7 Hal yang Harus Kamu Ketahui Sebelum Bangun Rumah di Lahan Miring

7 Hal yang Harus Kamu Ketahui Sebelum Bangun Rumah di Lahan Miring

Sekar Aqillah Indraswari - detikProperti
Sabtu, 20 Jul 2024 06:58 WIB
Jalan menanjak menjadi rute awal menuju makam Kanjeng Jimat. Makam yang kerap didatangi pezirah hingga dari mancanegara.
Ilustrasi bangunan di jalan menanjak. Foto: Purwo Sumodiharjo
Jakarta -

Kamu pasti sudah sering melihat banyak rumah dibangun di jalan menanjak atau lahan miring. Meskipun lahannya tidak datar, rumah-rumah tersebut bisa kokoh berdiri dan tidak berbahaya sama sekali.

Ternyata, banyak orang memilih membangun rumah di lahan yang miring karena ingin menikmati pemandangan atau menghindari potensi bencana alam karena lokasinya yang menanjak. Namun, memang perlu kehati-hatian saat membangun rumahnya karena tanah yang miring berpotensi longsor atau retak jika ada penurunan tanah.

Mengutip dari Legal Eagle Contractors, Jumat (19/7/2024), tidak semua kemiringan layak untuk lahan rumah. Misalnya, gradien berada di kemiringan kurang dari 10% maka potensi bahaya tersebut dianggap kecil dan paling mudah untuk dibangun. Jika tanah memiliki kemiringan 11-20% dianggap sedang dan jika kemiringan berada di atas 20% dianggap curam. Semakin tinggi persen kemiringan risikonya juga semakin besar, selain itu biaya pengerjaannya juga bisa lebih mahal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, berikut beberapa hal yang harus kamu perhatikan sebelum membangun rumah di lahan miring.

1. Butuh Pengerjaan Fondasi Tambahan

Rumah yang dibangun di lahan miring bukan berarti bentuknya juga miring. Desain seperti itu lebih susah dibuat dan bisa merusak bangunan lebih cepat. Maka dari itu, rumah di lahan miring tetap terlihat datar dengan salah satu sisi bangunan terlihat besar dari sisi lainnya.

ADVERTISEMENT

Untuk membangun model seperti itu membutuhkan fondasi tambahan dan seringkali lebih besar daripada biaya membangun di tanah datar. Bahkan dengan kemiringan sedang juga kemungkinan perlu adanya juga beberapa hal yang harus dilakukan seperti penggalian yang lebih dalam, beton yang lebih banyak, dinding penahan atau teras, dan juga solusi untuk pembuangan air dan septic tank.

2. Butuh Waktu yang Lebih Lama

Pembangunan di lahan miring pasti memakan waktu yang lebih lama karena ada penyesuaian standar agar tetap aman untuk dihuni, sehingga akan memerlukan biaya yang lebih tinggi untuk tenaga kerja dan bahan tambahan.

3. Pembuangan Air dan Limbah

Seperti yang kamu tau air akan mengalir ke bawah. Tanah di dekat rumah kamu adalah jalur yang pasti akan dilewati oleh air saat hujan. Maka dari itu, kamu harus memperhatikan aliran air tanpa membahayakan properti di sekitarnya, seperti limpahan curah hujan tidak membanjiri jalanan umum.

Dinding penahan harus tahan air dan dikeringkan untuk mencegah air menggenang. Rumah juga perlu memiliki gorong-gorong untuk arus saluran air hujan atau menyalurkan air ke rendaman, yakni lubang digali di dalam tanah lalu diisi dengan puing-puing yang memungkinkan air permukaan meresap kembali ke dalam tanah.

Selain itu, pengolahan limbah bisa jadi rumit tergantung di mana letak rumah Kamu relatif terhadap saluran pembuangan limbah. Jika jalurnya menanjak, Kamu mungkin butuh memasang pompa, dan jika menurun, Kamu mungkin harus memasang tempat jatuh arusnya air untuk memperlambat aliran dengan kecepatan yang wajar.

4. Sisa Tanah & Area Landasan

Kamu harus memperhatikan sisa tanah yang dipindahkan saat kamu membangun rumah tersebut. Tanah sisa itu berasal dari area yang dikosongkan ini seperti untuk lahan parkir, peralatan, dan pengiriman kamu. Oleh karena itu, pertimbangkan hal ini karena kemungkinan akan membutuhkan biaya yang tinggi.

5. Akses Rumah

Tantangan lainnya adalah jalan yang miring yang membuatmu perlu berhati-hati saat cuaca buruk. Pastikan jalan masuk ke rumah tidak miring juga, melainkan datar agar mudah untuk keluar masuk dan tidak banjir.

6. Jenis Tanah

Kamu perlu memperhatikan jenis tanah di sebelum membangun rumah. Pastikan tanah tersebut cukup kuat untuk menahan beban di atasnya. Salah satu tanah yang disarankan seperti tanah granular (seperti kerikil, pasir, atau lanau yang mungkin ada komponen tanah liat sedikit) punya pembuangan air atau drainase yang baik serta juga bisa menahan beban.

Jenis tanah yang harus dihindari adalah tanah liat bisa merusak pondasi. Tanah liat bisa membengkak atau mengembang saat basah atau beku sehingga jika hunian kamu mengalami efek tersebut, kemungkinan Kamu memerlukan perbaikan teknis yang mahal atau menambahkan tanah granular.

Selain itu, tepian batu di dekat permukaan juga bisa menimbulkan kesulitan pada sistem drainase dan septic tank. Seringkali solusi yang tidak butuh biaya adalah dengan menghadapinya sebab mengatasi tepian ini membutuhkan biaya besar dan menimbulkan risiko tanggung jawab terhadap tetangga di sekitarnya.

7. Penataan Halaman

Kamu pasti tetap membutuhkan halaman atau taman di depan rumah. Maka, kamu perlu mempertimbangkan area ini dengan membuat tampilannya menarik mulai dari model lanskapnya hingga dekorasinya.

Mau tahu berapa cicilan rumah impian kamu? Cek simulasi hitungannya di kalkulator KPR.

Nah kalau mau pindah KPR, cek simulasi hitungannya di kalkulator Take Over KPR.




(aqi/abr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads