Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait mengecek langsung kondisi rumah yang masuk dalam program bedah rumah atau bantuan stimulan perumahan swadaya (BSPS). Ia terkejut saat melihat kondisi interior rumah warga karena dinilai sudah tidak layak huni.
Pria yang akrab disapa Ara itu melihat dua rumah warga yang berlokasi di RT/RW 11/09, Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Kamis (13/11/2025). Dalam kunjungannya tersebut juga ditemani oleh Dirjen Kementerian PKP Fitrah Nur dan Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) DKI Jakarta Kelik Indriyanto.
Saat memasuki salah satu rumah warga yang akan direnovasi, Ara terkejut melihat kondisi interiornya. Rumah warga itu tidak memiliki ventilasi udara yang baik dan minim cahaya sehingga terasa pengap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Wah kondisinya seperti ini ya. Tapi ini memang harus direnovasi, bagus kerja tim lapangan untuk mendatanya," kata Ara sambil melihat interior rumah warga yang akan direnovasi.
Ara juga menyempatkan diri untuk mengobrol dengan pemilik rumah. Kondisi di dalam rumah yang penuh dengan orang membuat Ara juga tampak berkeringat karena hawanya pengap.
Usai melihat rumah warga yang mendapat bantuan bedah rumah, Ara terlihat mengobrol dengan masyarakat sekitar sambil membeli puluhan kopi saset seduh. Ia membagikan kopi panas tersebut kepada sejumlah warga sekitar yang ikut berkumpul.
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait mengecek kondisi rumah penerima bantuan bedah rumah Foto: Ilham Fikriansyah/detikcom |
Di sela-sela ngopi bersama warga, Ara berjanji akan menambah kuota BSPS di Jakarta. Rencanaya ia bakal menambah hingga 1.000 unit rumah di Jakarta yang bakal direnovasi pada 2026.
"Di Jakarta tahun ini ada 158 (rumah), jadi saya naikkan minimal 10 kali lipat. Itu berarti sekitar 1.500-an unit rumah," ujarnya.
Ara berujar angka tersebut sebenarnya masih sedikit. Soalnya, jumlah rumah yang tidak layak huni di Jakarta menurut data terbaru mencapai 290 ribu unit.
"Pokoknya saya minta datanya secepatnya, (warga) yang paling miskin, (rumah) yang paling tidak layak huni, dan yang paling kumuh. Karena masih banyak rumah yang tak layak huni di Jakarta," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, pemerintah telah menetapkan kuota bedah rumah atau bantuan stimulan perumahan swadaya (BSPS) pada 2026 sebanyak 400.000 unit. Untuk bisa mendapatkan bantuan tersebut tentu ada kriteria masyarakat penerimanya.
Nantinya setiap orang yang mendapatkan BSPS akan diberikan uang Rp 20 juta. Rinciannya, sebanyak Rp 17,5 juta dipakai untuk membeli bahan bangunan dan Rp 2,5 juta untuk upah tenaga kerja.
(ilf/das)











































