Komisioner BP Tapera Heru Pudyo Nugroho buka-bukaan mengenai jumlah kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang terserap di 2025. Ia mengatakan kemungkinan tidak dapat mencapai target 350 ribu unit.
"(Jadi tidak bisa sampai 300 ribu unit?) Potensi supply-nya masih yang nggak ada. Supply-nya yang susah," kata Heru kepada awak media seusai acara Akad Massal 50.030 KPR FLPP dan Serah Terima Kunci Tahun 2025 di Perumahan Pondok Banten Indah, Kota Serang, Banten.
Meski begitu, ia tetap optimis minimal kuota yang terserap bisa mencapai 280 ribu dari 350 ribu unit yang disediakan pemerintah sepanjang 2025.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya kita tetap optimis lah. Paling tidak di 280 ribu mudah-mudahan tercapai," ujarnya.
BP Tapera juga telah menerapkan strategi dengan memperpanjang proses akad dan pencairan kredit sampai 30 Desember 2025 pukul 12.00 WIB/WITA/WIT. Pada tahun sebelumnya, klaim KPR subsidi hanya bisa sampai 15 Desember 2025.
"Tahun ini kita perpanjang sampai tanggal 30 Desember pukul dua belas siang. Itu terakhir akad yang bisa diajukan penyalurannya ke BP Tapera. Kenapa? Karena kita perlu waktu, paling tidak maksimal 2 hari untuk penyelesaian pembayaran, melakukan verifikasi tagihan, dan melakukan penyaluran pembayaran," jelas Heru.
Di balik supplynya yang terbatas, Heru melihat permintaan rumah subsidi tahun ini sebenarnya tinggi. Penyelarasan antara penyediaan dan permintaan ini yang Heru sebut sebagai tantangan baginya.
Ia menemukan alasan penyediaan rumah jadi lambat adalah faktor cuaca. Di tengah musim hujan saat ini, pembangunan perumahan jadi terhambat.
"Sisi supply-nya kan itu yang masih menjadi tantangan. Indikasinya apa? Teman-teman pengembang untuk menyelesaikan rumahnya menjadi siap huni, ini terkendala salah satunya cuaca nih. Musim hujan yang berkepanjangan di tahun ini menjadi tantangan yang signifikan sebenarnya," ungkap Heru.
Pengembang tidak boleh menjual rumah yang belum siap huni. Oleh karena itu, apabila pengembang baru mulai membangun, KPR subsidi atau FLPP belum bisa disalurkan, dilakukan akad, hingga serah terima kunci.
Apabila hingga akhir tahun masih banyak yang belum bisa melakukan akad atau baru ingin mengambil FLPP, BP Tapera membuka kesempatan pada Januari 2026. Nantinya debitur akan dihitung mengambil kuota 2026. Anggarannya akan memakai saldo awal kas BP Tapera.
"Nah di tahun 2025 ini kita berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan supaya BP Tapera bisa diberikan keuangan untuk menyalurkan secara lebih awal. Menggunakan apa? (Seharusnya) DIPAnya kan baru nanti nunggu Maret itu. (Kali ini bisa lebih awal cairnya) menggunakan saldo awal kas BP Tapera yang kita korek dari angsuran bulanan. Pengembalian sebelumnya. Terutama saldo akhir kas di triwulan 4 tahun anggaran sebelumnya. Nah itu kita gunakan bisa pakai di awal Januari tahun anggaran berikutnya (2026)," jelas Heru.
Jumlah kuota yang bisa ditanggung dengan saldo awal kas BP Tapera ini sekitar 20.000-30.000 bisa disalurkan di Januari.
Berdasarkan catatan detikcom, penyerapan FLPP hingga Rabu (17/12/2025) baru mencapai 256.300 unit. Seminggu yang lalu pada Rabu (10/12/2025), penyerapan FLPP tercatat sekitar 245.000.
"Nah itu FLPP, ya kalau kita lihat dari sisi realisasi tahun ini kan luar biasa ya. Mencatat realisasi tertinggi dari program FLPP mulai di 2010. Per hari ini kita sudah di angka 256.300-an. Jadi sekarang itu sudah mencatat realisasi yang tertinggi sepanjang sejarah," kata Heru kepada awak media di Kementerian Hukum, Jakarta pada Rabu (17/12/2025).
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(aqi/abr)











































