Di tebing batu yang curam pada pegunungan Dolomites, Italia ada sebuah bangunan yang terlihat mustahil. Bangunan ini tidak berdiri di atas tanah seperti pada umumnya, melainkan tertanam di tebing batu yang terjal, seolah menentang gravitasi.
Bangunan ini dinamai Alpine Shelter, sebuah peninggalan yang cukup bersejarah. Bangunan ini berdiri di lokasi peperangan sengit antara Italia dan Austria-Hongaria. Alpine Shelter, terlihat seperti gubuk yang dibuat dengan memadukan arsitektur cerdas di sebuah alam yang ekstrem.
Alpine Shelter dibangun pada masa Perang Dunia I, sekitar tahun 1915 oleh tentara Italia yang membutuhkan tempat perlindungan di ketinggian. Pembangunannya pada masa itu, menggunakan tangga tali dan kereta gantung untuk mengakses tempat yang sulit dijangkau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari Daily Mail, Selasa (18/11/2025), shelter ini memiliki dinding dalam yang sebagian terbuat dari batu tebing itu sendiri, sehingga hal itulah yang membuat bangunan dan gunung ini menyatu. Dinding bagian depan terbuat dari bata dengan desain atap miring, dua pintu, dan empat jendela berbingkai kayu.
Keunikan Alpine Shelter ini membuat banyak orang terheran. Satu sisi bangunan langsung menempel di tebing vertikal, sementara sisi lainnya menghadap ke jurang tinggi, membuatnya terlihat seperti melayang.
Sementara itu dikutip dari Earthly Mission, bangunan dengan interior mungil ini bertahan hingga sekarang. Untuk mencapai shelter ini, pengunjung hanya dapat mengakses dengan melewati punggung bukit berbatu yang menantang dan menapaki jalanan pegunungan via Ferrata Ivano Dibona (jalur pendakian besi yang dipasang di tebing, lengkap dengan rute kabel, tangga, dan pengaman). Jalur ini memungkinkan pendaki untuk menaklukkan medan yang ekstrem sekaligus menikmati pemandangan yang luar biasa.
Selain posisinya yang ekstrem, arsitektur shelter ini juga unik karena memanfaatkan kontur tebing untuk menopang bangunan. Dinding yang menempel di batu, membuat struktur lebih kokoh dan tahan lama, bahkan setelah berdiri lebih dari seabad di ketinggian 2.700 meter di atas permukaan laut (8.858 kaki).
Arsitektur militer ini dengan unik memanfaatkan kondisi alam untuk bertahan dari cuaca ekstrem dan serangan musuh pada masanya. Bangunan ini juga menarik dari segi detail. Pintu dan jendela kecil tidak hanya memberi ventilasi dan cahaya, tapi juga berfungsi sebagai pos pengamatan bagi tentara Italia pada masa perang. Interiornya sederhana, tapi rapi, dengan ruang sempit yang cukup untuk bertahan hidup di ketinggian ekstrim pada masanya. Kombinasi batu, kayu, dan tata letak yang cerdas membuat shelter ini terasa unik dibanding bangunan militer lain pada masa itu.
Meski usianya lebih dari 100 tahun, Alpine Shelter masih berdiri kokoh hingga saat ini. Arsitekturnya yang sangat identik menjadikannya sebagai ikon perpaduan sejarah dan arsitektur militer.
Alpine Shelter merupakan salah satu destinasi yang dramatis di pegunungan Alpen. Alpine Shelter bukan hanya cermin kecerdikan arsitektur manusia, tetapi juga bukti ketahanan sejarah yang masih hidup di tengah alam liar Pegunungan Dolomites.
(das/das)










































