Hasil Riset: Pasar Properti di Jaksel Laris Manis, Bogor Malah Lesu

Hasil Riset: Pasar Properti di Jaksel Laris Manis, Bogor Malah Lesu

ilham fikriansyah - detikProperti
Jumat, 24 Okt 2025 06:45 WIB
Ilustrasi perumahan
Ilustrasi perumahan. Foto: Shutterstock
Jakarta -

Di tengah kondisi ekonomi yang tidak stabil dan dinamika sosial di masyarakat, pasar properti di Tanah Air masih menunjukkan ketahanan yang solid. Hal ini terlihat dari data riset terbaru Pinhome Home Sell Index (PHSI) dan Pinhome Home Rental Index (PHRI) pada kuartal III 2025.

Meski terjadi stagnasi dan koreksi harga di sejumlah kota karena tekanan daya beli, melemahnya sentimen konsumen, dan tantangan dinamika sosial seperti demonstrasi massal menjelang akhir kuartal, tetapi sebagian besar kota masih menunjukkan pertumbuhan harga properti yang positif.

Misalnya di wilayah Jakarta. Data terbaru PHSI menunjukkan properti di Jakarta mengalami pergerakan harga yang beragam. Hal itu menunjukkan pergerakan harga rumah kini ditentukan oleh kualitas wilayah, seperti kualitas lingkungan, konektivitas, dan persepsi terhadap masa depan kawasan. Jadi tidak hanya semata oleh tren pasar secara umum.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti di Jakarta Pusat dan Jakarta Timur yang mengalami stagnasi dengan koreksi harga -1% hingga -4%, terutama di wilayah Johar Baru. Hal ini dipengaruhi oleh tekanan daya beli yang menurun dan sentimen akibat dinamika sosial di masyarakat, terutama di kawasan Jakarta Pusat.

Lain halnya di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Utara yang mengalami kenaikan sebesar 3% untuk tipe rumah 55-120 di Jaksel dan tipe di bawah 54 di Jakut. Hal ini diakibatkan proyek pengendalian banjir dan normalisasi saluran air.

ADVERTISEMENT

Selain itu, penataan kawasan di Fatmawati hingga TB Simatupang turut mengerek nilai harga jual rumah di Jaksel. Sementara itu, proyek logistik Kalibaru dan kelanjutan pembangunan pelabuhan di Cilincing turut menaikkan harga rumah hingga 2% untuk tipe 55-120 dan 1% pada tipe di atas 201.

Sementara itu, wilayah Jakarta Barat terutama di Cengkareng, mengalami kenaikan 2% untuk tipe rumah 55-120 dan 1% untuk tipe di atas 201. Faktor ini dipengaruhi oleh progres pembangunan Jalan Tol Kamal-Teluknaga-Rajeg.

Sejumlah kota penyangga seperti Bogor dan Tangerang memiliki nasib yang berbeda. Harga jual rumah di Tangerang mengalami kenaikan sebesar 3% untuk tipe di bawah 54 karena ekspansi industri Cikupa-Balaraja. Sedangkan di Bogor terjadi koreksi -4% (tipe di atas 201) akibat dampak dari sentimen negatif pasar premium Jakarta.

CEO Founder Pinhome Dayu Dara Permata mengatakan ketahanan pasar properti Tanah Air tak lepas dari peran aktif pemerintah dalam membuat kebijakan penting, salah satunya insentif PPN DTP yang diperpanjang hingga 31 Desember 2027.

"Kebijakan seperti penurunan suku bunga dan insentif PPN menjadi penopang utama stabilitas pasar, terutama di segmen menengah ke bawah. Rumah tipe di bawah 120 mΒ² terus mendorong pasar berkat permintaan dari pembeli rumah pertama," kata Dara dalam keterangan resminya yang diterima detikcom, Kamis (23/10/2025).

Lain halnya dengan tren harga sewa rumah di Jakarta. Data PHRI menunjukkan pasar sewa rumah pada kuartal III 2025 cenderung melemah, terutama di segmen kecil dan menengah.

Misalnya di Jaksel, harga sewa rumah untuk tipe di bawah 55-120 mengalami penurunan hingga 3%. Meski begitu, harga sewa rumah tipe 121-200 di Jaksel justru tumbuh sebesar 2% karena banyak diincar para ekspatriat yang ingin tinggal di dekat sekolah internasional.

Sedangkan tipe rumah di atas 201 mengalami koreksi -2% di Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. Hal ini merupakan dampak dari serviced apartment dan apartemen premium yang lebih diminati ekspatriat dan pekerja penempatan sementara.

Kota penyangga seperti Depok dan Tangerang juga terjadi penurunan harga sewa pada tipe rumah di atas 201, masing-masing -2% dan -3% akibat banyak rumah besar yang dilaihkan dari pasar jual ke pasar sewa, sehingga menambah tekanan di segmen properti premium.

Dara menyebut tren properti di Tanah Air diprediksi akan mengarah ke lebih positif. Sebab, sentimen mulai membaik pasca reshuffle kabinet serta injeksi likuiditas Rp 200 triliun ke bank-bank BUMN menjadi faktor kunci yang mendorong pemulihan, khususnya di segmen rumah terjangkau.

"Kombinasi antara kepercayaan pasar dan pelonggaran likuiditas ini berpotensi mempercepat pertumbuhan permintaan, sekaligus menjaga stabilitas harga di tengah kondisi ekonomi yang masih dinamis," pungkas Dara.




(ilf/das)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads