Punya rumah yang lahannya nggak simetris persegi atau persegi panjang bukan penghalang untuk mewujudkan rumah impian. Mungkin ada beberapa ruangan yang lebih sempit atau lebih luas dari yang lain, tetapi yang terpenting adalah fungsinya.
D Pocket House merupakan salah satu contoh hunian yang berdiri di lahan tak simetris yang berhasil dirombak menjadi rumah kekinian yang tampilannya estetik bak rumah di Pinterest. Bukan hanya itu, di dalamnya juga lengkap dengan elemen aksesibilitas yang dapat membantu penyandang disabilitas dan lansia.
Dhila, pemilik D Pocket House bercerita pada awalnya, ia dan suami tidak ada rencana untuk membeli rumah di dalam gang. Mereka pada awalnya hanya mengontrak di sana. Namun, setelah mencari rumah impian mereka di beberapa cluster, ternyata pengajuan KPR ditolak bank. Akhirnya mereka membeli rumah kontrakan di Jakarta Selatan dan tinggal di rumah dua lantai seluas 98 meter persegi dengan lahan 50 meter persegi.
Rumah sederhana tersebut, perlahan dipoles dari halaman hingga ke dalam. Dhila menyebut renovasi rumahnya dilakukan bertahap. Saat ini seluruh lantai bawah hingga ke tangga sudah selesai direnovasi.
"Renovasinya juga baru lantai satu, lantai dua masih seperti pada awalnya. Paling saya bagusin aja gitu, misalnya pintunya saya pakai NHPL segala macem. Tapi kayak lantai itu masih lantai lama kayak gitu-gitu. Paling dicat ulang. Alhamdulillah satu-satu ya renovasinya. Yang penting nyaman dulu. Namanya juga rumah tumbuh ya mbak. Daripada kita nggak mulai-mulai, yaudah lah kita nabung terus kita lakukan renovasi yang masuk budget," kata Dhila saat dihubungi detikcom pada Senin (17/11/2025).
Tampilan baru D Pocket House merupakan hasil perencanaan matang dan hati-hati antara dirinya dan suaminya. Mereka melakukan banyak riset dan melihat banyak referensi yang kemudian digambar ulang melalui aplikasi desain interior gratis. Semuanya dilakukan tanpa bantuan arsitek, desainer, ataupun kontraktor. Setelah persiapan dan biaya cukup, mereka meminta tukang bangunan harian mengeksekusi.
"Karena budgetnya juga terbatas. Kalau I have the money in the world sih kayak ya sudah gitu kan arsitek, desain interior gas gitu kan. Biar budgetnya bisa untuk yang lain juga. Bisa untuk misalnya beli sanitasi yang proper, terus ngisi furniture yang lebih bagus," ujarnya.
Setelah 10 tahun tinggal di D pocket House, Dhila dan keluarga mengaku nyaman. Meskipun di dalam gang, rumahnya berada di lingkungan yang nyaman dan tengah kota sehingga dekat ke mana pun, seperti kantor, rumah sakit, hingga taman kota.
Selain itu, gang di rumahnya tidak mengarah ke jalan mana pun, melainkan jalan buntu sehingga lingkungannya tidak berisik. Meskipun tergolong sepi, ia tetap membuat pagar dan memasang CCTV agar lebih aman. Kemudian, tetangga di sekitar rumahnya juga ramah dan saling menghormati privasi masing-masing meskipun lingkungannya cukup padat.
Ia merasa keputusannya membeli rumah dalam gang adalah keputusan yang tepat. Rumah dalam gang isa menjadi solusi bagi masyarakat yang sedang mencari rumah dengan harga yang lebih bervariatif. Untuk menemukan rumah-rumah dalam gang seperti dirinya, kuncinya adalah harus sering melihat-lihat rumah second yang masuk di pasar, baik secara langsung maupun melalui aplikasi.
"Jadi tips dari aku kalau punya waktunya coba aja keliling. Lihat-lihat. Nanti ada rumah reot, dijual, nego-nego harga, gitu. Kalau misalnya cocok, beruntung, mudah-mudahan dapat harga yang di bawah itu," katanya.
Lebih dari sekadar tempat tinggal, Dhila merasa rumahnya merupakan ruang di mana dia dan keluarganya bisa merasa aman. Apalagi ia memiliki anak yang butuh banyak perhatian sehingga rumahnya harus menjadi tempat yang memiliki aksesibilitas bagi semuanya.
"Salah satu poin aksesibilitas ini yang memang jadi pertimbangan utama kami, bukan hanya di kamar mandi tapi di keseluruhan user experience di rumah ini. Jadi mulai dari di teras kita pakai rem biar menanjaknya gampang. Kemudian ruang keluarga kita rombak. Terus kamar anak kita perkecil biar ruang keluarganya lebih luas dan bisa open plan dengan dapur sehingga mobilitas mudah," sebutnya.
"Terus kemudian di kamar mandi kita jadikan poin aksesibilitasnya lebih baik lagi dengan menginstal grip bar di area-area yang penting seperti shower, area toilet duduk, WC duduk. Sama kita install juga shower bench yang bisa dilipat. Lantai kita ganti dengan yang matte, jadi nggak licin," lanjutnya.
(aqi/das)