Melania Trump banjir kritikan dari publik Amerika Serikat karena memeriahkan perayaan Halloween di White House atau Gedung Putih. Ibu Negara Amerika Serikat itu, menghiasi area depan Gedung Putih dengan lusinan labu segar.
Aksinya dianggap tidak peka terhadap situasi, mengingat jutaan warga Amerika tengah menghadapi ancaman krisis pangan akibat penutupan sementara pemerintahan. Dilansir dari Daily Mail, Jumat (7/11/2025), banyak warga menilai dekorasi tersebut tidak pantas dilakukan di tengah situasi sulit.
Penutupan pemerintahan yang terjadi sejak 1 Oktober 2025, membuat program bantuan pangan Supplemental Nutrition Assistance Program (SNAP) turut terhenti sementara. Akibatnya, sekitar 42 juta warga berpenghasilan rendah terancam kehilangan akses terhadap bahan makanan pokok mulai bulan depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah Trump disebut menolak menggunakan dana cadangan senilai US$ 5 miliar setara Rp 83 triliun yang sebenarnya dapat menutupi biaya operasional SNAP. Kebijakan ini memicu kemarahan publik, terutama di media sosial. Beberapa pengguna platform X (Twitter), menyoroti dekorasi labu yang dianggap berlebihan, di saat banyak orang kesulitan makan.
"Di sisi lain, warga Amerika sedang bersiap untuk kelaparan beberapa hari ke depan. Kamu jahat," tulis salah satu warganet di komentar X, dikutip dari Daily Mail (7/11/2025).
Menanggapi kecaman kritik tersebut, juru bicara Gedung Putih, Davis Ingle menyalahkan Partai Demokrat atas berhentinya program bantuan pangan.
Dekorasi Halloween White House/Akun X FirstLadyOffice Foto: Dekorasi Halloween White House/Akun X FirstLadyOffice |
"Demokrat menutup pemerintahan dan menghentikan program SNAP. Kami tidak akan membiarkan mereka juga merampas keceriaan Halloween anak-anak," ujar Ingle dalam pernyataannya dalam Daily Mail.
Meski menuai banyak kritik tajam, Presiden Donald Trump dan Melania tetap menggelar acara tahunan Halloween di Gedung Putih. Acara itu diselenggarakan bekerja sama dengan The International Fresh Produce Association (IFPA). Menurut laporan Daily Mail, lebih dari 7.500 apel dari negara bagian Washington dan New York disediakan untuk para tamu, bersama dengan ribuan bunga krisan dan labu berwarna-warni. Setelah acara itu selesai, IFPA akan menyumbangkan labu ke DC Central Kitchen.
Salah satu penyebab munculnya kritik terhadap Melania ini juga karena rekam jejak masa lalunya. Pada tahun 2018, Melania pernah terekam diam-diam mengeluhkan tentang repotnya menghias Gedung Putih untuk Natal, sementara publik saat itu tengah mengecam kebijakan imigrasi ketat pemerintahan Trump.
Kontroversi terbaru ini juga memperlebar perdebatan politik. Beberapa tokoh, seperti Matt Walsh menyerukan agar bantuan pangan dari program SNAP dihentikan sepenuhnya. Namun banyak pihak justru menentang keras, termasuk Gubernur Kentucky, Andy Beshear yang menegaskan bahwa memberi makan sesama adalah kewajiban moral.
Hingga kini, sekitar 42 juta warga Amerika Serikat masih bergantung pada bantuan SNAP untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari. Sebagian besar, penerimanya memang pekerja berpenghasilan rendah yang sangat membutuhkan bantuan.
Berdasarkan foto yang tersebar dari akun X @FirstLadyOffice, terlihat lusinan labu dengan berbagai ukuran, yang memang identik dengan perayaan Halloween itu disusun berjajar mengikuti jalannya tangga setengah melingkar. Dekorasi daun maple juga dipasang menggantung di antara pilar-pilar besar Gedung Putih itu.
Tak lupa tulisan "HALLOWEEN 2025" berwarna oranye di bagian atas pintu masuk Gedung Putih turut terpajang cantik dilengkapi dengan lentera klasik berwarna hitam. Karpet merah digelar di depan pintu, dengan hiasan labu dan tumpukan jerami, serta tangkai gandum kering yang disusun di dalam pot. Lampu sorot berwarna jingga juga dipasang, memberikan nuansa hangat khas Halloween.
Selain menjadi pusat pemerintahan, Gedung Putih juga dikenal sebagai salah satu bangunan bersejarah paling ikonik di dunia. Setiap perubahan tampilan, dikenal mencerminkan citra dan kebijakan pemimpinnya.
Kontroversi dekorasi Halloween kali ini menunjukkan bagaimana sebuah keputusan dapat memicu perdebatan sosial dan politik yang lebih luas. Dengan ini, sebuah keputusan, terutama yang berhubungan dengan Gedung Putih sebagai bangunan bersejarah, juga merupakan cerminan sensitivitas pemerintah terhadap kondisi rakyatnya.
(zlf/zlf)












































