Saat mendesain interior rumah, pemilihan jenis lantai juga tidak luput dari perhatian. Banyak sekali jenis lantai yang tersedia saat ini, tidak terbatas pada pemakaian keramik atau marmer saja.
Bahkan ada jenis lantai yang tak lekang oleh waktu, setiap tahun kembali jadi tren karena ada saja peminatnya. Biasanya hal ini karena desainnya yang sederhana, bisa masuk ke segala jenis interior, dan membuat ruangan terasa lebih nyaman.
Dilansir The Spruce, berikut beberapa jenis lantai yang sebenarnya sudah lama dipakai, tetapi kembali menjadi tren di 2025.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Karpet dari Dinding ke Dinding
![]() |
Pemakaian karpet yang menutupi lantai dari dinding ke dinding sudah digunakan sejak lama, terutama di Eropa dan Amerika. Bahkan pemakaian karpet dari dinding ke dinding identik dengan lantai istana megah dan bangunan kenegaraan.
Fungsi pemasangan karpet dari dinding ke dinding adalah untuk menjaga lantai tetap hangat terutama saat musim dingin. Saat ini fungsinya sudah bergeser dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Negara dengan iklim tropis seperti Indonesia, sudah banyak yang memakai model lantai seperti itu.
Meskipun kebanyakan orang lebih menyukai lantai kayu keras modern, karpet juga sedang naik daun. Jensen menjelaskan bahwa karpet berkaitan erat dengan upaya mengurangi tingkat kebisingan di dalam rumah.
"Para desainer dan pemilik rumah masa kini memanfaatkannya secara strategis, hanya menambahkan di area-area yang mengutamakan kehangatan, kelembutan, dan akustik, (seperti]) kamar tidur," kata Jennifer Beget, pemilik dan desainer utama J Beget Designs, seperti dikutip detikcom, pada Rabu (20/8/2025).
2. Lantai Kayu Keras
![]() |
Salah satu jenis lantai yang setiap tahun ada saja penggemarnya adalah lantai yang memakai kayu keras atau hardwood. Tren ini awalnya populer pada 2000-an. Jenis lantai yang konsisten menarik banyak peminat adalah lantai kayu yang warnanya cukup gelap seperti kopi espresso. Namun, model lantai kayu di awal 2000-an dengan masa kini, terdapat perbedaan.
"Versi masa kini cenderung menggunakan warna cokelat tua yang lebih lembut dan kayu ek hitam pekat, dengan kilau rendah dan lapisan serat terbuka yang menonjolkan tekstur alami kayu. Lantai ini menambahkan kontras tinggi dan kesan mewah pada ruangan," terang Beget.
3. Lantai Berpola Versailles
![]() |
Lantai jenis ini memakai material kayu. Namun, pemasangannya rumit karena memiliki pola tertentu. Jenis lantai ini juga memiliki sebutan lain yakni lantai gaya Tuscan. Warna kayu yang digunakan coklat-oranye, beda dengan lantai kayu keras sebelumnya.
Saat ini, yang orang incar bukan material kayunya, melainkan lebih menyukai marmer dan batu kapur tumbled. Inspirasinya berasal dari Istana Versailles di Paris.
"Penggunaan batu-batu alam seperti marmer dan batu kapur memungkinkan terciptanya warna-warna serbaguna seperti krem, abu-abu, hitam, dan putih," kata Beget.
4. Lantai Mosaik Berpola
![]() |
Lantai mosaik berpola terbuat dari keramik yang dipasang hingga membentuk sebuah motif layaknya lukisan. Biasanya pola tersebut simetris dan ada satu titik yang bentuknya cukup besar. Lantai seperti ini banyak ditemukan di rumah-rumah zaman dulu sehingga terkesan antik. Namun, saat ini jenis lantai tersebut kembali ada yang menggunakannya.
"Biasanya, kamu bisa memilih warna yang diinginkan. Lantai mosaik menyembunyikan garis nat, karena natnya kecil dan pola indah yang dihasilkan ubin lebih menarik perhatian daripada yang lain," jelasnya.
5. Lantai Tanah Liat
![]() |
Lantai dari tanah liat memiliki tekstur yang halus, tetapi tidak mengkilap. Warnanya seperti batu bata, yakni terakota. Sama seperti tren lantai kayu keras, lantai satu ini juga mulai populer pada awal 2000-an.
Para desainer interior mengatakan lantai tanah liat cukup kuat, hangat, dan mudah dibentuk tidak hanya kotak atau persegi panjang, melainkan bisa dibuat dengan bentuk lain.
"Warnanya alami dan alami, biasanya buatan tangan. Terakota tahan lama, serbaguna, dan dapat digunakan di mana saja, (seperti) kamar mandi dan area lalu lintas utama. Kebanyakan terakota hemat biaya," ungkap Beget.
Selain itu, CEO dan desainer utama Jensen & Co. Isfira Jensen mengatakan lantai tanah liat bisa menutupi kotoran secara alami karena celah pada lantainya yang bisa membantu menyamarkan kotoran.
6. Ubin Berwarna
![]() |
Ubin berwarna ini biasanya memakai keramik. Bentuknya lebih sederhana daripada mosaik berpola karena hanya memainkan warna. Jenis lantai seperti ini biasa dipakai di kamar mandi dan telah populer sejak 1980-an. Gaya tersebut kembali hadir berkat color-drenching, yaitu praktik penggunaan satu warna di seluruh ruangan.
Itulah 6 jenis lantai yang kembali diburu di 2025, adakah yang membuat detikers tertarik?
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(aqi/abr)