PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) menjual seluruh kepemilikan saham Perseroan dan entitas anak PT Kencana Unggul Sukses (KUS) di PT Karya Pratama Propertindo kepada PT Puri Dibya Property dan PT Hartons Property Development. Dalam transaksi tersebut kepemilikan lahan 8 hektare di Bali juga ikut dilepas.
"Aset yang dialihkan dalam transaksi ini masih berupa lahan kosong yang selama ini dipersiapkan sebagai bagian dari rencana pengembangan di kawasan tersebut. Transaksi ini tentunya sangat strategis karena meningkatkan dana kas perusahaan," ungkap Corporate Secretary APLN, Justini Omas dalam keterangan tertulis, seperti dikutip detikcom, pada Senin (15/12/2025).
Transaksi dilakukan pada 11 Desember 2025 melalui penandatanganan dokumen oleh para pihak. APLN menegaskan bahwa penjualan lahan sekitar 8 hektar di Bali ini bukan merupakan transaksi material maupun transaksi afiliasi sebagaimana diatur dalam peraturan OJK.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Transaksi ini dilakukan sebagai bagian dari upaya perusahaan menjaga kesehatan finansial dan memastikan kemampuan untuk menangkap peluang pertumbuhan di sektor properti.
Saat ini APLN tengah mengembangkan berbagai proyek properti, seperti Podomoro Park Bandung, Bukit Podomoro Jakarta, Podomoro Golf View Cimanggis, Parkland Podomoro Karawang, Podomoro City Deli Medan dan Borneo Bay Residence Balikpapan.
Lebih lanjut, Justini menambahkan divestasi aset yang tengah mereka lakukan merupakan strategi untuk memperkuat fundamental dan mendukung ekspansi pada proyek-proyek berkualitas lainnya. Sejak tahun 2017 sejumlah aset properti telah berhasil dilakukan divestasi dengan nilai yang tinggi.
"Aset yang kami divestasi berhasil meningkatkan nilai perusahaan, mendorong percepatan proyek properti baru dan berhasil memangkas utang perusahaan. Kami bersyukur strategi ini dapat dijalankan dengan sangat baik oleh manajemen APLN," ungkap Justini.
Tidak hanya itu, nilai utang juga dari tahun ke tahun bisa ditekan. Total pinjaman berbunga perusahaan sejak 2021 terus menurun dari Rp 10 triliun menjadi Rp 5,5 triliun per September 2025 atau berkurang hingga sekitar Rp 4,5 triliun. Salah satu sumber pelunasan utang tersebut berasal divestasi aset strategis yang nilainya tinggi.
"Pembangunan proyek properti ini menjadi bagian dari komitmen perusahaan untuk memenuhi kebutuhan rumah nasional dan mendorong bergeraknya ekonomi daerah. APLN akan terus mengoptimalkan setiap potensi pertumbuhan ekonomi dengan menyediakan properti terbaik dan bernilai tinggi," terangnya.
(aqi/aqi)










































