekatan dengan kawasan industri atau jalan raya padat juga dapat meningkatkan polusi udara dan mempengaruhi kenyamanan serta kelayakan hunian.
4. Bahan dan Limbah Berbahaya
Banyak bangunan tua masih mengandung cat berbahan dasar timbal, asbes, atau bahkan tangki penyimpanan bawah tanah yang berisiko bocor. Bahan-bahan berbahaya ini dapat menimbulkan masalah kesehatan serius dan menjadi persoalan besar saat renovasi jika tidak diidentifikasi sejak awal.
5. Risiko Banjir dan Dampak Perubahan Iklim
Perubahan iklim membuat risiko banjir semakin meningkat, bahkan di wilayah yang sebelumnya tergolong aman. Banjir dapat menyebabkan kerusakan struktural, pertumbuhan jamur, serta menambah beban biaya melalui asuransi banjir dan perbaikan jangka panjang.
6. Kedekatan dengan Lahan Terkontaminasi
Hunian yang berada di dekat lahan terkontaminasi, seperti bangunan industri terbengkalai atau lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA), berpotensi terdampak pencemaran tanah, udara, dan air tanah di sekitarnya. Kedekatan dengan area tersebut tidak hanya mempengaruhi keamanan hunian, tetapi juga dapat berdampak pada kesehatan penghuninya.
Membeli rumah adalah keputusan besar yang tidak boleh hanya didasarkan pada tampilan fisik dan harga. Dengan memeriksa kondisi lingkungan sejak awal, rumah bisa dipastikan untuk layak dihuni dalam jangka panjang. Semoga bermanfaat!
(das/das)











































