Setelah buang air di kamar mandi, umumnya seseorang akan membersihkan dirinya menggunakan air. Lalu, beberapa negara lain pun warganya memakai tisu. Nah, ternyata ada info menarik tentang cara bangsa Romawi kuno cebok, lho.

Perlu diingat bahwa zaman dulu ilmu dan teknologi belum semaju sekarang. Maka tak heran kalau cara orang cebok dulu kurang higienis.

Dilansir dari JSTOR, Kamis (9/10/2025), menurut Philippe Charlier, Luc Brun, Clarisse Prêtre, dan Isabelle Huynh-Charlier dalam artikel 'Kebersihan Toilet di Era Klasik', orang Romawi punya cara tersendiri untuk membersihkan diri setelah pakai toilet. Mereka menggunakan benda untuk mengelap diri.

Cara pertama adalah menggunakan alat yang disebut tersorium. Bentuknya seperti loofah, tetapi terbuat dari spons laut segar, yang ditempelkan pada ujung tongkat kayu. Alat ini mirip seperti tongkat buat menggosok punggung.

Setelah menggunakan tongkat untuk menyeka sisa kotoran dengan spons, orang tersebut akan mencelupkan spons ke dalam ember berisi air atau cuka. Langkah itu guna membersihkan spons agar bisa digunakan orang berikutnya.

Air memang tidak terlalu efektif untuk melakukan sterilisasi menurut standar modern. Namun, cuka terbukti jauh lebih efektif.

Berbeda halnya bagi warga miskin, mereka tidak mampu membeli tersorium. Untuk itu, alternatifnya adalah tembikar bekas. Pecahan tembikar atau pessoi sangat mudah didapatkan secara gratis, bahkan melimpah di tempat pembuangan sampah Yunani-Romawi.

Namun, bukan sembarang pecahan tembikar yang dipakai. Di agora Athena, para arkeolog menemukan pessoi yang telah dipotong ulang dari pecahan keramik lama untuk menghasilkan sudut-sudut halus yang meminimalkan trauma pada anus.

Selain alat cebok, toilet Romawi Kuno juga menarik untuk diketahui. Penduduk miskin biasanya buang kotoran di bejana lalu membuangnya ke tong. Sementara itu, orang kaya memiliki toilet pribadi, dikutip dari Deutsche Welle.

Kemudian, banyak orang juga menggunakan jamban. Kotoran yang dibuang di toilet itu selalu tersiram. Toilet itu digunakan buat umum, terbuka bagi 50-60 orang. Tak jarang toilet tersebut malah jadi tempat buat berdiskusi.

Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.

Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini