Kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari toilet. Setiap hari pasti orang-orang ke toilet buat buang air.
Beruntungnya sekarang ada akses ke toilet yang nyaman dan higienis. Biasanya setiap rumah dilengkapi kamar mandi beserta toilet.
Nah, coba bayangkan seperti apa toilet zaman dulu. Tentunya nggak secanggih dan senyaman sekarang ya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari Deutsche Welle, Kamis (9/10/2025), orang-orang dari ribuan tahun lalu sudah sadar bahwa kotoran harus dibuang dengan benar. Seperti pada 3500-3000 Sebelum Masehi, bangsa Sumerian di Mesopotamia telah membangun toilet.
Toilet tersebut berupa lubang dalam yang dilapisi tabung keramik bertumpuk sebagai tempat duduk. Kotoran padat akan tertampung di dalam wadah, sedangkan cairan merembes keluar melalui lubang-lubang di dalamnya. Saat itu, tidak ada sistem penyiraman.
Kemudian, bangsa Babilonia dan Asyur juga membuat toilet dari dua dinding kecil dan satu celah sempit untuk buang kotoran. Kotoran tersebut hanyut ke dalam kanal bersama air yang digunakan untuk mandi.
Toilet semacam itu baru digunakan secara luas hingga zaman Yunani dan Romawi kuno. Penduduk miskin biasanya buang kotoran di bejana lalu membuangnya ke tong, sedangkan orang Romawi yang lebih kaya memiliki toilet pribadi.
![]() |
Selain itu, banyak orang menggunakan jamban yang terbuka bagi 50-60 orang. Kotoran yang dibuang di toilet itu selalu disiram. Saking ramenya, tak jarang toilet umum malah jadi tempat buat berdiskusi.
Setelah Kekaisaran Romawi runtuh, budaya toilet mewah pun menghilang. Masyarakat biasa pada Abad Pertengahan buang hajat di dalam bejana, lalu membuangnya ke jalan.
Pada masa itu, toilet umum maupun pribadi sangat jarang. Bahkan, penghuni kastil menggunakan ceruk-ceruk kecil di dinding sebagai toilet. Kotoran dan urin sering kali mengalir ke parit sehingga memicu wabah penyakit kolera dan tipes.
Seiring berjalannya waktu, toilet tidak berkembang secara drastis. Orang-orang kerap buang air di kandang kuda atau ladang.
Bahkan, para bangsawan yang menghuni istana Louis XIV tidak terlalu mementingkan persoalan privasi dan higienitas toilet. Meski ada 2.000 kamar tidur di Istana Versailles, hanya ada satu toilet di bangunan itu.
Bejana seringkali meluap dan kotorannya langsung dibuang ke luar jendela-jendela istana. Sementara itu, para tamu bangsawan suka buang air di taman.
Toilet dengan teknologi flush atau penyiraman baru mulai dikenal di Eropa pada paruh kedua abad ke-19. Padahal, penyair Inggris Sir John Harington sebenarnya sudah menciptakannya sejak 1596, tetapi orang-orang belum menyadari manfaatnya sehingga rancangannya terlupakan.
Setelah hampir 200 tahun, penemu asal Inggris, Alexander Cummings mengajukan paten dan menambahkan pipa pembuangan melengkung ganda pada toilet untuk melawan bau busuk. Langkah itu membuka jalan bagi produksi toilet siram pada akhir abad ke-19.
Toilet flush kemudian mulai muncul di kota-kota besar Eropa. Lalu, pengembangan instalasi pengolahan limbah muncul sekitar 100 tahun lalu. Dengan begitu, sungai dan aliran air di Eropa bebas dari kotoran manusia.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(dhw/das)