Komisioner BP Tapera Heru Pudyo Nugroho mengungkapkan tingkat keterhunian rumah subsidi secara keseluruhan tembus 93 persen pada 2024 dan 2025 alias tak lagi dihuni 'hantu'. Tingkat keterisian ini penting karena banyak konsumen rumah subsidi setelah membeli, tetapi tidak ditempati.
Hal ini sampaikan setelah acara Akad Massal 50.030 KPR FLPP dan Serah Terima Kunci Tahun 2025 di Perumahan Pondok Banten Indah, Kota Serang, Banten.
"Alhamdulillah memang tren-nya untuk keterhunian ini dari 2022-2025, per triwulan ketiga kemarin cenderung meningkat, 2022 itu hanya 76 persen, 2023 meningkat ke 92 persen, 2024 kemarin sekitar 93 persen. Saat ini (2025) juga sudah dikisaran sekitar 93 persen," kata Heru pada Sabtu (20/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peningkatan tentu pertanda bagus karena apabila rata-rata keterhunian rumah subsidi di seluruh RI di bawah 70 persen, berarti ada yang tidak beres dengan unitnya.
"Biasanya dari keterhunian ini kita evaluasi kalau keterhunian suatu perumahan itu rendah, 70 persen. Nah itu pasti biasanya itu ada sesuatu dengan perumahannya. Dari situlah kemudian kita akan evaluasi bersama dengan Kementerian PKP," jelas Heru.
Meningkatnya jumlah peminat rumah subsidi, BP Tapera ingin terus meningkatkan kualitas bangunannya. Heru mengatakan pihaknya berencana untuk membuat katalog kontraktor, yakni situs pengecekan kontraktor bersertifikasi, kompeten, dan amanah.
"Jadi kontraktor yang tersertifikasi yang sudah diakses bersama Tapera sama Kementerian PKP, kemudian bisa meng-upload, mendaftarkan diri di e-katalog kontraktor. Sehingga dimanapun pengembang kalau ingin dapat kontraktor yang bagus, ya udah ambil dari e-katalognya Tapera. Marketplace bahan bangunan juga, terus kemudian juga kontraktor juga ke depannya. Ini salah satu upaya ya," ungkapnya.
Sementara itu, tahun ini pemerintah telah menambah kuota KPR subsidi atau sering disebut dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dari yang semula hanya untuk 220 ribu rumah menjadi 350 ribu rumah.
Berdasarkan catatan detikcom, penyerapan FLPP hingga Rabu (17/12/2025) baru mencapai 256.300 unit. Seminggu yang lalu pada Rabu (10/12/2025), penyerapan FLPP tercatat sekitar 245.000.
"Nah itu FLPP, ya kalau kita lihat dari sisi realisasi tahun ini kan luar biasa ya. Mencatat realisasi tertinggi dari program FLPP mulai di 2010. Per hari ini kita sudah di angka 256.300-an. Jadi sekarang itu sudah mencatat realisasi yang tertinggi sepanjang sejarah," kata Heru kepada awak media di Kementerian Hukum, Jakarta pada Rabu (17/12/2025).
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(aqi/abr)











































